[18. Sampai jumpa lagi]

1.3K 230 34
                                    

Selepas kembali dari masjid untuk menunaikan solat sunat idul fitri, Reva dan Tristan melaksanakan sungkeman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas kembali dari masjid untuk menunaikan solat sunat idul fitri, Reva dan Tristan melaksanakan sungkeman. Ini yang pertama, dan begitu terasa bermakna untuk keduanya.

"Minal aidzin walfaidzin, Dady. Maafin kalau Reva punya banyak salah, sering bikin Daddy marah, kesusahan, sampe sakit juga. Mohon maaf lahir dan batin ya, Dad." Reva memeluk Reynan dengan posisi berjongkok, sedangkan ayahnya tersebut duduk di sofa. Reynan memang sudah keluar dari rumah sakit sejak empat hari yang lalu, dia dirawat sebab terlalu kelelahan.

"Tristan juga minta maaf ya, Dad. Maaf belum bisa jadi anak yang baik dan berbakti sama Daddy." kali ini giliran Tristan.

Reynan tersenyum haru, dia bahkan menangis bahagia. Melihat kedua anaknya dengan versi yang lebih baik benar-benar membuatnya tenang dan senang.

"Sebelum kalian minta maaf, Daddy sudah memaafkan. Maaf juga kalau Daddy ada salah kata dan perilaku, maaf kalau sekiranya Daddy belum bisa jadi Daddy yang terbaik buat kalian."

Reva menggeleng dengan bibir menekuk. "No! Daddy itu yang terbaik, Daddy terbaiknya Reva dan Tristan."

"Reva, Tristan, kemasi barang-barang kalian," suruh Gina tiba-tiba.

Reva menoleh terkejut. "Nenek mau usir kita berdua?" sebuah pukulan lalu ia dapatkan di pahanya.

"Ada-ada aja kamu! Kalian apa tidak mau ikut ke Bandung?" tanya Gina.

Mata Tristan dan Reva berbinar.

"Ke pesantren maksudnya, Nek?" tanya Reva.

"Iya, kemasi barang-barang kalian, sana! Kita ziarah dulu, nanti langsung berangkat ke Bandung."

Si kembar saling melempar tatap dengan senyum sumringah. Ya ampun, mereka benar-benar rindu pesantren!

"Gas!"

=BGN=

Keluarga Reynan baru tiba di Bandung sore hari, mereka disambut hangat oleh para penghuni pesantren. Sempat ada acara sungkeman, lalu solat berjama'ah, diakhiri dengan perbincangan hangat di malam hari.

Reva duduk di teras rumah Abi Maulana, menikmati udara malam yang sejuk. Jauh di lubuk hatinya masih tak menyangka kalau Ramadhan berakhir secepat ini. Rasanya baru kemarin Reva datang ke pesantren dan ikut melaksanakan puasa. Sekarang, ramadhan telah berakhir.

Ada banyak hikmah dan pelajaran yang Reva ambil dari Ramadhan tahun ini. Salah satunya adalah, tentang bagaimana dia bisa ikut merasakan penderitaan orang-orang fakir miskin yang lebih sering merasakan lapar dan haus, tidak hanya di bulan ramadhan saja namun, sepanjang masa. Selama mereka tak menemukan jalan keluar ataupun mendapatkan bantuan dari orang-orang yang berpunya.

Ramadhan mengajarkan kita tentang betapa pentingnya bersyukur. Segala puji bagi Allah yang selalu memberikan kita rezeki yang cukup, sedangkan di luar sana ada banyak orang yang nasibnya tidak seberuntung kita.

Bad Girl, Nyantri?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang