End

500 56 38
                                    

Snape berjalan disebuah lorong bernuansa putih dengan asap yang mengepul disana-sini, ia pikir bahwa dia sudah mati dan di masukan kedalam neraka, namun anehnya ia merasa sangat lelah padahal baru saja tiba disana.

Snape mendudukan dirinya yang merasa aneh, dia ingat beberapa jam yang lalu bahwa ia sedang berada di sungai dengan Falicia yang ada dihadapannya.

Pria itu ingin tahu apakah mantranya berhasil, apakah kakek itu bisa membuat Falicia sembuh dan hidup kembali? Lalu apa yang sekarang sedang dibuat oleh Falicia? Mungkin dia sedang merencanakan untuk mendaki bukit tertinggi dan berlari kencang mengelilingi Hogwarts.

Namun Snape merasa hampa, mati pun tak ada gunanya jika ia meninggalkan seseorang yang dicintainya di bumi, ia ingin hidup lagi untuk melihat wajah indah yang selalu di tatapnya setiap pagi, dia ingin mendengar suara lembut dari gadisnya yang sering ia dengar setiap hari.

Ia menekuk lututnya sendiri dan menenggelamkan wajahnya dengan penuh kesedihan dan kekecewaan, hatinya benar-benar kosong sekarang.

Seseorang menaruh tangannya di pundaknya, Snape terperanjat kaget karena ia berfikir hanya ada dirinya di sana, sendirian tanpa ada seorangpun yang menemaninya.

"Berbaliklah.." suara nya terdengar indah dan familiar di telinga Snape, lalu dengan cepat pria itu berbalik untuk mengetahui siapa pemilik suara itu.

Dia membulatkan matanya sambil menggelengkan kepalanya pelan, bahkan dia tidak bisa berkata-kata lagi ketika melihat seseorang yang ada di hadapannya kini.

"Fal, kenapa disini?" Ia tak sadar kalau mulutnya mulai mengeluarkan suara.

Falicia terkikik sambil melompat-lompat kegirangan. "Aku sudah sembuh Severus, aku bisa berjalan lagi dan aku tidak perlu meminum semua obatku setiap pagi"

Snape masih tercengang. "Kenapa kau disini? Kau seharusnya ada di rumahmu"

Falicia tersenyum kecil, lalu segera melompat ke pelukan Snape sehingga membuat pria itu terkapar dengan Falicia yang berada di atasnya.

"Kenapa kau disini?" Untuk yang kesekian kalinya, Snape menanyakan pertanyaan yang sama.

"Menurutmu kenapa?" Gadis itu malah bertanya balik, yang membuat Snape semakin kesal.

"Kenapa kau tidak jawab saja pertanyaan ku?"

Falicia menghela nafasnya. "Kakek tua itu sepertinya gagal melakukan mantra nya, maka dari itu aku ada disini bersamamu"

Snape membulatkan matanya, lagi-lagi ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Kenapa? Bagaimana bisa dia gagal?"

"Setiap manusia pasti pernah gagal Severus, kakek itu bukan Tuhan" kata Falicia.

"Aku tahu!" Snape tiba-tiba membentak, dan itu membuat Falicia merasa kaget bukan main. "Tapi bukankah kau ingin hidup? Sekarang aku merasa bodoh karena gagal memberikan nyawaku padamu!" Snape tidak ingin menyalahkan kakek tua itu, namun dia juga kecewa atas kegagalan yang didapat kan nya.

Falicia membelai wajah pria itu. "Tidak perlu kecewa Severus, seharusnya aku yang minta maaf padamu karena telah menyia-nyiakan nyawamu"

Snape menggeleng cepat. "Aku tidak peduli dengan nyawaku, aku hanya peduli padamu!" Bentak nya lagi.

"Severus!" Falicia balik membentaknya. "Aku sudah berusaha untuk tetap hidup, aku selalu berusaha melakukannya agar bisa melihat orang tuaku bahagia, lalu kau datang ke hidupku dan memberiku semangat tambahan sehingga aku ingin terus hidup"

Snape menatap Falicia dihadapannya, wajah mereka sangat dekat dan itu membuat nafas nya tercekat.

"Namun kehidupan tak pernah memihak padaku, seberapa keras pun aku berjuang, kematian pasti akan menjemputku karena inilah takdir ku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eternal Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang