Jangan membayangkan kehidupan rumah tangga pasca 'gencatan senjata' Ayu - Abimana berjalan mulus lurus, semulus dan selurus jalan tol.Ada saatnya dimana kerikil-kerikil rumah tangga Ayu-Abi berubah menjadi batu yang bisa menjadi sandungan jika saja tak mereka buang jauh-jauh batu tersebut.
Sudah setahun mereka memulai dengan benar pernikahan mereka. Namun, kabar kehamilan yang seluruh keluarga nanti-nantikan tak kunjung datang juga. Termasuk Zizi yang selalu jujur mengungkapkan keinginanya untuk memiliki adik. Menanggapi itu, Ayu hanya bisa menjawab "Zizi berdoa sama Allah ya.. semoga Allah mengabulkan doa Zizi."
Memang apalagi yang harus Ayu lakukan. Ikhtiar dan berdo'a.
Ia dan suaminya sepakat untuk tidak menunda memiliki anak sejak awal. Hanya mungkin Tuhan belum memberi mereka kepercayaan.
Untuk program hamil, untuk saat ini Abi tak setuju. Mengingat ia pernah melihat sendiri bagaimana ribetnya program hamil yang dijalani istri dari salah satu temanya hingga ia sendiri pun berpikir bahwa itu malah akan lebih membebani dan membuat stress istrinya, alih-alih rumah tangga mereka bahagia.
Nyiyiran dari mertua? Tentu saja itu hal yang tak bisa dilewatkan. Tiap kali Abimana membawa Ayu berkunjung ke rumah orang tuanya, seperti itu adalah hal wajib yang mesti dibahas. Hingga Ayu dikatai tak becus memberi keturunan untuk keluarga Lukita, ataupun Ayu tak benar-benar berniat memiliki keturunan dengan anak bungsu kesayanganya. Bahkan bu Linda menyalahkan Ayu yang tetap semangat bekerja, meski ditanggapi oleh Abimana, "Maa, kami yang menjalani. Biarkan kami yang memikirkan. Mama gak usah ikut-ikutan." Tentu itu sebagai protes secara halus atas semua omongan mamanya.
Bu Linda sebagai orang tua mana perduli. Parents always do right. Yes, orang tua selalu bertindak benar. Itu yang diyakini oleh bu Linda sebagai orang tua hingga saat ini.
Padahal, bu Linda mertuanya itu tak melihat bagaimana seberusaha mereka untuk memiliki momongan. Hingga mereka niat sekali menghitung masa subur agar pas memasuki fase subur Ayu. Tentu, selain itu Abimana dan Ayu tak berpangku tangan saja. Dari yang mulai makan kecambah, hingga makan kurma muda sudah mereka coba.
Namun, balik lagi, Tuhan belum memberi kepercayaan pada mereka. Harta ataupun jabatan semua bisa manusia usahakan. Namun hamil? Iya manusia bisa berusaha. Tapi, seberapa keras usaha manusia jika Tuhan belum berkehendak, lantas mau apa? Bahkan ada yang sudah mencoba 5x menjalani program bayi tabung, jika Tuhan belum berkehendak rangkaian panjang program bayi tabung yang sudah mereka jalani berakhir sia-sia. Jika Tuhan telah berkehendak hanya "Kun fa yakun" itu yang hingga saat ini mereka yakini dan mereka tunggu-tunggu.
***
"Yu, nanti makan siang bareng, ya?" Pinta Ronald saat berpapasan dengan Ayu di lobi gedung.
"Nggak janji ya, Nald. Soalnya laki gue ngajakin makan bareng juga. Tapi belum tentu jadi apa enggak. Nunggu dia selese meeting."
"Iya, iya yang selalu jadi pilihan kedua pasrah aja, deh. Sana makan bareng laki brondong lo aja!"
"Gak ngaca lo, brondongnya Tania." Itu Abi yang menyahut. Ia baru tiba di loby.
"Hahaha.. woles bro.." tanggap Ronald santai.
Semenjak kejadian pertikaian mereka di ruangan manajer marketing sore itu. Kini, Ayu-Abi dan Ronald sudah menyelesaikan permasalahan mereka yang sebenarnya merupakan kesalahpahaman saja. Bahkan, panggilan lo-gue masih berlaku meski sekarang Ronald menjabat sebagai wakil direktur.
Bukan Ronald pelakunya. Itu sudah dijelaskan oleh pak Danu langsung pada Ayu dan Abimana tak berselang lama setelah kejadian itu.
Pak Danu menjelaskan duduk perkaranya. Dan mengenai gerak-gerik Ronald yang mengundang kecurigaan Ayu waktu itu, peran Ronald hanya membantu tim 1-2 menyelesaikan permasalahan pembebasan barang yang tertahan di bea cukai melalui manajer marketing. Tentu atas ijin dari pak Danu. Dan kenapa Ayu berpapasan saat hendak ke ruangan pak Danu waktu itu? karena Ronald membahas permasalahan itu dengan pak Danu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPARUH (TAMAT)
Short StoryHidup sebagai ibu satu anak yang merangkap sebagai salah satu staff di perusahaan Ekspor Impor, Ayu hanya berpegang pada satu sisi hidupnya saja. Karena separuh hidupnya yang lain telah pergi bersama kematian suami yang ia cintai. Satu hidupnya terb...