| Prolog | : When Water Is A Silent Witness

193 23 13
                                    

Dalam air yang tenang tanpa satu pun
makhluk hidup yang tinggal di sana .... Dalam setiap gerakan yang diciptakan oleh embusan angin yang menyapu permukaan air kolam setengah keruh tersebut.

Aku bisa melihatnya.

Dia ada di sana dan melihatku dengan mata keruhnya. Tubuhnya pucat dan air matanya jatuh dengan begitu deras.
Membuat air di sekitarnya kembali mengeruh dan berubah hitam, gelap, dingin, menakutkan dengan segala jeritan-jeritan kesakitan yang tertahan.

Lalu, tangannya terulur kepadaku. Bergetar. Tanpa kata yang bisa dia ucapkan, meskipun aku yakin dia ingin mengatakan satu fakta yang akan mengejutkanku tentang siapa sosok bertopeng manis itu, berdiri penuh siasat di balik bayangan. Menunggu saat yang tepat baginya untuk melakukan hal yang sama yang dialami gadis pucat itu.

Karena dia adalah musuh yang sebenarnya.

###

Novel ini mungkin diperuntukan hanya untuk penulisnya yang begitu tidak menyenangi genangan air berwarna keruh di kolam, sumur, bak mandi, bahkan laut sekali pun. Air yang mengumpul di suatu tempat akan menjadi mimpi buruk bagi-Nya.

Juga dikhususkan untuk mereka-mereka yang memiliki topeng-topeng manis dan menyembunyikan keburukan mereka baik-baik. Berhati-hatilah, karena mereka selalu dipenuhi dengan siasat dan kenaifan.

Dan untuk para pembaca yang mengidap Aquafobia, lebih baik jangan membaca sampai akhir karena mungkin akan tercipta sketsa-sketsa mengerikan tentang bagaimana jika suatu ketika kalian tenggelam dalam air yang dalam nan gelap. Mengisi rongga paru-paru dan menggerogoti setiap inci pori-pori kulit hingga mati rasa. Nikmati serta rasakan secara perlahan kecacatan kalian itu sampai ingin menjauhi air selamanya. Bahkan bisa lebih buruk dari itu.

Maka ....

______________________

Selamat membaca

______________________


THE TALK : Beyond The Water ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang