[4]

919 148 14
                                    

Yeonjun tertawa melihat siaran TV dikamarnya saat ini. Makanan buatan Suster Jihyo dan Mina sangat enak. Lebih enak dari masakan bibi yang membantu dirumahnya. Ditemani dengan Suster Yeji yang senantiasa menunggui Yeonjun hari ini.

Yeonjun itu tidak suka dimanja, ia hanya suka diperhatikan.

Sesederhana itu.

"Sepertinya kau seumuran denganku ya?" Yeji bertanya dari sofa yang sedang ia duduki. Yeonjun melirik kearahnya dan mengangkat bahu.

"Aku 22 tahun, kau?"

"Aku 23 sih, ternyata kau terlihat lebih muda dariku"

"Tentu saja, maka dari itu aku memanggilmu Noona" Yeji tertawa kecil kemudian membiarkan Yeonjun melahap makan siangnya.

"Tinggal disini enakkan?" Yeonjun mengangguk semangat tanpa mengalihkan netranya dari TV yang sedang ribut dengan tawa para penonton.

"Tinggallah selama yang kau mau, aku juga tinggal disini karena aku lari dari rumah",

Yeonjun mengernyit sebentar lalu memandang Yeji yang tertawa kecil melihat responnya. Kakinya tersilang, manik matanya cerah, senyumannya terlihat bahagia, dan wajahnya seperti yang ada di film how to train your dragon itu, yang putih.

Ah sudahlah aku lupa

"Dokter Kim mengatakannya pada kami semua kemarin, dia melakukan briefing, takut takut akan ada yang memberimu obat untuk pasien, karena itu dilarang, jadi yaa, kami tau kisahmu sedikit"

"Memangnya dia bilang apa?"

"Kau kabur dari rumah karena dipaksa menikah" Yeonjun tersedak mendengar Yeji yang disambut dengan wajah panik Yeji mendekat padanya.

"Tenanglah, minum dulu, aku juga dipaksa menikah dulu, tapi aku tak mau" Lagi lagi Yeonjun tersenyum miris merasakan kerongkongannya yang perih habis tersedak.

Dasar Hyung Gila.

"Tapi, tak semuanya tau kisahmu, hanya team perawat itupun aku, Jihyo Eonnie, Mina Eonnie, Chaery, Dokter Min, Dokter Jeon. Karena yang bertugas kemarin adalah team kami", Yeonjun mengangguk paham.

"Kalau gitu kutinggal dulu ya? aku harus membantu yang lain, kuharap kau tidak berulah disini" Yeji beranjak dari duduknya kemudian melangkah meninggalkan Yeonjun yang masih membisu diatas tempat tidurnya sambil memandangi kepergian Yeji.

"Oh, jangan bermacam macam dengan Dokter Choi, karena bisa bisa kau dicakar oleh suster Mina." Yeonjun mengernyitkan keningnya kala Yeji berhenti hanya untuk memberitahunya informasi tak penting tersebut.

Memang nya kenapa kalau ia macam macam dengan dokternya? Toh juga ia pasien disini, notabenenya harus dilayani dengan baik dan pelayanan prima pun harus diberikan oleh pihak manajerial rumah sakit.

"Kenapa memangnya?" Yeji kemudian mendekatkan dirinya sedikit kedalam ruangan, kemudian berbisik.

"Mereka terjebak friendzone dan semacamnya, tapi satu sama lain sudah seperti pacaran, kudengar mereka juga pernah tertangkap basah berduaan di taman belakang disampingmu" Yeonjun membelo kemudian meminta Yeji mendekat dan duduk di depannya saat ini.

Halah.

Yeji menggigit bibir bawahnya sejenak kemudian melihat kekanan dan kekiri memastikan keadaan aman, tapi ternyata ada salah satu suster yang berjaga, Chaeryeong, maka dari itu, kamar Yeonjun saat ini terkunci dengan gorden yang menutup jendela serta tiga orang yang sedang asik mengobrol– lebih tepatnya menggosipkan banyak hal dari lokasi mereka saat ini.

***

Dokter Choi mengangguk patuh mendengar penuturan Dokter Kim selaku kepala panti rehabilitasi– padanya. Kemudian membungkuk dan meninggalkan ruangan Dokter Kim. Matanya meneliti beberapa lembaran kertas yang diberikan padanya barusan.

Dr. ChoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang