"Eugh...." Lea terbangun di sebuah ruangan yang sangat gelap dan pengap tak ada satu titik cahaya dalam ruangan itu. Lea memegangi kepalanya yang sedikit pusing akibat mantra black witch itu
"Dimana aku?" Gumam Lea, berusaha untuk berdiri setelah susah payah untuk berdiri dia berusaha untuk berjalan tetapi seperti ada sesuatu yang menahan kaki dan tangannya. Ternyata ada sebuah rantai sihir yang membelenggu tangan dan kakinya. Ia untuk tenang , Lea mengatur nafasnya agar tenang setelah itu membaca sebuah mantra yang sudah ia pelajari selama ini dari buku peninggalan keluarganya
Tapi mantra yang ia ucapkan tak memberikan perubahan apa pun, rantai itu tetap membelenggu tangan dan kakinya semakin Lea berusaha untuk memberontak dan melepaskan diri semakin kuat pula cengkraman rantai sihir itu. Membuat luka memar di pergelangan tangan dan kakinya
"Akh..." Jerit Lea saat rantai itu mengerat. Ia mulai takut tempat ini sungguh gelap tak ada cahaya dan pengap. Tiba-tiba ada sebuah cahaya tak jauh dari tempatnya berdiri terlihat siluet tubuh seseorang bertudung berjalan mendekat kerahnya
"Wahh ternya kau sudah sadar" kata orang itu dari dalam kegelapan
"Siapa kau?" Tanya Lea dengan tubuh bergetar ketakutan
"Aku?,Avery Dakota!" Kata Avery tiba-tiba ada di depan Lea
Mata hitamnya menatap Lea dengan tajam terlihat lambang Pentagram dalam tatapan itu sebelum mata hitam itu berubah menjadi ungu. Tubuh Lea semakin bergetar ketakutan saat secara tiba-tiba tangan Avery mengelus pipinya dengan kuku panjangnya yang kapan saja bisa menancap di wajahnya, Lea memejamkan matanya saat kuku itu mulai menelusuri wajahnya
"Akhh.." ringis Lea saat tangan itu secara tiba-tiba mencengkram dagunya. Avery menyeringai puas mendengar ringis'an gadis didepannya itu, cengkraman itu semakin menguat kukunya mulai menggores sisi pipi Lea mengakibatkan darah keluar dari luka itu
"Akh....sa-sakit..." Jerit Lea memejamkan matanya menahan sakit sekaligus perih pada pipinya
"Lepas?, Tidak semudah itu!" Teriak Avery semakin dalam menusukkan kukunya. Setelah merasa puas ia melepaskan cengkeramannya. Lea pun bisa bernafas lega saat Avery menjauh darinya tapi itu tak bertahan lama, ia was-was saat Avery terlihat me'nggumankan sebuah mantra dengan tangan yang menengadah keatas
Muncul sebuah cambuk sihir di tangan Avery, ia memainkan cambuk itu dengan senyum yang mengerikan matanya yang awalnya berwarna ungu kembali menjadi hitam pekat
"Let's start the game" ujarnya kembali berjalan mendekati Azalea
Avery mengangkat tangannya sambil menggenggam erat cambuk yang ia ciptakan dengan sihir hitam nya
Cras....
"Akhh.."
Suara cambuk dan jeritan bergema dalam ruangan itu menjadi satu. Cambuk itu menghantam punggung Lea membuat gaun sutra yang ia kenakan robek dengan darah yang mengalir dari luka cambuk itu. Tak hanya sekali cambukan itu berkali-kali menghantam punggung Lea dengan keras. Tak sampai disitu Avery mengangkat sebelah tangannya mengarah ke arah Lea sambil melakukan gerakan mencengkeram sehingga rantai sihir yang membelenggu Lea semakin menguat jika Lea bergerak
"Apa itu menyakitkan?, Mmm kurasa tidak....hahahaha" tawa Avery melihat darah yang mulai keluar dari luka di punggung Lea. Avery sangat suka melihat gadis didepannya itu kesakitan, seperti sebuah hiburan bagi dirinya
"To-tolong le-lepaskan ak-aku" mohon Lea dengan air mata yang yang mengalir. Sungguh ini sangat menyakitkan bagi Lea
"Lepas?, Baiklah" ujar Avery berjalan ke sisi ruangan mengambil sebuah belati perak yang terletak di atas meja, kemudian ia kembali berjalan mendekati Lea yang sedang menangis sesenggukan
"Shhhtt..... jangan menangis, ini tidak akan sakit!" Kata Avery mulai mencengkeram kuat lengan Lea yang sedang terikat. Ia mulai menggoreskan belati itu dengan dalam mengukir namanya disana setelah jadi ia berpindah pada lengan satunya lagi ia melakukan hal yang sama
Sret...
"Aku..hen-hentikan" mohon Lea saat pisau itu menggores lengannya, menciptakan sebuah luka memanjang yang mulai meneteskan darah. Lea menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang semakin lama semakin menjadi
Avery diam memandang Lea. Ia merasa belum puas menyiksa tawanannya itu, ia kembali memanggil cambuk sihirnya itu. Tangannya terangkat untuk kembali mencambuk Lea tapi__
"Apa salah ku?" Teriak Lea dengan sisa tenaga yang ia miliki. Berhasil menghentikan cambuk yang akan mengenai tubuhnya
"Salah mu adalah terlahir menjadi seorang Eather!. Gara-gara ulah keluarga mu aku kehilangan keluarga ku" Bentak Avery mencekik leher Lea dengan kuat. Membuat Lea kesusahan untuk bernafas, ia mulai terbatuk-batuk, dadanya mulai sakit karena kekurangan oksigen. Avery melepas cekikan itu, ia tak mau Azalea mati dengan mudah. Ia akan membuat Azalea mati dengan perlahan
"Huk....hukk.." Setelah cekikan itu terlepas, Lea dengan rakus meraup udara
"Kau harus merasakan siksaan ku!, Untuk menebus dosa keluar mu " kata Avery cekikikan lalu terganti dengan tatapan tajam dengan seringai mengerikan bagi Lea
Cras...
Tanpa berkata apa-apa Avery kembali mencambuk Lea tanpa ampun dengan keras, hingga menimbulkan bunyi yang nyaring. Lea sudah tak sanggup menerima siksaan itu, ia hanya pasrah jika ia akan tiada hari ini juga. Lea hanya berharap akan ada seseorang yang datang untuk menolongnya. Cambukan itu masih Lea rasakan lama kelamaan kesadarannya mulai berkurang, ia tak sanggup lagi untuk melawan tenaganya sudah habis tubuhnya melemah seiring darah yang terus keluar mengalir dari luka-luka pada tubuhnya. Samar-samar ia melihat Avery yang tersenyum puas kearahnya sebelum kesadaran terenggut sepenuhnya
Avery Dakota is. Black Witch
TBC......
Hi guys aku up
Kalau kalian nanya kenapa aku up padahal vote di chapter sebelumnya belum 50?. I updated because today I'm not busy. Jadi aku up bukan berdasarkan voteBut don't forget to vote and comment on this story!.
Let the author be enthusiastic about writing itHappy reading guys
KAMU SEDANG MEMBACA
The Witch
Viễn tưởng⚠️17+ Crass...Cras.... Hiks... Hiks... To-tolong....... Come here l'll give you magic if you have read this story please give a vote and comment on my story. Please appreciate the author's work Vote komennya jangan lupa ya