Aku tersentak dengan kenyataan jika mungkin Daman adalah orang yang dimaksud hantu itu agar aku menjauhinya.
Tidak salah lagi.
Memangnya siapa lagi yang akhir-akhir ini dekat denganku selain pria bernama Daman ini.
Mungkinkah begitu? Jika benar .... Apa hubungan hantu itu dengan Daman? Bagaimana mungkin Daman atau sosok gadis itu saling mengenal tanpa kuketahui sebelum-sebelumnya.
Mereka mungkin dulu ... dulu sekali memiliki hubungan? Atau teori yang lebih gila lagi kalau hantu itu cemburu padaku karena dia menyukai Daman? Apa ada hal lain lagi selain itu?
Aku meringis sendiri mendengar kata-kata yang berhamburan ria di dalam kepalaku saat ini. Sungguh konyol, benar-benar tolol.
Satu tanganku menarik kursi belajar dan dengan gerakan cepat mendudukan bokong pada permukaan kursi yang keras sekali. Lalu, menutup buku itu dalam sekali gerakan tangan. Sekaligus menutup semua hal-hal yang tidak masuk akal sekarang ini di dalam kepalaku.
Apa hantu itu pernah menyukai Daman? Oh, Ya Tuhan ... bahkan hantu pun menyukai pria itu.
Bolehkan aku tertawa lepas hingga perutku sakit?
Menutup wajah dengan kedua telapak tangan, tanda bahwa aku benar-benar tertekan hanya dengan insiden ini. Padahal matahari masih bersiap naik lebih tinggi. Waktu menuju siang hari dan aku menghabiskan sejam hanya untuk duduk, meringis, mengusap wajah dan tertawa lirih.
Gila, benar-benar gila.
Pada akhirnya aku menarik diri dari kursi belajar dan menjatuhkan diri pada kasur tidur yang selalu saja menyebalkan—keras.
Mencoba melupakan hal-hal yang terjadi tidaklah mudah seperti membalik kartu tarot dan membaca takdirmu di sana. Kecuali hanya satu yang bisa kulakukan saat ini dan membiarkan samar-samar suara Ibu yang menyuruhku untuk sarapan.
Tidur adalah yang terbaik. Dan semoga saja semua ini bisa berubah senormal mungkin.
*
Aku terbangun karena ada satu sentuhan dingin di lenganku dan itu rasanya seperti menjalar ke seluruh tubuhmu. Menggigil tiba-tiba di saat kedua matamu terpaksa membuka dan menatap sebuah dunia yang begitu gelap.
Sangat gelap.
"Aku di mana?" Suaraku saja bahkan seperti bergema dalam kegelapan. Dan yang membuatku takut adalah hanya aku sendirian di tempat ini. Menapak lantai tak punya rupa jelas. Bisa saja aku terperosok ke dalam lubang hitam yang tak bisa kulihat.
"Tolong ...."
Tubuhku senantiasa tersentak oleh gema suara tersebut. Berkali-kali meyakinkan bahwa ini adalah bagian dari mimpi buruk. Tapi kenapa rasanya sangat nyata.
"Layla."
Aku menoleh dengan gesit saat suara yang sama menyebutkan namaku, tepat keluar dari balik tubuhku dan pada saat bersamaan aku menemukan seorang gadis dengan sorot mata sayu menatapku.
"S-siapa kau?"
Bibirnya yang pecah-pecah serta wajahnya kini terlihat agak normal. Aku bisa balas menatapnya tanpa rasa takut lagi. Meskipun tetap saja, kedua telapak tanganku mulai berkeringat.
"Jauhi dia .... Tolong jauhi dia." Hanya itu yang keluar dari bibir gadis kaku di depanku saat ini. Mungkin jarak kami terpaut lima meteran. Gaun putih yang kini terlihat bersih dikenakannya. Ujung-ujung rambutnya yang lurus jatuh di depan dada. Akan tetapi sorot matanya menampakkan kesakitan.
"Siapa? Daman? Dia yang harus kujauhi? Benar bukan?"
Senyum gadis itu tercipta. "Jangan mencintainya," katanya.
"Tahu dari mana kau? Apa hubungan kalian berdua dulu? Sepasang kekasih?"
"Lebih dari itu." Kalimat itu terdengar tajam namun membuat sudut-sudut dadaku memanas.
"Dan apa ini alasannya kau menggangguku?"
Ya, pertanyaan yang sangat tepat. Aku harus memberi tepuk tangan untuk diriku sendiri karena masih mengontrol segalanya.
Gadis itu menggelengkan kepala pelan. Sontak membuatku mendengkus jengah.
"Siapa kau sebenarnya? Penunggu rumah ini? Setan macam apa kau ini?" Terdengar frusterasi. Seharusnya lawan bicaraku pastinya tersinggung dengan pertanyaanku barusan. Tapi memang benar. Gadis di depanku saat ini bukan lagi manusia normal yang bisa kembali hidup. Kecuali, tanpa berkedip, dia menatapku seolah-olah aku adalah musuh besarnya.
"Dana, itu adalah namaku. Dan berjanjilah untuk menjauhinya." Setelah mendengar kalimat barusan. Tiba-tiba kepalaku diserang pening hingga pandanganku mengabur, seakan dunia hitam itu hilang. Rasanya tubuhku jatuh dengan cepat dan semuanya berubah menjadi semakin gelap.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TALK : Beyond The Water ✔
Diversos🎖: Winner Shortlist AIFIL 2023 🎖: The 5th Winner of Event The Goosebumps Love - WattpadRomanceID 🎖: Reading List AIFIL 2023 - WattpadChickLitID © KANG ZEE present • (#) GIRL'S IN THE NIGHTMARE • THE TALK: Beyond The Water • THE 3RD FULL NOVEL '...