#02 Iman dan takwa

32 15 9
                                    

-daun saja tidak pernah memarahi angin yang selalu menjatuhkannya,karena angin pula yang membantu nya berkembang- Arka

"Kalian tahu filosofi daun dan angin?" Tanya Arka random kepada para mahasiswa nya.

"Daun ngga pernah ngambek sama angin. Padahal tiap hari angin menjatuhkannya." Jawab Rina dengan percaya diri.

"Emang lu tau daun kalo ngambek gimana?" Balas Liya.

"Apaan si,dasar mulut corong" balas Rina dgn jutek.

"Sa ae lu cocor bebek" balas Liya tak kalah sewot.

"Sudah sudah. Kalau masih mau lanjut, silahkan dilanjutkan dilapangan." Kata Arka yang membuat kedua sohib yang jarang akur itu terdiam.

"Jadi,benar kata Rina. Daun saja tidak pernah memarahi angin yang selalu menjatuhkannya,karena angin pula yang membantunya berkembang" jelas pak Arka. Beliau menjeda sebentar penjelasannya lalu melanjutkannya sesaat kemudian.

"Caranya,dengan penyerbukan. Angin membawa daun daun layu pergi. Sama seperti nasib yang membawa kenangan luka lama pergi. Dan angin menerbangkan serbuk² baru dari bunga lain untuk membuat bunga yang baru. Sama seperti nasib yang membawa masa depan,untuk membuat lembaran hidup yang baru"

Semua mahasiswa yang ada disana melongo kagum mendengar penuturan Arka.

"Udah cakep,masih muda,pinter filosofi lagi. Bismillah dapet adeknya" kata salah satu mahasiswi yang langsung membuat kelas heboh.

"Anjirr GG lu."

"Sa ae lu." Dan masih banyak lagi sorakan² heboh.

Karena sang mahasiswi dengan beraninya menyatakan secara tidak langsung bahwa dia mengharapkan adik dari Arka.

Arka hanya menggeleng sambil tersenyum melihat kelakuan mahasiswa jaman sekarang.

Sementara kelas riuh dari tadi,ada seseorang yang diam saja memerhatikan secara rinci dengan seulas senyum tipis dan tangan menopang dagu.

Dia adalah salah satu pengagum dalam diam dosen Arka. Fayna Saydah Azzahra.

***

Setelah kegiatan kampus Fayna dkk selesai,mereka pun pulang bersama sama. Liya membawa sepedanya sendiri sementara Fayna menumpang pada Rina.

Bukannya nggak bondo tapi karena Fayna sebenarnya memang pulang jalan kaki karena kost nya dekat dengan kampus. Tapi,kedua sahabatnya terlalu baik hingga menawarkan tumpangan walau hanya beberapa ratus meter.

"Rin,berhenti di gang depan situ aja deh ya. Aku mau mampir ke mesjid dulu soalnya." Kata Fayna menginstruksi.

"Ohh gitu,oke oke." Balas Rina.

Setelah hampir sampai di depan gang yang Fayna tunjuk, Rina pun menepikan motornya dan perlahan lahan berhenti.

"Thanks ya,Rin. Dah nganterin" kata Fayna sambil tersenyum manis.

"Santai lah,Fay. Kayak baru kenal kemaren aja. Haha" Balas Rina dengan tawa nya yang garing.

"Yaudah,aku duluan yah. Tuh,si Liya dah duluan didepan" kata Fayna sambil menunjuk kearah Liya. Dan benar saja,Liya sudah pergi jauh karena tak menyadari kalau Rina berhenti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear My Lecture !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang