Part 18

1.9K 267 41
                                    

Jihoon tidak bodoh. Ia tidak akan kembali begitu saja ke istananya hanya karena Yoshi mengatakan bayangan yang dia lihat.

Jihoon tahu betul siapa dan apa yang bisa masuk ke tempatnya, hanya bangsanya dan orang yang diijinkan adiknya yang bisa masuk, Hyunsuk jelas tidak termasuk dalam kategori itu,

Dan adiknya tidak akan mengijinkan siapapun masuk tanpa bertanya padanya terlebih dahulu. Jadi Dongjin tidak mungkin membawa Hyunsuk kesana tanpa sepengetahuannya.

Karena itu di sinilah Jihoon berdiri, di depan gapura tinggi, gerbang masuk tempat khusus untuk mereka yang diasingkan.

Puluhan vampir yang dulunya berkhianat dan melanggar peraturan yang diciptakan ayahnya kini menatap Jihoon penuh kebencian, pisau mengkilap menyertai mereka dalam masing-masing genggaman tangan.

Mereka sudah sangat siap menyerang Jihoon, dan Jihoon tidak akan ragu untuk membunuh mereka semua demi Hyunsuk-nya.

***

Yoshi mendorong pintu yang ia pastikan bahwa ada Asahi dan Jaehyuk di dalamnya. Matanya berkilah waspada, menggeser beberapa kayu yang menghalangi jalan.

Tak sampai lima menit berada di sana, Yoshi bisa mendengar suara seseorang terisak.

Yoshi mendekat dan wujud Asahi tengah bersimpuh di bawah kaki Jaehyuk yang terikat duduk segera menyambutnya.

Darah bersimbah di bawah Asahi, rupa pias terpatri pada wajah tampan Jaehyuk.

"Asahi,"

"Yoshi, tolong Jaehyuk, dia tidak bergerak." cicit Asahi begitu pelan, suaranya bahkan hampir tertelan dalam tenggorokannya sendiri.

Yoshi menyentuh kepala Jaehyuk, memastikan apakah nyawa masih tersisa dalam tubuh manusia yang pernah menyandang gelar sebagai sahabatnya,

Dan mungkin akan begitu selamanya.

Dia bernafas lega saat nadi Jaehyuk masih berdenyut meski pelan. Karena jika Jaehyuk atau Asahi sudah mati dan bukan olehnya, dia tidak bisa melakukan apapun.

"Aku tidak berurusan dengan kehidupan, aku tidak bisa melakukan apapun ketika kalian masih hidup. Karena itu,"

Yoshi membantu Asahi bangun, tersenyum halus sebelum menyentuh leher Asahi yang dipenuhi luka gigitan. "Aku harus membunuh kalian."

Asahi semakin tercekat mendengar Yoshi berkata seperti itu. "Tidak akan sakit, kalian hanya akan merasa seperti tidur kemudian bangun kembali."

Satu kedipan mata dan Asahi tergolek tanpa nyawa setelah Yoshi mematahkan lehernya secepat ia bisa.

Kini Yoshi bisa melihat siluet abu-abu keperakan melayang di atas tubuh Asahi, itu adalah arwah Asahi.

Yoshi bangkit, menarik satu helai bulu dari sayapnya yang membentang luas kemudian menancapkan itu pada leher Asahi.

"Nah, Asahi, kau bisa hidup sampai Ratu-ku memutuskan waktumu." dan arwah Asahi kembali masuk ke dalam tubuhnya, menghidupkan kembali tubuh yang tadinya mati.

Asahi tak lagi terkejut, kepalanya sudah tidak bisa nerima kejadian mustahil ini, ia tidak bisa memikirkan apapun selain berharap agar semuanya cepat berlalu.

Nightmare [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang