O6: first bf - lokal

891 98 2
                                    

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Kelopak mata Asri perlahan terbuka. Matanya melirik kesana-kemari, sekarang pukul berapa? Material yang sedang ia sandari terasa asing.

Eh?

Dengan ekstra hati-hati Asri memiringkan kepala berhadapan langsung dengan dada polos seseorang. Tak berlangsung lama wajah Asri memerah panas. Dengan perlahan ia menutup mata dan wajah dengan kedua telapak tangan. Bersiap berbalik─

"Kamu kenapa?" Suara bariton rendah khas seperti orang bangun tidur milik Aji semakin membuat Asri gagu. Dia meraba kepala dengan mata terpejam dan alis berkerut.

"Eh? Kerudung sama kunciran rambut aku mana?" Ia meraba sekitar di belakang hendak berbalik, tetapi dalam sekejap Aji menarik pinggang Asri yang menjadikannya semakin menempel dengan Aji. Pejaman mata Asri semakin menguat, ia tak sengaja memegang dada telanjang Aji dan kemudian dengan gugup menjauhkannya kembali.

"A-anu ma-maaf mas aduh." Jangan lupakan Asri bercakap dengan raut wajah memerah, pejaman mata yang erat, dan juga alis yang mengkerut. Sedangkan sang suami benar-benar menahan tawa untuk ini.

"Semalem aku yang buka kerudung sama kunciran rambut kamu. Lagian kamunya keliatan gerah." Ingatan Asri terlempar pada kejadian semalam dimana ia yang tertidur karena terlalu lelah setelah menjalani lamanya durasi resepsi.

"Maaf ya mas semalem aku ketiduran duluan ga nunggu kamu." Terbentuk bulan sabit manis menghias bibir Aji.

"Ga masalah, aku tahu kamu kecapaian." Untuk sesaat hening, tak ada yang memulai percakapan lagi. Niat jahil terlintas dalam otak Aji. Mendekati rungu Asri kemudian berbisik lirih.

"Kamu ngapain tutup mata?" Bulu kuduk Asri seketika mengejang. Ia akan menutup wajah kembali sebelum Aji mencekal kedua tangannya.

"M- mas jaj-jangan gini, malu."

"Sama suami sendiri kok malu."

"Pakai baju dulu makanya." Asri memprotes lucu.

"Buka mata dulu makanya." Suami Asri itu memang menyebalkan, lihat sekarang dengan sengaja ia meniup area permukaan wajah Asri. Berhasil, mata Asri terbuka lebar.

"Mulut mas ya bau kok niup-niup ke wajah, jorok ah." Melayangkan aksi protes Asri memukul dada Aji hingga berbunyi cukup nyaring.

"Aduh yang, sakit." Eh? Sekeras itu kah?

"Yang mana yang sakit? Mas maaf banget. Kan niat awalnya becanda." Dengan raut wajah kesakitan memejam sambil memegang dada, Aji berucap.

Gulir WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang