Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aira.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bayu.
Rutinitas setelah Aira merangkap sebagai kekasih Bayu adalah mengosongkan segala jadwal pada jam siang di hari sabtu dan minggu pagi.
Menemani latihan menari pada hari sabtu. Dan mendampingi mengolah segala otot saat minggu tiba.
Aira sih senang-senang saja, secara dia akan lebih sering bersama si ganteng-nya dia.
Agenda awal hari Senin sampai Jumat Bayu lumayan padat. Jadi waktu untuk bertemu pada lima hari tersebut tidak mudah.
"Dimana?"
"Aku di pujasera deket kampus."
"Tunggu, aku jemput."
Menurut Aira, berpacaran dengan Bayu harus ekstra siap siaga. Siaga hati dan emosi. Tiba-tiba manis bak permen kapas yang biasa Aira beli saat ada pasar malam depan rumah. Terkadang juga resenya sampai dibuat mengelus dada sambil beristigfar tiga puluh tiga kali.
Bagaimana ya, mendefinisikan Bayu tidak rumit. Bayu itu irit bicara. Sedikit basa-basi, saat di tanya kenapa paling mentok Aira mendapat jawaban 'capek'.
Namanya juga Bayu. Untung lapisan atmosfer sabar Aira sudah mencapai puncak paling tinggi.
Coba saja disaat Bayu lelah lahir batin. Manjanya pasti berlari kepada Aira. Maklum, kalau larinya mencari perempuan lain ya auto minta talak.
Omong-omong sekarang hari Sabtu. Sudah pasti menebak kemana Bayu akan membawa Aira.
"Air botol kamu udah habis ga?"
"Udah."
"Mau beli?"
"Kamu beliin di tempat latihan aja entar."
Pembicara pasif disini tentu pasti oknum Bayu. Mau tidak mau Aira di tuntut membangun percakapan sehingga ternobatkan julukan pembicara aktif. Keluar dari konteks ini Aira memang cerewet sih.