Melting me softly

452 90 10
                                    

Pagi ini Azalea sudah cantik dengan gaun berwarna merah maroon nya dengan rambut yang coklat nya yang digerai sungguh terlihat manis, ia sedang berdiri didepan cermin melihat penampilan yang sempurna. Hari ini rencananya ia akan mengunjungi perpustakaan istana dengan Elody yang akan menemaninya

Tok....tok...tok

Azalea mengalihkan pandangannya dari cermin saat mendengar suara ketukan pintu ia yakin pasti itu Elody dengan semangat ia membuka pintu dan bener saja Elody sudah berdiri didepannya dengan senyum cerahnya

"Selamat pagi nona" salam Elody sedikit membungkuk untuk memberi hormat pada calon ratunya

"Pagi Elody, ayo kita pergi ke perpustakaan" ajak Azalea dengan senyum lebarnya yang mampu membuat Elody terpana

"Baikalah ayo kita pergi" ujarnya mempersiapkan Azalea berjalan terlebih dahulu tapi Azalea tentu tidak mau dan berakhirlah mereka berjalan beriringan sambil mengobrol sesekali mereka tertawa jika ada yang lucu membuat para maid dan prajurit yang melihat itu ikut tersenyum

Mereka bersyukur sejak kehadiran nona Azalea suasana kerajaan menjadi lebih hangat dan sedikit berwarna. Bahkan para maid dan prajurit rela melewati taman belakang yang jauh dari tempatnya nya ditugaskan hanya untuk melihat senyum sang nona yang sering berada disana

Setelah cukup lama berjalan sambil bercanda gurau akhirnya mereka sampai di perpustakaan istana yang sangat luas dan besar terdapat buku-buku yang tersusun rapi berjejer di setiap sudut ruangan. Dengan semangat Azalea masuk kedalam ruangan itu meninggal Elody yang masih berdiri didepan pintu, mungkin ini akan menjadi tempat favorit kedua setelah taman belakang istana yang ia sukai di kerajaan ini

 Dengan semangat Azalea masuk kedalam ruangan itu meninggal Elody yang masih berdiri didepan pintu, mungkin ini akan menjadi tempat favorit kedua setelah taman belakang istana yang ia sukai di kerajaan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Azalea berjalan kesana kemari untuk memilih buku yang akan dia baca. Ia menghampiriku Elody yang menunggunya di bangku yang ada di tengah-tengah ruangan dengan tumpukan buku sihir yang sangat banyak dan tebal menurut Elody

"Apa nona yakin bisa membaca semua itu" tanya Elody tak yakin melihat betapa tebalnya buku yang ada ditangannya nona nya

"Tentu saja aku yakin" ucap Azalea semangat. Elody yang mendengar nada semangat itu membuatnya heran. Jika ia yang di perintahkan untuk membaca buluk setebal dan sebanyak itu dipastikan ia akan pingsan, melihatnya saja sudah membuatku dirinya mual

*****
Sedangkan Edward dan Arsen sedang berada di perbatasan untuk mengurus sedikit kekacauan yang terjadi disana. Ada seorang penghuni dunia atas yang mencoba masuk ke wilayah nya itu membuat Edward geram berani-beraninya kau atas mencoba masuk ke wilayah kerajaan nya melewati portal sihir

Orang itu sudah terbakar menjadi abu saat mencoba memasuki dunia bawah dengan paksa, orang itu tidak tau bahwa dunia bawah dilindungi barrier dan ada sebuah portal sihir yang tidak sembarang orang bisa masuk kedalamnya jika orang itu tetap memaksa masuk bisa saja dia kan berubah menjadi abu atau pun terbakar ke api neraka gak sangat menyiksa

"Arsen!, Perketat penjagaan di daerah perbatasan dan kerajaan. Pastikan semua rakyat dan anggota kerajaan aman" titah Edward tak terbantahkan

"Baik yang mulia" jawab Arsen patuh

Setelah urusan di perbatasan selesai mereka segera menuju kerajaan, perasaan Edward sedikit gelisah ketika mengingat mate'nya. Tidak butuh waktu lama mereka sampai di kerajaan dengan teleportasi  kini mereka berjalan di lorong menuju tempat pelatihan prajurit, mereka mendengar suara ribut dari ujung lorong menuju perpustakaan istana

Merasa penasaran mereka mendekati suara itu samar-samar mereka mendengar suara Elody yang sedang beradu mulut dengan seseorang tak lama terdengar suara tamparan yang lumayan keras membuat Edward dan Arsen mempercepat langkahnya

Rahang Edward mengeras tangannya mengepal kuat jangan lupakan tatap dingin itu berubah tajam saat melihat keadaan Azalea yang terduduk dilantai dengan pipi yang lebam kebiruan dengan Elody yang berusaha membantunya untuk berdiri

"AMARA!" Teriak Edward dengan suaranya yang menggeram tertahan membuat gadis yang namanya disebutkan menegang kaku merasakan tatapan itu seakan mampu menembus punggungnya

Dengan tubuh yang gemetar ia membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa orang yang meneriakkan namanya. Tubuhnya tambah bergetar ketakutan saat melihat betapa menyeramkan tatap itu dan aura gelap disekitar tubuh Edward yang mampu membuat keringat dingin mengucur dari tubuh gadis yang bernama Amara itu

"E-Edward" lirihnya

"Jangan pernah kau sebut namaku dengan mulut kotor mu itu!" Kata Edward dengan nada rendah nya. Tiba-tiba ia sudah berdiri di hadapan Amara dengan tangan yang berada dileher gadis itu

Tanpa ampun Edward mencekik gadis itu hingga kakinya tak lagi menyentuh permukaan lantai membuat nya kesusahan untuk bernapas. Amara memberontak mencoba melepaskan cekikan itu tapi nihil semua usahanya gagal

Azalea yang melihat keadaan Amara yang sudah tidak berdaya langsung menghampiri Edward memegang tangan pria itu yang digunakan untuk mencekik leher Amara mengelusnya lembut berharap itu bisa menenangkan Edward. Seketika cekikan itu terlepas dengan kasar membuat tubuh gadis itu jatuh ke lantai dengan keras dengan napas yang tersengal-sengal

"Ikut dengan ku" kata Edward datar, menarik lembut tangan sang mate membawanya pergi dari tempat itu. Membawa Azalea kekamar mereka, setelah sampai Edward mendudukkan Azalea di pinggir ranjang berhadapan dengannya. Gadis itu menunduk tidak berani menatap wajah pria itu terlebih tatapan dingin itu lebih dingin dari biasanya

"Jelaskan apa yang terjadi!" Ucap Edward dengan penekanan tapi tidak menghilangkan kelembutan dari nada suara nya

"Aku dan Elody berjalan di lorong itu, kami datang dari perpustakaan, tapi saat diperjalanan dia menabrak ku hingga terjatuh tetapi dia malah menyalahkan ku__" Azalea menceritakan kejadian yang terjadi membuat rahang Edward kembali mengeras saat melihat lebam kebiruan di pipi tembam sang mate

Dengan perlahan tangannya terangkat untuk menyentuh pipi itu "Akh" ringis Azalea saat tangan besar Edward menyentuh pipinya

Sinar hijau berpendar dari telapak tangan Edward yang menyentuh pipi Azalea seiring sinar itu menghilang luka lebam itu pun hilang tak berbekas

"Ed_"

"Sssstth" Edward mengecup sekilas bibir sang mate agar Azalea tak berbicara terlebih dahulu

"Mate,I love you....."

TBC.......
Votemen ya Guys

Happy reading

The Witch Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang