2

310 67 17
                                    

Falicia membawa Snape menjauh dari aula besar, terus menarik tangannya hingga mereka benar-benar sampai di koridor sepi, hanya ada beberapa murid yang berjalan disana.

Snape melepaskan cengkraman tangannya dengan kasar, menatap Falicia dengan marah. "Kenapa tidak ada alasan yang lebih baik selain pergi meninggalkan aula? Aku harus mengisi perutku"

Falicia menatapnya tak kalah marah. "Aku sudah membantumu menjauh dari Trelawney!"

Snape berdecak.

"Kau ini sebenarnya serius mau dibantu atau tidak?" Falicia bertanya dengan nada yang amat geram.

"Kalau aku tidak serius meminta bantuan mu, aku tak akan menuruti semua perintah mu seperti orang bodoh tadi" kesal nya.

Falicia mencoba menghela nafasnya dan tidak terbawa emosi, seharusnya ia tidak mengeluarkan rasa kesalnya karena itu hanya akan membuat Snape semakin susah di atur, ia mencoba menenangkan dirinya.

"Baiklah, aku sarankan kita hanya akan bersikap romantis kalau Trelawney berada di sekitar kita" akhirnya Falicia memberi saran.

"Itu lebih baik, berarti aku tak harus melihat wajahmu lagi karena disini tak ada Trelawney!" sentak pria itu, lalu pergi meninggalkan Falicia yang menyunggingkan senyum kesalnya, meskipun ia berusaha sesabar mungkin untuk menghadapi Snape, tetap saja pria itu sulit untuk di ajak berkompromi, rasanya ia ingin membunuh pria itu.

Snape berjalan menuju laboratorium Ramuan nya, tempat yang sangat cocok baginya untuk menenangkan diri dari semua masalah yang menimpa nya, disana juga adalah tempat persembunyian yang aman dari Trelawney.

Sambil membuka pintu ramuan, pria itu mengingat-ingat bahan apa saja yang sudah mulai berkurang disana, namun ia masih mau melakukan pekerjaannya dan membeli bahan-bahan ramuan nanti.

Madam Pomfrey selalu meminta bantuan padanya untuk mengirim beberapa ramuan ke rumah sakit Hogwarts, itu juga berguna bagi anak-anak yang jatuh sakit, kadang dia harus begadang untuk menyelesaikan ramuan nya yang sangat rumit.

Tengah asyik dengan ramuan yang ia buat, tiba-tiba pintu laboratorium terbuka dengan sendirinya, menampilkan McGonagall yang membawa perkamen-perkamen kecil di tangannya.

"Minerva?" Snape kebingungan mengapa wanita itu ada disini.

"Ada sesuatu yang aku inginkan" ucap wanita itu.

Snape menaikan sebelah alisnya. "Apa itu?"

"Saran darimu"

Snape semakin kebingungan dibuatnya. "Saran apa yang kau maksud?"

McGonagall lebih suka meminta saran pada pria di hadapannya karena ia adalah orang yang jujur dalam berkata-kata. Meskipun kejujuran nya selalu tidak mengenakan hati.

"Begini Severus, bagaimana menurutmu jika kita mengadakan pesta untuk menyambut Profesor Hope?"

Snape menaikan sebelah alisnya. "Kita tak pernah melakukan itu pada Profesor sebelumnya"

"Aku tahu, tapi bagaimana kalau kita mengadakan pesta? Apa kau akan setuju dengan itu?"

"Terserah, jika pestanya tidak merugikan ku, kurasa tidak apa-apa" ucapnya, sambil memasukan beberapa bahan ramuan kedalam kualinya.

"Aku juga berharap kalau murid-murid bisa lebih mengenal satu sama lain, jadi aku akan menyuruh mereka membawa satu pasangan untuk datang ke pesta"

"Kau mengingatku pada Yule ball"

"Mungkin sama dengan yule ball, namun ini untuk menyambut Profesor baru kita"

Snape menghela nafas. "Baiklah, aku mengerti, asal kau tidak menyuruhku untuk mencari pasangan juga"

Eternal Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang