Hyunsuk berjalan malas memasuki kelas yang sudah berpenghuni tapi belum cukup ramai untuk ukuran kelas anak-anak urakan.
Ia duduk dibangku belakang dekat jendela, matanya memperhatikan beberapa anak yang terlihat pemanasan di lapangan.
Hyunsuk mengalihkan pandangannya ketika mendengar ribut-ribut dari arah pintu, dan manusia setengah alien muncul disana.
"Tapi aku rasa tidak masalah—HYUNSUK?!"
Yang diteriaki hanya tersenyum melihat teman-temannya dengan ribut berjalan mendekatinya.
"Apa yang terjadi? Kenapa tidak masuk sekolah?" Yoshi menyibak poni yang menghalangi kening Hyunsuk, memeriksa kening itu perhatian.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya ketiduran." gummy smile itu tercetak pada wajah Hyunsuk, benar-benar manis.
Asahi duduk di samping Hyunsuk, "Kau yakin?" ia memeriksa wajah Hyunsuk, mencari sesuatu yang salah disana. Tapi tidak ada, hanya ada raut yang biasa Hyunsuk tampilkan.
"Iya."
Asahi mengangguk saja, toh Hyunsuk datang dengan keadaan utuh, apalagi yang harus ia khawatirkan? Tidak ada. Jika Hyunsuk masuk sekolah dengan keadaan anggota tubuh yang tidak lengkap, itu baru patut ia khawatirkan.
Mereka berbincang sejenak sebelum akhirnya bel berbunyi. Yoshi segera pindah pada tempat duduknya di belakang karena ia tinggi, ia cukup sadar diri untuk tidak menyusahkan orang pendek karena terhalang dirinya.
Sementara Asahi tetap diam di sana karena ia memang duduk di sana. Sedangkan Jaehyuk dan Mashiho, mereka berada di kelas yang berbeda. Sangat disayangkan.
Seorang guru masuk dan ada seseorang yang mengikuti guru itu. Para murid segera berdiri dan memberi hormat pada sang guru.
"Baiklah, kalian memiliki teman baru mulai saat ini." guru itu membuat gerakan agar orang yang tadi mengikutinya maju lebih depan.
"Park Jihoon." orang itu membungkuk sebentar, sangat sebentar. Mungkin hanya satu detik, atau bahkan tidak.
Semua murid diam, cukup heran dengan seseorang yang memperkenalkan diri hanya dengan satu kalimat saja, dan hanya namanya saja.
Tidak ada kata 'seneng bertemu kalian.' atau 'semoga kita bisa berteman dengan baik.' benar-benar sesuatu yang pantas untuk dikatai. Murid baru tidak tahu tata krama.
Mungkin pemikiran itu hanya untuk beberapa murid, karena Hyunsuk nyatanya malah tersentak, ia terkejut ketika mendengar nama itu.
Park Jihoon.
Hyunsuk tahu nama itu, nama itu terus berputar dalam kepalanya sejak ia bangun kemarin. Bagaimana mungkin ia bisa tahu lebih dulu nama seseorang yang baru muncul hari ini.
"Kau bisa duduk."
Hyunsuk memerhatikan murid baru itu, dia berjalan menuju arahnya. Mata mereka bertatap. Mata itu, seolah menarik Hyunsuk ke dalam dasar jurang, benar-benar gelap dan menakutkan.
Jantung Hyunsuk berdetak kencang, secara tidak sadar tangannya meremat erat pinggir meja ketika Jihoon melewatinya.
Nafasnya tercekat merasakan hawa yang begitu mencekam. "Hyunsuk? Apa ada masalah?" Asahi menggoyang tubuh Hyunsuk ketika melihat tubuh itu menggigil ketakutan.
Hyunsuk terperanjat, "Ha? Oh, tidak ada." dengan gugup Hyunsuk mengambil bukunya dan mulai menatap guru yang tengah menerangkan sebuah materi.
Hanya menatap, karena pikiran dan hatinya sibuk memikirkan murid baru bernama Jihoon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nightmare [✓]
Fantasy"Seharusnya aku tidak menolongmu!" ↺BxB || Homo || Gay || Yaoi ↺Ft. Harukyu