Act 03

763 180 13
                                    

Bapak Prasetya Hartono memiliki dua orang putri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bapak Prasetya Hartono memiliki dua orang putri. Kembar, tetapi tidak identik. Sang kakak bernama Melisa Jingga Prasetya dan sang adik bernama Rosena Biru Prasetya.

Mereka jauh berbeda. Melisa hebat dalam bidang akademik, cerdas, dan genius. Sedangkan Rosena hebat dalam bidang non akademik seperti seni. 

Realitasnya, seluruh keluarga besar Rose berkarier dalam bidang kesehatan. Begitupun papa dan mama yang seorang dokter. Papa dokter bedah tersohor di Jakarta dan mama dokter kandungan. Bahkan Melisa, saudara kembar Rose sangat ingin menjadi seorang dokter seperti kedua orang tua mereka.

Lantas bagaimana dengan Rose sendiri?

Rose sejak kecil tidak pandai dalam pelajaran sains. Dia bodoh dalam matematika, lemah dalam fisika, malas dengan biologi, dan benci pada kimia.

Karena keharusan memilih kelas ipa saat SMA, Rose benar-benar kelimpungan bukan main. Dia selalu mendapat peringkat kurang bagus di kelas. Tidak seperti Melisa yang selalu peringkat paralel SMA. Juara olimpiade sains se-Indonesia dan banyak lagi.

Akan tetapi, hampir semua cabang seni Rose kuasai. Sayang, bakat itu membuat sepanjang hidup Rose selalu berada di nomor dua. Tidak pernah dibanggakan seperti Melisa.

Namun, meski peringkat akademik buruk dan selalu di belakang Melisa, Rose tidak kalah dalam memenangkan trophy baik mandiri atau mewakili sekolah.

Yang berbeda adalah prestasi yang dicetak Rose berhubungan dengan seni. Juara pertama painting tingkat Asean, Juara fotografi tingkat SMA seprovinsi DKI Jakarta, Juara menyanyi dan masih banyak lagi.

Memang sih, lagi dan lagi tidak sebanding dengan Lisa.

Kendati demikian, Rose cukup beruntung. Papa dan mama yang terlalu fokus pada Lisa membuat Rose memiliki kebebasan untuk mengembangkan bakat ; meskipun tetap harus memilih kelas ipa di SMA.

Papa dan mama selalu bilang, "Ya, terserah kamu." Bahkan saat Rose mengatakan ingin mengambil jurusan seni saat kuliah, orang tuanya iya-iya saja.

Kedua orang tua terlalu tidak peduli atau memang  sadar akan bakat Rose yang menciptakan banyak prestasi. Rose juga tidak tahu. Setidaknya dia tetap bahagia karena bisa melakukan apa yang disukai meski selalu menjadi nomor dua.

Namun, semua berubah semenjak kejadian tragis menimpa Lisa. Gadis cantik berponi itu harus kembali pada pelukan bentala di usia delapan belas tahun karena sebuah kecelakaan. Padahal, Melisa sudah diterima dikedokteran UI lewat  jalur undangan.

Rose sangat terpukul. Melisa saudara kembarnya. Mereka berdua berbagi rahim yang sama, tumbuh bersama, berbagi suka dan duka bersama.

Saat Melisa masih hidup,  Rose tidak pernah menyalahkan saudaranya atas ketidakadilan papa dan mama. Menurutnya, itu murni karena kesalahan orang tua.

Renjana [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang