Part 4

3.4K 498 51
                                    

Jihoon bergerak naik mendidih tubuh Hyunsuk tanpa membangunkan sang korban. Tidak ada suara yang ia timbulkan, semua pergerakannya benar-benar senyap.

Dengan berani Jihoon menarik wajah Hyunsuk agar menghadap pada arahnya. Bibir pucat miliknya tersenyum setan begitu tahu jika ia akan segera merasakan darah lezat dan segar.

Jihoon mendekatkan bibirnya pada telinga Hyunsuk dan mulai berisik. "Bangun, puaskan aku dengan darah dan tubuhmu." seperti itu. Dan Hyunsuk mulai bangun, matanya terbuka. Tapi tatapan itu kosong. Hyunsuk tidak sadar jika sebentar lagi ia akan dilecehkan lebih parah dari sebelumnya.

Tangan dingin Jihoon mulai melucuti satu persatu kancing baju Hyunsuk. Menyingkirkan setiap benang yang menempel pada tubuh indah itu.

Sengatan listrik seolah tersalur pada tubuh Jihoon ketika tangannya menyentuh kulit Hyunsuk. Ini luar biasa.

Ingin dirinya mengembalikan kesadaran Hyunsuk agar pemuda itu bisa mengerang dan memanggil namanya dengan sadar. Tapi itu bukan ide bagus, Hyunsuk mungkin akan membuatnya dalam masalah.

Dan Jihoon tidak bisa menunggu lebih lama lagi, ia benar-benar ingin merasakan tubuh Hyunsuk sekarang juga.

Untuk itu Jihoon mencium Hyunsuk, sangat kasar dan terburu-buru. Bibir ini benar-benar manis. Sangat manis dan candu hingga Jihoon tidak sadar jika taringnya menggores kulit tipis itu.

Darah segar perlahan keluar dari bibir Hyunsuk, bibir itu kini terasa semakin manis dan candu bagi Jihoon. Ia begitu gencar menghisap darah yang bercampur dengan saliva.

Sial. Ini berkali-kali lebih nikmat dari sebelumnya.

Jihoon menyudahi kegiatannya ketika penisnya mulai berkedut tanda ereksi. Dia menggeram, menahan gejolak nafsu yang terus membakarnya.

Mulut itu kini berpindah pada leher Hyunsuk, menjilatnya sensual hingga sang korban menggeliat dalam ketidaksadarannya. Tangan-tangan kokoh Jihoon bermain pada pinggang ramping Hyunsuk, mengusapnya penuh gairah.

"Kau ingin membunuhku?"

Junkyu berdiri dengan tatapan terluka, wajahnya terlihat menahan sakit dan sudut bibirnya mengalirkan darah. Ia terisak, menahan rasa sakit yang timbul akibat sentuhan tubuh yang Jihoon lakukan bersama orang lain.

Junkyu tidak mencintai Jihoon, tapi hati dan tubuhnya akan terluka ketika pria itu bersentuhan dengan orang lain. Sangat sakit karena ia sudah terikat dengan Jihoon. Jihoon pemiliknya, Jihoon tuannya.

Meski Jihoon sudah melepaskannya tapi ikatan mereka belum benar-benar hilang karena Junkyu belum melakukan ritualnya.

"Sakit, Jihoon!"

Gairah Jihoon sudah menghilang, tergantikan oleh rasa kesal, marah dan rasa bersalah. Dia memasangkan kembali pakaian Hyunsuk agar pemuda itu tidak heran saat bangun nanti.

Setelahnya Jihoon mendekati Junkyu, mengusap darah yang hampir mengering pada sudut bibir Junkyu lalu memeluk tubuh itu.

"Maaf." Jihoon membawa tubuh Junkyu pergi setelah mengembalikan kesadaran Hyunsuk.

***

Sama seperti Hyunsuk, Haruto pulang dengan keadaan lelah dan penat. Dia berjalan tergesa menuju rumahnya agar bisa segera beristirahat.

Tapi perjalanannya tidak semulus perjalanan Hyunsuk. Tiga blok sebelum ia sampai pada pintu flat-nya, seseorang menghadang jalannya.

Pria pucat dengan tubuh lebih pendek dari Haruto tengah bersidekap dada, tersenyum miring melihat wajah tampan Haruto.

"Mau bercinta denganku?" dia tersenyum manis. Jika orang biasa yang mendapat tawaran itu, bisa dipastikan orang itu akan menerima tawarannya dan dia akan segera menemui ajal. Tapi tidak dengan Haruto. Dia bukan orang biasa.

Nightmare [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang