002. Hari Pertama

332 30 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah menunjukkan jam 6 sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah menunjukkan jam 6 sore.
Ayah juga sudah pulang, lalu kami makan malam bersama.

"Gimana Yaya hari pertamanya?" Adiguna memulai percakapan sambil menyantap makan malam.

"Lancar kok yah. Kalo Ayah gimana kerjaannya?"

"Hmm lancar juga. Semoga kamu cepat beradaptasi ya soalnya kita bakal lama tinggal disini."

Aku hanya tersenyum sambil mengangguk.

Ayah tau betul kalau anaknya ini sulit untuk bersosialisasi. Baru kali ini kami pindah keluar kota, biasanya walaupun Ayah ditugaskan diluar kota kita tidak sampai pindah rumah. Berhubung kali ini kerjaan Ayah lebih banyak jadi terpaksa kita harus pindah.

Setelah selesai makan, aku merapikan kembali makanan kedalam rak dan Bunda mencuci piring dan gelas kotor.
Setelah itu aku kembali ke kamar sambil membawa satu botol besar air mineral.
Sudah menjadi sebuah kebiasaan bagiku tengah malam terbangun karena haus, jadi harus menyediakan air disamping tempat tidur.

Tak terasa malam mulai larut, lalu aku membersihkan wajahku. Menggosok gigi dan mencuci kaki.
Sebelum tidur tidak lupa untuk menggunakan skincare agar besok pagi bangun dengan wajah lebih cerah.

***

Kriiiiiiiinggggggg...!!

Alarm berbunyi..

Haris membuka matanya perlahan-lahan, lalu tangannya langsung mencari keberadaan ponselnya.
Ia langsung mematikan alarm

Kembali ia simpan ponselnya, lalu segera pergi untuk mandi.

Hari ini ia mengenakan kemeja salur berwarna biru muda panjang dengan lengannya yang digulung, celana hitam panjang, rambutnya kali ini dibiarkan terurai.
Ia mengoleskan sedikit lipbalm agar bibirnya tidak kelihatan kering, dan memakai parfum favoritnya.
Lalu ia segera turun untuk sarapan.

Haris juga anak tunggal. Ia tinggal bersama Mama dan Papa nya, tapi berhubung Papa nya sedang diluar negeri jadi dirumahnya hanya berdua dengan Mama nya.

"Papa kapan pulang Ma?"

"Masih lama, beliau kan bilangnya 2 minggu disana."

"Hmm.. kenapa Mama gak ikut aja sama Papa? Kasian kan Mama disini kesepian cuma sama aku aja." Haris dengan wajah manjanya.

Lusi tersenyum lalu memegang tangan putra satu-satunya itu.

"Gak apa-apa sayang, mana ada Mama kesepian. Kan ada kamu yang nemenin Mama."

Lalu Haris memeluk Lusi dengan hangat. Lusi pun membalas pelukan putra kesayangannya itu sambil mengelus rambutnya.

(Jadi.. sebenarnya Haris itu anaknya soft banget kalau ke orang yang dia sayang)

"Yaudah kalau gitu aku berangkat dulu ya Ma, baik-baik dirumah."

Haris meraih tangan Lusi lalu menciumnya seraya berpamitan.

"Iya sayang.. kamu juga hati-hati ya."

***

'Cheryl mana yaa?' Batinku.

Hari ini aku bangun lebih pagi dan bersemangat, karna aku merasa sudah jauh lebih baik setelah mengenal Cheryl.
Aku memakai kemeja putih lengan pendek, dengan rok span selutut warna mocca. Sepatu putih dan tas slempang. Rambut ku biarkan terurai, hanya menggunakan jepitan pita kecil di dekat telinga. Riasan wajah seperti biasa hanya mengganti warna liptint menjadi pink muda.

Aku menunggu Cheryl sambil duduk di depan kelas.
Lalu tak lama kemudian Ia datang dengan membawa buku-buku di tangannya.
Aku segera menghampirinya berniat untuk membantu membawakan sebagian buku tersebut.

"Ya ampun Cheryl, banyak banget bukunya. Sini gue bantu bawain ya."

"Ah iya.. ini banyak banget, makasih ya Ya udah mau bantu bawain."

"Iya tenang aja." Sahutku sambil tersenyum.

Setelah aku mengambil sebagian buku-buku dari tangan Cheryl, lalu aku berjalan mendahuluinya untuk masuk ke kelas. Namun tiba-tiba..

Brukkk!

Tanpa sengaja aku menabrak seseorang yang ada di depanku.
Seketika buku-buku yang ku bawa pun berjatuhan ke lantai.

"Ah maaf ya.. maaf banget gw bener-bener gak sengaja." Aku meminta maaf sambil membungkuk

"Lain kali hati-hati." Ia menjawab dengan suara yang tegas.

Lalu Ia pergi begitu saja.
Dia tidak menjawab permintaan maafku.
Aku masih diam mematung, bingung dan kaget. Dia benar-benar sangat dingin.

"Hey, ayo masuk!" ajak Cheryl.

Lalu aku mengangguk dan mengikutinya ke dalam kelas.

Next ➡️

Jangan lupa bantu follow, komen dan kasih bintang yaa 🤗

Cold But Sweet || Hwang Hyunjin - Hwang YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang