Hari demi hari terlewati dengan begitu cepatnya. Tidak terasa sudah hampir tiga minggu Reva dan Tristan berada di pesantren. Sepasang anak dari Reynan itu tampaknya mulai terbiasa dan menikmati hari-hari mereka dengan baik. Reva juga sudah jarang membahas soal pulang, apalagi Tristan yang sejak awal memang tak terlalu memberontak. Hanya saja, mau tidak mau, siap tidak siap, lebaran nanti keduanya tetap akan dipulangkan. Lebih tepatnya, Reva dan Tristan harus mulai memikirkan soal pendidikan mereka. Selesai lebaran dua orang itu akan terbang ke negeri orang untuk memasuki dunia perkuliahan di universitas impian.
Reva duduk di kursi taman belakang pesantren, sebuah sapu berada di pegangannya sisa ia membersihkan daun-daun kering tadi. Hari ini Reva sedang tidak berpuasa, biasalah perempuan.
"Assalamualaikum."
Reva mendongakkan wajah seraya membalas salam. Ia tersenyum ke arah Adinda yang entah sejak kapan sudah berada di sampingnya.
"Teh, mau ikut ke kebun pesantren gak? Teh Reva belum pernah ke sana 'kan? Adinda disuruh ambil sayur." tawaran Adinda disambut dengan baik oleh Reva. Keduanya lalu berjalan berdampingan melewati jalanan kecil untuk lalu tiba di lahan persawahan.
Reva menatap kagum pemandangan di depannya. Baru tahu ada tempat ini di pesantren. Sambil mengikuti langkah Adinda, gadis bergamis abu-abu itu mengedarkan pandangan ke arah sekitar. Hingga suara anak-anak sedang mengaji berbaur dengan deburan air mengalihkan perhatiannya.
"Adinda mau ambil sayurnya dulu. Di bawah ada Teh Nabila loh, Teh. Lagi ngajarin anak-anak kampung sini ngaji. Teteh turun aja, nanti ada gazebo di pinggiran sungai," ujar Adinda. Reva menganggukkan kepalanya, mulai melangkahkan kaki untuk turun ke tempat yang lebih rendah. Dan benar saja rupanya, ada sebuah gazebo di pinggiran sungai yang mana diisi anak-anak sedang belajar mengaji.
Reva menghampiri gazebo tersebut, dari kejauhan dia sudah bisa menemukan keberadaan Nabila dan juga seorang Arga Septian. Setelah mengucap salam, dia naik ke gazebo dan duduk di samping Teh Nabila.
"Kamu kok bisa di sini?"
"Iya, tadi nemenin Adinda ngambil sayuran."
Nabila mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu, dia meminta izin untuk melanjutkan acara mengajar mengaji. Reva sendiri hanya diam, memperhatikan anak-anak itu juga Asep yang dengan telaten mengajari seorang anak laki-laki.
Hingga acara belajar mengaji anak-anak berakhir, Adinda tidak juga menyusul Reva, jadilah gadis itu pulang ke pesantren bersama Asep dan Teh Nabila. Sepanjang jalan mereka bercerita tentang banyak hal, entah itu soal pesantren atau di luarnya.
"Reva rencana lanjut kuliah di mana?" tanya Nabila.
"Pengennya di Harvard sih, Teh," jawab Reva.
"Wah, bagus dong. Didoa'in semoga bisa masuk, ya. Nanti sering-sering main ke sini lagi kalau libur kuliah. Ummi Aisyah pasti kangen banget sama kamu," ujar Teh Nabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl, Nyantri?
Teen FictionDIHARUSKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! =Proklisi Series Special Ramadhan 2021= 🕌🕌🕌 Ramadhan tahun ini sepertinya akan terasa berbeda bagi seorang Revalina Alea Gresson. Karena kenakalannya yang ampun-ampunan, daddy-nya berniat mengirimkan ia ke sebuah...