13: are you happy now? - O2/O2

873 111 22
                                    

Pagi hari Jungkook terjaga sebab gejolak hebat di perut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari Jungkook terjaga sebab gejolak hebat di perut. Kepala pening dan badan melemas, seperti ciri khas orang mabuk berat ─ Hangover.

Ia menyeka wajah pias. Menyalakan air keran lantas segera membasuh wajah menggunakan air dingin, kemudian menatap lurus pantulan cermin pada paras elok yang tak semua orang punya.

Coba lihat dirimu, Jungkook. Kau terlihat begitu kacau.

Jungkook menyeringai dalam diam. Tungkai matanya terlihat lelah. Seolah menahan beban dua gunung diatas pundak.

Selesai perihal urusan membersihkan badan ia keluar memakai baju santai. Tidak lupa satu buah tablet canggih Jungkook bawa.

Hari ini akhir pekan. Jungkook libur bekerja. Tapi pekerjaan tak pernah membiarkan ia untuk bersantai barang sehari.

Misalnya saat ini, si pria sudah tenggelam dalam diskusi proyek besar membahas perkara praktik marketing yang sekiranya bisa membuat strategi perusahaan gol, berhasil. Ia tetap memaksakan diri, meskipun kepala nyeri meminta tumpukan bantal wajib direbahkan.

"Jungkook?"

Panggilan Yerim tidak Jungkook pedulikan. Ia lanjut saja berkutat pada layar yang menyala. Yerim berjalan ke arah sofa kosong sebelah sang suami kemudian duduk disana.

"Hei, biarkan aku membicarakan suatu hal penting dengan mu."

"Tentang apa?" Jawab Jungkook tidak acuh seraya memainkan jari dan menunduk menghadap tablet di pangkuannya.

Yerim menarik napas, menyemangati diri sendiri. Pasti tertolak, batinnya bergumam.

"Bisakah kau memperlakukan aku sehari ini saja seperti suami yang menyayangi istrinya?"

Lantas Jungkook memberikan seringaian mencibir akibat perkataan Yerim.

"Jangan berkhayal."

Sudah ku duga. Yerim tersenyum asam. Tapi ia belum menyerah. "Untuk hari ini saja Jung, tolong?"

"Apa yang akan aku dapat sebagai balasan?"

"Aku akan pergi dari hidup mu, selamanya."

"Selamanya?" Kepala Jungkook tertoleh pada Yerim. Yerim mengangguk meyakinkan.

"Kau akan mengajukan perceraian kepada ku?" Pasalnya ibu Jungkook menentang mereka berpisah. Apalagi dari pihak Jungkook. Tapi jika Yerim menginginkan perceraian. Ibu Jeon akan menghargai keputusan si perempuan Kim.

"Tidak, ini akan jauh lebih membahagiakan. Setidaknya untuk mu."

Sejenak angan-angan Jungkok mengawang. Salah satu kebahagiaan Jungkook adalah sosok Yerim pergi jauh dari arena milik sang pemuda Jeon. Baginya detik ini kesempatan emas.

"Deal. Aku tunggu kau menepati janji mu dan jangan terlalu banyak berharap. Menyayangi mu saja tidak, bagaimana aku harus mencintai orang yang selalu membawa kesialan bagi ku."

Gulir WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang