Part 7

2.8K 396 45
                                    

"Jihoon, bantulah aku" Junkyu duduk di samping Jihoon, tangannya bersidekap dengan bibir ter-pout jengkel.

"Urus-urusanmu sendiri. Jangan merepotkanku!" itu saja, setelah mengatakan itu Jihoon langsung pergi. Ia sedang tidak ingin diganggu sekarang ini.

Luntang-lantung tidak jelas selama beberapa menit, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk kembali dan mencoba membantu Junkyu. Tidak ada salahnya membantu adiknya sendiri.

"Kau sudah mengancam Haruto?"

"Ribuan kali."

"Dengan keluarganya?"

"Maksudmu?"

Jihoon menghela napas, seribu tahun ini yang Junkyu lakukan hanya diam menunggu dan makan. Itulah kenapa otaknya menjadi tumpul.

"Haruto masih memiliki keluarga, bukan?"

Junkyu bergumam, "Seorang nenek tua"

"Itu kesempatanmu. Pergilah, cari manusia itu dan ancam Haruto menggunakannya."

"Jihoon... Kau tahu, aku tidaklah sekuat dirimu. Keluarga Haruto terlindungi. Aku—aku tidak bisa sembarangan menyentuh mereka sepertimu" Junkyu menunduk lesu, mengepalkan tangannya erat.

Jujur saja ia sudah lelah melakukan ini, ia ingin bebas dari belenggu Jihoon tanpa harus melibatkan orang lain. Sebagai makhluk yang pernah merasakan rasanya menjadi manusia, Junkyu paham betul ketakutan yang Haruto rasakan, tapi, tidak ada pilihan lain baginya selain ini atau ia akan mati.

Dan Junkyu tidak mau mati secepat itu.

Hati Jihoon mencelos melihat Junkyu terduduk lesu. Rasa sesal itu kembali datang. Seandainya ia bisa memutar waktu, Jihoon tidak akan menolong Junkyu saat itu, atau ia tidak akan bersimpati pada Junkyu hingga rasa simpati itu berubah menjadi rasa sayang.

Penyesalan memang selalu datang belakangan. Sial.

"Junkyu-ya, maafkan aku."

Junkyu menendang kaki Jihoon, "Apa-apaan kau ini?! Kau tidak bersalah. Sebaiknya kau pergi dan temui Hyunsuk, kau juga harus berjuang agar anak itu tidak histeris saat mengetahui siapa dirimu sebenarnya."

Junkyu dan sopan santunnya adalah hal yang tidak pernah Jihoon dapatkan selama ini, dia tidak pernah takut pada Jihoon.

***

"Aku benci kalian!"

"Ah, ayolah! Kau juga menghabiskan waktu bersama Jihoon, kalian bersenang-senang, bukan? Mengaku saja!"

Hyunsuk tidak habis pikir dengan perkataan Asahi barusan, seenaknya saja jalang ini menuding hal yang tidak-tidak padanya.

Ia melempar lap yang tadi digunakannya untuk membersihkan meja pundak Asahi. Ngomong-ngomong mereka sekarang sedang berada dalam kafe tempat Hyunsuk bekerja, tadi tiba-tiba saja dua orang aneh ini datang dan berlagak sok bersalah.

"Dengar, aku dan Jihoon hanya pulang bersama. Hanya pulang, tidak ada apapun yang terjadi selain itu. Sekarang, pergi, aku sedang bekerja!"

"Ey, kami ini pelanggan!" Mashiho melambaikan tangannya, berpura-pura memanggil waiter untuk mencatat pesanannya padahal sang waiter sudah jelas berada di depannya sejak tadi.

"Aku mau patbingsoo dan banana milkshake. Sahi, kau mau apa?"

"Coklat panas dingin saja."

Nightmare [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang