{Vrosé_Area!}👽👽👽🌹🌹🌹
Special Birtday V...
V itu diri lain dari Taehyung yg masih terbaring koma. Sedangkan Rosé adalah seorang gadis yg hidupnya tanpa warna. V itu salah satu dari manusia terlarang yg ada, tanpa sengaja terikat takdir dengan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forbidden Next Chap...*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌌🌌🌌
Rosé berdiri di ambang pintu, sudah terasa sangat lama sekali semenjak ia kembali memasuki kamarnya. Bau harum lavender menguar dari dalam saat pertamakali pintu kamar itu terbuka lebar, bau familiar yg sedari dulu menjadi identitasnya. Meskipun akhir-akhir ini Rosé tak pernah menjamah kamarnya tapi tetap saja kamar dengan dominan warna biru laut itu terlihat bersih dan rapi.
Bibi Lee selalu membersihkanya setiap hari, jadi tak ayal jika sangat rapi. Jantung Rosé berdetak sedikit kencang, banyak kenangan tersimpan disana. Pandanganya mengedar, melihat leluasa kamar yg ia tinggali sejak kecil itu. Akrab sekali melekat dalam ingatanya, ia berjalan dan duduk di kasur lalu mengelusnya perlahan. Sudah lama dia tidak mengistirahatkan dirinya disana dengan nyaman.
"Nona!"
Rosé menoleh, dan mendapati Bibi Lee yg berdiri di ambang pintu dengan mata berkaca-kaca. Melihat ke arahnya dengan reaksi yg tak mampu diartikan. Gadis berambut pirang itu tersenyum, "Bibi, Aku merindukanmu!" Ucapnya pelan dan berjalan menuju Bibi Lee yg kini menangis.
Ikatan mereka lebih dari hanya sekedar Tuan dan Majikan, Bibi Lee adalah orang yg selalu mengerti Rosé dan menggantikan posisi sang Mama disaat-saat tertentu. Orang yg selalu mendukung semua niat baik Rosé, selalu ada saat Rosé butuh sandaran dan perhatian seorang Ibu. Bibi Lee adalah orang tua untuk Rosé, ia mengenal Bibi Lee sejak kecil karena itulah mereka terbiasa dengan ikatan itu.
"Nona, Bibi sangat bersyukur kau baik-baik saja! Bibi benar-benar khawatir, Bibi sangat merindukanmu!" Mereka berpelukan, Rosé bisa merasakan tubuh Bibi Lee yg bergetar karenanya. Sedangkan Rosé menahan air mata yg berkerumbul di pelupuknya yg memanas, mengelus perlahan punggung wanita paruh baya itu menenangkan.
"Aku tidak apa-apa Bi, aku baik-baik saja sekarang. Terimakasih atas semuanya, aku juga sangat merindukan Bibi." Balas Rosé lirih, Bibi Lee menggeleng dengan air mata yg berlinang deras.
