Cuaca sepertinya sedang tidak berpihak pada Hyunsuk, tadi pagi saat Hyunsuk berangkat sekolah, langit sangat cerah. Tidak menunjukkan tanda-tanda akan hujan sedikitpun.
Tapi sekarang, hujan turun mengguyur dengan deras, dan belum terlihat akan reda dalam waktu dekat. Sementara Hyunsuk tidak membawa payung.
Hari semakin lama semakin larut, sekarang jam bahkan sudah menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh menit.
Mungkin jika guru Sejarah-nya tidak meminta bantuan, Hyunsuk tidak akan terjebak hujan seperti sekarang. Dalam hati Hyunsuk meruntuki gurunya itu.
Baiklah, Hyunsuk akan menunggu sepuluh menit lagi, jika hujan masih belum reda, Hyunsuk akan memilih basah kuyup dibanding berdiri di depan gerbang sekolah yang sudah terlihat sangat sepi.
***
Namun nyatanya bukan hanya cuaca yang tidak berpihak pada Hyunsuk, tapi keberuntungan juga, karena sekarang Hyunsuk sudah menunggu lebih dari lima belas menit namun hujan masih tetap seperti semula.
Dengan itu Hyunsuk mengangkat tasnya ke atas kepala, bermaksud menghalau hujan agar tidak langsung menghantam kepalanya. Menarik nafas panjang, lalu Hyunsuk berlari menerobos derasnya hujan.
Terus berlari dengan cepat, tapi air mulai membasahi sebagian tubuhnya, celana dan sneakers yang dikenakannya bahkan sudah sangat basah. Hyunsuk memutuskan untuk berteduh sebentar karena lelah berlari cukup jauh.
Pemuda dengan rambut hitam legam itu berhenti di sebuah toko pinggir jalan yang terlihat sepi, tentu saja sepi, ini sudah malam dan hujan, orang bodoh macam apa yang keluar dalam keadaan seperti itu.
Baru saja Hyunsuk akan melanjutkan perjalanannya, ia dikejutkan oleh suara dari gang sempit di dekat tempatnya berhenti.
Mulanya Hyunsuk berniat tidak menghiraukan hal itu, tapi entah kenapa rasa penasarannya sangat besar, membuatnya melihat gang itu tanpa menunggu lebih lama.
Cukup terkejut ketika ia menemukan seorang pria tengah terduduk lemas di dekat tong sampah, wajah pria itu terlihat pucat.
Hyunsuk mendekat dengan hati-hati, "Hey? Kau baik-baik saja?" Hyunsuk bertanya sambil mencondongkan tubuhnya ke arah pria itu,
Tidak ada jawaban, pria itu masih menunduk seolah tak sadarkan diri.
Hyunsuk memutuskan untuk menyentuh pundak pria itu, "Kau butuh bantuan?" tanyanya untuk yang kedua kali.
Kini pria itu mendongak, tangannya memegang tangan Hyunsuk. "Minum." katanya lemah, membuat Hyunsuk kebingungan.
Minum apa maksudnya, kenapa di tengah hujan seperti ini pria itu malah meminta minum, dan kenapa tubuhnya terasa dingin sekali.
"Aku mohon." lirih pria itu masih dengan suara lemah seperti tadi.
"Kau yakin kau butuh minum? Tubuhmu dingin sekali, perlu ku antar ke rumah sakit, tidak?" Hyunsuk bertanya memastikan.
"Tidak," dan hanya satu kata yang terlontar dari mulut pria itu.
"Tapi aku tidak bawa air minum. Ayo ke rumahku, kau bisa minum di sana." kata Hyunsuk dengan polosnya, ia membantu pria itu bangun lalu digandengnya penuh kesulitan.
Karena tubuh pria itu lebih besar dari Hyunsuk, dan tentu saja itu menyulitkannya.
***
Dengan susah payah Hyunsuk akhirnya sampai di depan pintu flat-nya.
Ia menyandarkan tubuh pria yang ia temui tadi pada tembok di samping pintu, meraih kunci yang berada disaku celananya, dan pintu-pun terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare [✓]
Fantasy"Seharusnya aku tidak menolongmu!" ↺BxB || Homo || Gay || Yaoi ↺Ft. Harukyu