Part 8

1.9K 332 29
                                    

"Kak jenna!"

Jenna yang sedang berjalan menuju kantin bersama Joy, Yessy, Sana, dan Haira itu langsung menoleh saat ada yang memanggilnya.

"Kenapa je?" Tanya Jenna. Yang tadi memanggilnya adalah Roséanna, teman masa kecilnya.

"Kak jen ikutan eskul apa? Aku mau masuk cheerleader, gak ada temennya." Tanya Rosé.

"Gue kan ikut cheers na." Beritahu Joy.

"Weh seriusan? Aku kira kak joy cuma ikut osis doang." Kata Rosé.

"Pacarnya kan anak basket na, pastinya ikut cheers dong." Ujar Yessy yang langsung disenggol Joy.

"Oke deh. Aku harus daftarnya kemana kak? Ketuanya siapa?" Tanya Rosé.

"Si carissa ketuanya. Daftarnya bisa ke si joy kok, dia kan wakil ketua." Jawab Yessy. Dia juga ikut eskul cheerleader, lumayan cuci mata melihat wajah tampan anak basket.

"Ih kak joy gak pernah bilang." Kata Rosé.

"Sorry na. Lupa terus gue tuh." Kata Joy. Kegiatan MPLS kemarin itu memakai banyak waktunya.

"Balik sekolah ke ruang cheers aja, mau pada kumpul kok." Sambungnya. Rosé mengangguk.

"Oke deh. Makasih kak joy, kak Yessy. Kak jen aku tunggu di eskul cheers ya."

"Gak ke kantin na?" Tanya Sana.

"Aku udah istirahat duluan kak, jadi jam istirahat kedua dipake buat fisika." Jawab Rosé. Jadi ada guru yang memakai jam istirahat untuk melajutkan kegiatan mengajar.

"Bu caca ya?"

"Iya kak."

Bu Caca, guru Fisika yang tak bisa dibilang masih muda. Guru yang mengajar dengan sistem mengebut, apabila ada bertanya akan di marahi, nada berbicara yang selalu ngegas.

"Aku duluan ya kak. Bye!"

"Bye!"

Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju kantin. Yessy tidak berhenti berbicara hingga mereka sampai disana.

"Sutt"

"Mwah."

Jenna tak habis pikir dengan Varen. Pemuda itu memanggilnya lalu memberikan ciuman jarak jauh kepada dirinya. Memalukan.

"Sinting." Gumam Jenna. Ia langsung duduk di meja yang biasa mereka tempati sambil berdoa agar Varen tidak menghampirinya.

Baru kali ini Jenna sangat menunggu hari libur. Ia merasa tertekan dengan perilaku Varen di sekolah. Ingin mengadu pun, kakaknya belum pulang selama berminggu-minggu.

"Liat kak varen gitu, berasa liat orang lain." Kata Yessy.

Hal itu sangat baru bagi Yessy dan yang lainnya. Perlu dikatakan sekali lagi, Varen itu sangat menjaga jarak dengan perempuan. Entah apa yang membuat Varen seperti itu.

"Jen jen jen, cantik banget sih jen."

"Joy makin bohay aja lo!"

"Bacot jaka cebol! Jangan ganggu gue!"

Joy tak peduli sudah berkata kasar kepada Jaka, toh Jaka memang pantas diberi kata-kata yang kasar.

"Kasar banget sih ceweknya si sakti."

"Bodo amat!"

Joy mengajak yang lainnya pergi dari kantin, lebih baik mereka makan di kelas atau taman sekolah saja daripada di kantin. Sialan Jaka yang membuat moodnya memburuk, ini hari pertama periodnya jadi ia sangat sensitif dengan hal kecil.

Black WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang