Jam 7.30 pagi..
Chandra baru saja terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara musik yang begitu nyaring. Sudah di pastikan itu adalah perbuatan adiknya.
Ia mengusap kasar wajahnya.
"Aaww" ia meringis saat tangannya mengenai luka robekan di pipinya yang belum kering sepenuhnya. Ia pun tersenyum getir, mengingat pertarungan malam itu bersama sahabat karibnya. Sebenarnya saat itu ia sangat ingin membalas pukulan Haris, tapi ia menyadari bahwa ialah penyebab dari semua masalah ini.
Tok.. tok.. tok..
"Kaaak, bangun udah siaaaang ayok sarapan!!"
Teriak Hanna dari balik pintu.
Chandra pun segera beranjak dari tempat tidurnya, men-charger handphonenya, lalu membuka pintu kamarnya.
"Udah.. ini kakak udah bangun.." Jawabnya sambil mengacak rambutnya khas ala ala orang bangun tidur.
"Eh itu pipi kakak kenapa?" Tanya Hanna kaget seraya menyentuhnya, tapi secepatnya di tepis oleh Chandra.
"Ngga, abis jatoh kemaren" Jawabnya bohong. Hanna mengamati wajah kakaknya itu seakan tak percaya dengan apa yang baru saja Chandra katakan.
"Hmm.. kakak abis berantem ya? Jangan boong sama aku ayok ngaku!" Desak Hanna. Chandra pun mengalah. Ia tak bisa membodohi adiknya.
"Ssstt.. iya iya tapi jangan bilang Mama Papa ya.."
Pinta Chandra. Hanna pun mengangguk.
"Sama siapa kak? Kok bisa sih? Pasti waktu kakak pulang pagi itu kan?" Interogasi Hanna membuat Chandra tak bisa berbohong lagi.
"Sama Haris. Ceritanya panjang, nanti kalo ada waktu kakak ceritain ya. Sekarang kakak mau mandi dulu, kamu sarapan duluan gih.." Chandra mendorong Hanna untuk segera keluar dari kamarnya.
"Okee siap! Tapi janji ya kak nanti ceritain."
"Iyaa iyaaaaaa.." Lalu ia kembali menutup pintu kamarnya, dan segera bergegas untuk membersihkan diri.
Di ruang makan sudah berkumpul Mama, Papa dan Hanna yang sedang menikmati sarapan pagi bersama.
Tak lama kemudian Chandra pun ikut bergabung bersama keluarganya.
"Nih, handphone kamu ketinggalan depan kamar kakak."
Hanna tersenyum lebar dan mengambil kembali ponsel miliknya itu.
"Ya abisnya kalo gak gitu kan susah banget bangunin kakak."
Chandra hanya tersenyum kecil dan segera menyantap sarapannya yang sudah tersedia di meja makan.
"Pipi kamu kenapa Chan?" Tanya Papa sambil menyuap sesendok nasi goreng buatan Mama.
"Ah.. gapapa kok, ini kemaren jatoh." Jawabnya, ia tak berani menatap mata Papa. Tampaknya Papa hanya penasaran, ia sepertinya percaya saja pada jawaban putranya itu.
Setelah kejadian malam itu Chandra pulang kerumah jam 4 pagi dimana semua orang masih terlelap. Dan ia bangun siang disaat semua keluarganya tak ada dirumah. Jadi hari itu Chandra tak bertemu Papa, Mama ataupun Hanna. Makanya mereka semua baru menyadari hari ini kalau ada luka di pipi Chandra.
"Gimana Chan, udah ada kemajuan sama Yaya?" Tanya Papa sambil menyeruput secangkir kopi hangat. Chandra pun terdiam sejenak. Memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan.
"Pa, kayanya Chandra gak bisa lanjutin. Ini gak akan berhasil." Ujarnya penuh keberanian. Papa mengerutkan dahinya, tak mengerti dengan penjelasan putra sulungnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold But Sweet || Hwang Hyunjin - Hwang Yeji
Roman d'amour" Dimana dua orang remaja yang keras kepala dipertemukan" Update kalo lagi gabut 😽 [Sumber gambar dari pinterest]