"Ris, kok bisa sih lo berubah? Pasti gara-gara Yaya kan? Ngaku lo"
Haris yang sedang menyetir pun menoleh kearah lawan bicaranya yang sedang sibuk mengunyah cemilan sambil senyum-senyum menatapnya. Kalau di fikir-fikir, memang ia sudah sangat banyak berubah. Lebih riang, cerah, terbuka sudah tak sedingin es batu lagi. Haris tersenyum kecil lalu matanya kembali fokus ke jalanan.
"Ditanya tuh jawab, bukan nyengir" lanjut Aji sambil mendongakkan kepalanya dan menumpahkan remah-remah sisa cemilannya dari dalam plastik kedalam mulutnya.
"Ya menurut lo gimana? Emang gue berubah? Dari segi apa?"
Haris malah balik bertanya. Aji memicingkan matanya menatap Haris.
"Yaa kalo kata gue sih lo jadi lebih santai aja gitu, udah gak kayak kulkas empat pintu lagi. Bagus sih, gue suka lo yang kaya gini. Pertahankan Ris"
Aji menepuk pelan pundak Haris, Haris hanya tersenyum dan mengangguk. Setelah sampai di supermarket, mereka berdua pun mulai berbelanja untuk kebutuhan bbq nanti malam. Rencananya mereka akan mengadakan candle light dinner supaya suasananya lebih romantis.
Aji mengeluarkan ponselnya dan melihat catatan yang sudah mereka siapkan, apa saja yang harus dibeli. Sedangkan Haris sibuk memasuk-masukkan bahan-bahan makanan kedalam troli.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
