Part 7

2.1K 367 39
                                    

"Lo gak waras!"

Jenna bingung dengan apa yang pemuda ini pikirkan. Datang secara tiba-tiba lalu memperkenalkan diri sebagai calon pacarnya.

"Gue anggep itu pujian."

Jawabannya membuat Jenna tak habis pikir terlebih lagi pemuda itu terus menatapnya. Ia tahu bahwa pemuda itu tampan, tapi tak boleh bersikap seenaknya seperti ini. Terlebih lagi pemuda itu sembarangan mencolek pipinya.

"Gue pergi dulu, cantik."

Jenna langsung mengusap kasar pipinya yang dicolek oleh pemuda tadi sebelum ia pergi. Bagaimana bisa ia begitu tidak sopan kepada orang yang baru saja ditemuinya? Apa semua murid disini seperti itu? Jenna harus menarik kata-katanya kembali kepada Haira.

Joy, Haira, Yessy, Sana, dan Carissa terdiam ditempat mereka. Terkejut dengan pemandangan dihadapan mereka tadi. Jika itu Jaka, mereka tidak akan terkejut melihatnya mengingat Jaka adalah seorang playboy. Tapi ini? Varen, sang ketua black wolf yang tidak pernah menunjukkan ketertarikan kepada seorang wanita.

"Gue gak tahu kalo kak varen bisa kaya gitu." Kata Yessy. Perkataan Varen tadi sangat manis, ditambah dengan wajahnya yang tampan. Yessy ingin menjerit saat Varen menatap Jenna begitu dalam. Jenna yang ditatap, dirinya yang ambyar.

"Speechless gila." Kata Carissa.

"Nanti gue tanyain ke cowo gue, kenapa kak varen begitu sama lo." Kata Joy. Ia juga penasaran. Nanti akan ia tanyakan kepada Sakti.

Varen.

Jenna diam. Nama Varen tidak asing di telinganya, seperti ia pernah mendengarnya. Jenna terbelalak saat mengingatnya. Sana pernah menyebut nama Varen. Ketua Black Wolf setelah kakaknya. Lihat saja nanti, akan ia laporkan kepada kakaknya apa yang telah dilakukan oleh Varen. Masa bodoh jika setelahnya Varen mendapatkan masalah.

"Gak usah ditanyain. Paling cuma iseng doang." Kata Jenna. Ia tidak mau berurusan dengan Varen. Melihat wajahnya saja ia malas, pria yang memanfaatkan visualnya agar bisa berbuat seenaknya.

Joy mengangguk. Dan tidak ada dari mereka yang membahasnya lagi karena mereka merasakan bahwa mood gadis itu memburuk.

"Yuk balik kelas! Abis ini pelajaran pak ade soalnya." Ajak Haira.

Mereka kembali ke kelas dengan Yessy yang coba mencairkan suasana diantara mereka.

***

"Abis ngapain lo ke si jenna?"

"Bukan urusan lo."

Varen langsung memakan nasi goreng yang sudah dibawakan oleh Jaka tanpa menghiraukan Sakti, Sandhy, serta Jaka yang menatapnya penuh selidik.

"Eh sialan, dia gebetan gue ya!"

"Gebetan doang, bukan pacar." Sandhy menyahuti Jaka.

Menghiraukan Jaka dan Sandhy, mereka memakan makanan yang mereka beli.

Jenna.

Memiliki arti yang sama dengan nama Jennifer yang berarti diberkati. Ya, Jenna memang diberkati oleh kecantikan yang ia miliki. Pantas saja Jeka langsung menyukainya begitu pertama kali melihat.

Varen terkekeh melihat gadis yang berada dipikirannya itu beranjak dan pergi dari kantin. Ia akan mendekati Jenna, dan ingin membuat siswa dilain tempat merasakan kesedihan untuk sekali saja.

"Gak waras lo! Ketawa sendiri."

"Bacot!"

Mereka kembali melanjutkan kegiatan makannya. Varen sendiri tidak menghiraukan Jaka yang menatap dirinya seakan ingin membunuhnya dan Sakti serta Sandhy yang menatapnya aneh.

Black WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang