[3]

926 145 6
                                    

Mata Yeonjun membola kala melihat perjalanan menuju panti rehabilitasi khusus gangguan jiwa dan sakit mental yang dialami. Jujur, Yeonjun itu waras, 100% waras, sangat amat waras. Dia bisa menjamin kewarasannya.

Tapi ia sekarang berada di panti tersebut sebagai salah satu PASIEN.

Apakah keluar dari sana ia akan menjadi gila? atau dia akan depresi beneran?

Buru buru Yeonjun merogoh sakunya dan NIHIL.

Ponselnya tertinggal di kamarnya.

Yeonjun mengerang kesal mengingat ia meletakkan ponselnya dibawah bantal miliknya. Ia memejamkan matanya merasakan denyut dikepalanya membuatnya sakit. Tiba tiba ia teringat bahwa ia akan berada disana dengan waktu yang sangat lama. Dan perjalanan ke rumahnya pun juga sangat jauh.

Hidup tanpa ponsel bukan hal buruk kan?

Jadi harus apakah ia sekarang? membeli ponsel baru? Tidak, jangan gila. Semua data miliknya ada di ponsel itu. Bagaimanapun caranya ia harus mendapatkan ponselnya kembali.

"P-paman..?" Yeonjun berusaha membuat nada bicaranya terdengar takut. Walaupun sekarang ia justru panik, bukannya takut.

Kedua petugas itu menoleh sekilas padanya, tersenyum ramah. Terasa susah menelan ludahnya sendiri, ia takut ia akan disetrum seperti di film Suicide Squad itu, bagaimana Dokter harley quinn menjadi daddy's lil monster karena disetrum ketika di RSJ.

"A-nu.."

"Bicaralah, kami tau kau itu tidak depresi"

Yeonjun menganga terkejut. Rahangnya serasa jatuh. Hatinya mencelos lemah. Darahnya serasa berhenti.

Hah? dia ketahuan? Apakah orang tuanya tau?

"Tapi tenang, karena kami dapat uang tambahan karena akan melakukan antar-jemput khusus denganmu, kami akan bungkam", Yeonjun mendengus kesal melihat respon bapak-bapak didepannya saat ini. Kemudian mereka berdua tertawa keras.

Menyebalkan.

"Aku butuh ponselku, bagaimana ini? bisa tolong ambilkan di rumah tidak?" serentak kedua petugas itu menolak karena jarak yang terlalu jauh. Yeonjun mendecih kesal. Melipat kedua tangannya didada dan menaikkan kakinya keatas kursi disampingnya. Bersandar malas menatap mereka.

"Harga 1 samsung galaxy z-flip untuk satu orang", salah satu petugas itu menoleh padanya. Masih memperhatikan Yeonjun yang sedang asik memainkan helaian rambutnya sambil mengunyah permen karetnya.

"Kenalkan, aku Park Jimin, dan yang disampingku Jung Hoseok, dan akan kami ambilkan ponselmu, catat saja apa yang kau butuhkan, kami akan mengambilnya" pemuda bersurai merah jambu itu tersenyum kemenangan kemudian membenarkan posisi duduknya, melempar tatapan keluar jendela sambil bersenandung senang.

Mudah sekali mendapatkan apa yang dia mau hanya dengan menjanjikan uang.

***

YEONJUN POV.

"Nah sekarang, bisa kau menyebutkan nama lengkapmu, Pangeran Kecil?"

Tuhan, kenapa suka sekali membuat jantungku mencelos sih?!

Demi Tuhan aku kesini bukan untuk dijadikan anak kecil oleh dokter-dokter tua dan suster yang terlihat menggelikan dimataku. Bahkan bau disini seperti bau bau aneh dan bau tanah basah. Aku benci.

Raut wajahku mungkin terbilang tidak bersahabat karena ya benar aku tidak ingin bersahabat dengan salah satu pun dari mereka, Bau mereka menyengat seperti bau tanah dan aku benci. Tempat ini juga didominasi warna putih, merusak mataku saja. Bahkan pakaian mereka hanya putih saja, dikira ini White Day hah?

Dr. ChoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang