Snape membesarkan belanjaan milik Falicia yang tadi dibeli nya, lalu ia juga mendudukan diri di sofa sambil membaca buku yang baru saja di belinya.
Dibuku itu tertulis langkah-langkah melakukan penukaran nyawa, bahkan sampai resiko menggunakannya dan kemungkinan kecil bisa dilakukan.
Tetapi buku itu sedikit memberinya harapan, ketika ia membaca salah satu lembaran buku yang tertulis bahwa mantra itu bisa saja berhasil jika ingin di coba, karena sudah lama tak pernah ada yang mau mencoba, mungkin jika ada satu orang lagi yang mencoba, itu akan berhasil.
Snape memang mempunyai kehidupan yang membosankan dan tidak menyenangkan, mungkin jika hidupnya di berikan kepada Falicia, ia akan sedikit merasa bangga, namun ia tertawa renyah karena rasa takut kalau kegagalan yang menghampirinya.
Jika mantra itu gagal, bukan hanya Falicia yang akan mati, tapi dirinya juga, bisa dikatakan itu hanya sia-sia.
Tengah asyik melamun, tiba-tiba Snape di panggil oleh gadis yang sudah setengah jam berada di kamar mandi, Snape segera berlari ke arah pintu kamar mandi.
"Kau sudah selesai?" Tanya Snape dari luar.
"Kurasa sudah, tapi aku tak tahu bagaimana caranya keluar dari bathup"
Snape menghela nafas nya, , lalu ia membuka pintu kamar mandi tanpa menutup matanya, toh tubuh Falicia masih berada didalam air dan tersembunyi, Snape berjalan ke arahnya dan bisa dilihat Falicia yang sedang menyembunyikan diri, yang terlihat hanyalah setengah dari wajahnya.
"Tutup matamu!" Suruh gadis itu.
Snape memutar bola matanya, lalu kembali menutup mata, bisa dirasakan lengan gadis itu mencoba mencengkram lengannya, dengan cepat Snape langsung menggendongnya dan Falicia melingkarkan tangannya di leher pria itu lagi.
"Bawa aku ke wastafel lagi, lalu ambil handuk untukku"
"Iyaaa" kesal Snape, lalu berjalan dengan santai karena tahu dimana posisi wastafel itu, ketika Snape selesai mendudukan gadis itu, ia segera berbalik dan mengambil handuk yang kebetulan ada dekat wastafel, dia menyerahkan itu kepada Falicia.
Gadis itu segera memakai handuknya dengan cepat. "Aku selesai, kau boleh membuka matamu" ucap gadis itu sambil tersenyum lebar.
Snape menatap Falicia yang hanya menggunakan handuk ditubuhnya, meskipun dia tidak lagi bertelanjang, tetap saja penampilan seperti itu sangat berbahaya.
"Gendong aku ke kamarku" ucap gadis itu, sambil merentangkan kedua tangannya.
"Kenapa aku jadi seperti peri rumah bagimu" gerutu Snape.
Falicia seketika merasa bersalah. "Maaf, aku terlalu banyak meminta bantuan ya?"
Snape segera menggelengkan kepalanya, lalu kembali menggendong tubuh gadis itu yang terlilit handuk. "Tidak apa-apa, aku senang melakukannya" meksipun ini melelahkan, tak bisa di pungkiri bahwa Snape merasa senang karena bisa terus berada didekatnya, apa sebenarnya yang ia pikirkan?.
Snape membawa Falicia ke kamarnya, lalu mendudukan nya disana dan membantunya memilih pakaian, benar-benar hal yang melelahkan namun ia tidak ingin memprotesnya.
Snape membantu Falicia mengenakan baju nya, bukan dengan cara yang tidak sepantasnya, melainkan dengan tongkat sihirnya sehingga baju itu bisa langsung terpakai di seluruh tubuh gadis itu.
Setelah melakukan semua yang membuat Snape kerepotan, akhirnya Falicia memutuskan untuk diam, aneh rasanya karena kakinya tak bisa di gerakan, seperti kehilangan sesuatu dalam hidupnya.
"Kau sudah meminum ramuanmu?" Snape bertanya, sambil menyimpan beberapa ramuan di ranjang gadis itu.
"Minumlah" katanya, sembari menyodorkan beberapa tabung kecil, tak lupa dengan obat-obatan yang harus di telan oleh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love✅
Novela Juvenildimulai dari Sybill Trelawney yang mengungkapkan perasaannya kepada Severus, bahkan terus mengejarnya meskipun Severus menolaknya berulang kali, sampai seorang guru baru datang dan menawarkan bantuan kepada Severus untuk membantunya menjauh dari Pro...