Hari kedua di bulan ramadhan, Reva diajak Tristan dan Asep untuk melatih anak-anak pesantren ilmu bela diri, sekaligus ngabuburit, katanya.
Reva menghela nafas panjang, badannya lemas karena sudah lama tidak menjalankan puasa. Ramadhan-ramadhan sebelumnya ia lewati seperti hari-hari biasa. Lapar, ya makan. Haus, ya minum. Berbeda mulai sekarang dan seterusnya.
Kata Ummi Aisyah, solat dan berpuasa itu kewajiban. Hukumannya jika meninggalkan adalah neraka. Tristan sudah kelihatan hilal mau bertobat, kalau ia masih saja bandel, masa mau masuk neraka sendirian? Kan gak lucu banget.
Dengan agak sedikit dipaksakan, Reva akhirnya mau ikut ke padepokan. Beberapa santri dan santriwati terlihat sudah berkumpul dan melakukan pemanasan.
Reva disuruh Tristan memisahkan diri untuk melakukan pemanasan. Ia kebagian melatih anak-anak perempuan yang usianya masih di bawah 15 tahunan. Dan ternyata melatih mereka lebih ribet dari perkiraan.
"Maju sedikit." Reva menggeser kaki salah satu santri wati agar kuda-kudanya benar. Begitu pun yang ia lakukan pada yang lainnya.
Yang Reva ajarkan hari ini hanya beberapa ilmu dasar, melanjutkan apa yang sudah Asep ajarkan. Ia sempat terkejut setelah mengetahui kalau sebelumnya Asep mengajar semua santri dan santri wati di sini sendirian. Boleh juga cowok itu, pikirnya.
Menyadari gerak-gerik dari arah belakangnya, Reva langsung pasang kuda-kuda dan menangkis serangan Tristan. Cowok itu memang suka jahil.
Memelintir tangan Tristan sampai bilang 'ampun!' adalah yang dilakukan Reva selanjutnya.
"Belum aja gue patahin tangan lo," ancam Reva. Tristan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya sebagai tanda perdamaian.
"Apa liat-liat? Mau juga?" tanya Reva nyolot saat Asep mencuri-cari pandang ke arahnya dan Tristan.
"Adek lo titisan macan betina kayaknya," ujar Asep pada Tristan. Dua cowok itu langsung ngibrit ke tempat mereka semula saat Reva sudah pasang kuda-kuda hendak menyerang.
Selepas mengajar silat, Reva membersihkan tubuhnya, lalu pergi ke dapur menemui Ummi Aisyah dan Teh Nabila yang sedang melakukan persiapan buka puasa. Ia berniat membantu apa saja yang bisa dirinya lakukan.
"Ummi, ada yang bisa Reva bantu?" tanyanya.
Ummi Aisyah menoleh sebentar, lalu mengambil dua mangkuk berisikan sambal dan diberikannya pada Reva. "Sudah latihan silatnya?" tanyanya.
"Sudah dari tadi, Ummi," jawab Reva. "Ini dibawa ke aula ya, Ummi?" tanyanya kemudian. Ummi Aisyah mengangguk seraya tersenyum.
"Teh Reva, hayuk barengan ke aula-nya!" ajakan seorang santriwati yang sedang membawa baskom berisikan lalapan membuat Reva membalikkan tubuhnya. Ia tersenyum canggung seraya menganggukkan kepala.
Kalau tidak salah, santriwati yang bersamanya saat ini memiliki ikatan saudara juga dengan keluarga Abi Maulana. Reva sering melihatnya keluar masuk rumah utama milik Abi, yang mana jarang sekali santri maupun santriwati di sini melakukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl, Nyantri?
Roman pour AdolescentsDIHARUSKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! =Proklisi Series Special Ramadhan 2021= 🕌🕌🕌 Ramadhan tahun ini sepertinya akan terasa berbeda bagi seorang Revalina Alea Gresson. Karena kenakalannya yang ampun-ampunan, daddy-nya berniat mengirimkan ia ke sebuah...