11: lamaran - lokal

825 85 8
                                    

Arini - Omaira - Windi - Gita - Jovita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arini - Omaira - Windi - Gita - Jovita

Vauzan - Junaidi - Rama - Bagus - Aji - Nabas - Haris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vauzan - Junaidi - Rama - Bagus - Aji - Nabas - Haris

Cr: Pinterest.

Ira, kalau besok lagi kosong, bisa nggak ke rumah? Aku ngadain buka bersama di rumah. Cuma anak-anak kompleks kok. Datang ya.

Kira-kira itulah isi pesan Arini. Tetangga satu kompleks yang hanya berjarak beberapa rumah menghalangi. Selain menjadi tetangga, Arini adalah senior Ira di sekolah dasar dulunya.

InsyaAllah ku usahain mbak.

Daripada mengiyakan lantas terjadi kejadian mendadak berakibat tak bisa hadir lebih baik Ira tidak menjanjikan apa-apa lebih dulu.

"Adek, bantuin umi masak dulu yuk."

"Iya umi."

Tugas Ira goreng-menggoreng. Tahu, tempe, ikan, ayam bumbu merah misalnya. Lain lagi bagian umi, beliau memiliki tugas meracik dan memotong bahan.

Pernah umi meminta Ira mengambil peran membumbui. Tapi si gadis menolak. Jikalau ditanya kenapa Ira merasa ia belum memumpuni hal berkaitan dengan bumbu. Takut terlalu asin. Apalagi bulan puasa begini tidak bisa mencicipi.

Saat kadar melibihi sangat asin. Nanti dikira minta nikah. Dasar mitos menyebalkan.

"Umi, kira-kira besok ada acara keluarga nggak? Ira di ajak bukber sama Mbak Arini."

Umi yang sedang menunduk mencari daun salam menjawab, "Ikut aja dek, besok nggak ada acara apa-apa. Kamu datang awal juga. Bantu-bantu disana. Arini kan baru melahirkan anak kedua, masih lucu-lucunya. Pasti sibuk wara-wiri."

"Kok umi tahu kalau bukanya bakal di rumah Mbak Arini?"

"Tadi sempat ketemu Bu Titin di warung. Bu Titin yang kasih tahu umi."

"Assalamualaikum umi, adek. Abang dan abah yang luar biasa ganteng pulang."

Kelakuan siapa lagi kalau bukan Vauzan. Abah geleng-geleng kepala melihat kelakuan Vauzan. Keturunan siapa Vauzan ini. Padahal abah dan umi kalem-kalem saja.

Gulir WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang