O8: tteokbokki pedas

899 99 14
                                    

"Sayang aku pulang!"

Sang istri tersenyum melihat kepulangan suami tercinta. Perlahan ia berdiri menumpukan tangan pada sandaran sofa dan berjalan santai ke arah Jungkook. Dilihat Jungkook melepas sepatu pantofel terlewat semangat.

"Bagaimana kabar anak manisku hari ini?"

"Kita masih belum tahu apakah dia perempuan atau bukan, Jungkook."

"Anak manis tidak selalu untuk perempuan, sayang."

Kini Jungkook telah berdiri tegak di hadapan Yeri yang semula berjongkok menyapa si calon anak. Memberi ciuman manis di dahi satu paket pelukan hangat melingkupi.

"Dan bagaimana kabar permaisuri cantik ku hari ini?"

Tawa renyah istri tercinta Jungkook menguar.

"Bagaimana bisa kamu seromantis ini. Ajaran Kak Seokjin bukan?"

"Mana ada hyung satu itu mengajarkan aku hal romantis. Yang ada aku di ajari bagaimana cara memotong bahan makanan dengan baik dan benar."

"Bagus dong suami belajar memasak."

"Untuk apa, lagipula sudah ada kamu."

Dilihat nyonya Jeon mencebik kesal, perihal makanan saja papa Jeon memang nomor satu. Sampai pernah satu kejadian dimana Yeri di angguri oleh Jungkook hanya karena makanan kebab penggoda iman.

Beruntung Yeri tidak sampai hati membuang makanan disebabkan kalah presensi dengan kebab.

"Jangan hanya tahu makan, proses membuat makanan juga harus tahu."

"Aku pintar dalam urusan membuat calon anak baru sayang. Untuk urusan makanan, kamu aku beri empat acungan jempol sekaligus dengan jari kaki ku."

Melodi tawa Jungkook terdengar menyejukkan untuk nyonya Jeon. Tapi ledekan calon ayah itu membuat Yeri sedikit kesal. Yeri menepuk pundak sang suami mendorong tubuh Jungkook perlahan ke dalam kamar mandi sekalipun tahu usahanya berujung kosong.

"Sudah sana kamu mandi, bau kecut."

"Kecut gini tetap tampan, siapa yang mau mengelak?"

"Papa Jeon!" Kalau sudah terkena amukan ibu hamil begini sih Jungkook tidak mau, lebih baik dia langsung membersihkan badan saja.

"Iya iya sayang aku segera meluncur."

Makan malam kali ini sama seperti malam-malam kemarin, tenang dan sunyi. Baik Jungkook maupun sang istri sedikit tidak menyukai obrolan saat sedang menikmati hidangan.

Siang tadi Jeon Yeri jelas-jelas sedang mengidamkan sesuatu. Tapi tidak kesampaian, dia takut untuk sekedar keluar. Lebih tepatnya takut saat papa Jeon murka. Dan sekarang, dia melamun memikirkan bagaimana sedap dan pedas tteokbokki menghiasi indra perasa Yeri, pasti lezat.

"Sayang hei." Tepukan pada punggung tangan menyadarkan Yeri dari nikmat tteokbokki khayalan nya. Masih dengan sisa terkejut ia bertanya,

"Ada apa suamiku?"

"Seharusnya aku yang bertanya begitu, ada apa dengan kamu? Kita sedang makan kenapa melamun?"

Secara tidak sadar Yeri mengelus perut yang buncitnya telah terlihat karena sudah memasuki bulan ke lima. Hal itu sudah pasti tidak luput dari pandangan Jungkook.

"Kamu ingin sesuatu ya?"

Tanpa di tanya kembali anggukan semangat sudah di berikan oleh sang istri. Namun ada lagi hal menjanggal dalam benak ibu hamil itu, jadilah ia menggeleng ragu. Meminta tteokbokki pedas pada malam hari sama dengan hal dilarang oleh sang suami.

Gulir WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang