Part 13

2.3K 327 30
                                    

Di sinilah Hyunsuk, Mashiho dan Asahi berakhir. Saling menatap dan menunggu hanya untuk meyakinkan diri mereka apakah mereka harus mengetuk pintu flat Haruto atau tidak.

"Aih, dasar merepotkan." seru Jaehyuk tiba-tiba menggedor pintu itu, "Haruto, buka! Sepupumu sedang berhalusinasi!" katanya setengah meledek pada Asahi yang saat ini mendelik.

Tidak ada respon dari Haruto, membuat Asahi ikut mengetuk pintu masuk, "Haruto, ini aku... Buka pintunya,"

Yang lain bisa tahu jika Asahi ketakutan, suaranya gemetar penuh rasa khawatir.

"Haruto!" panggil Asahi tak sabar.

"Babe, tenanglah. Semuanya baik-baik saja."

"Kau tidak mengerti!" Asahi menepis tangan Jaehyuk, "Haruto aku mohon—hiks jangan seperti ini! Kau tidak boleh meninggalkanku!"

Asahi mulai tidak sabar, ia memukul pintu masuk dengan kencang, meronta-ronta ingin masuk.

"Haru—"

"Uhh, hyung..." Haruto akhirnya membuka pintu sebelum Asahi nekat mendobrak pintu itu.

"Apa yang terjadi?! Kenapa kau tidak menghubungiku?!" semprot Asahi, dia menatap kedua mata Haruto yang memerah—seperti kekurangan tidur, atau mungkin kelebihan.

"Masuk, hyung. Aku tidak enak badan." kata Haruto pelan, ia membuka pintu agar yang lain masuk mengikutinya.

Asahi dan yang lain menurut, mengekori Haruto yang kini sudah kembali berbaring. Dengan tergesa dia menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut, sampai menutupi setengah wajahnya;

Hanya menyisakan mata dan keningnya saja.

Hyunsuk mengamati dari dekat, alisnya mengkerut saat sadar Haruto terlihat begitu pucat. "Kau sakit apa?"

Hyunsuk mendekat, memeriksa suhu tubuh Haruto menggunakan punggung tangannya.

Dingin. Sangat dingin.

Rasanya begitu dingin seakan Hyunsuk menyentuh bongkahan es batu.

"Kenapa tidak bilang kalau kau sakit? Tidak tahukah jika selama ini aku hampir kehabisan nafas memikirkanmu?!"

Asahi mengakhiri kalimatnya dengan menghempaskan tubuhnya di samping Haruto, memeluk tubuh sepupunya penuh rindu.

Haruto tertawa, "Maaf, hyung. Aku tidak kuat melihat layar ponsel, semuanya berputar." bohongnya pada Asahi.

Seperti apa yang dikata Junkyu, dia tidak bisa memberitahu yang lain bahwa kini ia hidup di dunia yang berbeda.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Hyunsuk.

"Lebih baik. Maaf karena membiarkan hyung mengurus kafe sendirian." setitik senyum penuh sesal Haruto lontarkan untuk Hyunsuk.

Yang dibalas anggukan tak masalah.

Kini Haruto beralih pada Jaehyuk, Mashiho dan Yoshi yang tidak melakukan apapun.

Karena mereka tidak terlalu dekat, jadi, suasananya cukup canggung.

Lalu rasa canggung itu berubah menjadi ketegangan bagi Haruto kala aroma menggoda menyapa hidungnya.

Haruto panik, ia menutup hidung dan matanya spontan. Menghalau aroma yang terus membangkitkan nafsu makannya.

"Ruto-ya, kenapa?" tanya Asahi bingung.

Haruto menggeram, menghirup aroma yang menguar dari tubuh Jaehyuk.

Yang lain ikut panik saat Haruto tiba-tiba bangun dan berlari menuju kamar mandi sambil menutup mulutnya—seolah ingin muntah.

Nightmare [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang