part 12

440 47 6
                                    

"Emang rambutmu jelek Tama sumpah ga boong aku. Kau potong lah sekarang. Anak 17 tahun dengan wajah om-om." ejek Anggi.

"Yaudah lah potong aku habis ini. Kau mau ga antar aku potong rambut ke mall? Mumpung malam minggu ini." Ajak Tama kepada Anggi.

Anggi mengangguk. "Gua mau-mau aja sih, tapi pacar lo gimana? Ntar masalah lagi. Ribet bat kehidupan pacaran."

"Gua udah lama ga jalan sama kau lho, Nggi. Ntar kalo Melora marah yaudah gua hadapin aja."


~~~~~~~~~~

Anggi dan Tama duduk berdua di sebuah restoran mewah yang berada di salah satu mall elit di Jakarta. Restoran ini merupakan restoran favorit keluarga Tama ketika mereka sedang jalan-jalan di mall ini.

"Lama kali ya makanannya ngga datang-datang." celetuk Anggi.

"Baru 10 menit, Anggi. Ga bisanya kau menahan lapar." jawab Tama.

"Belum makan dari pagi aku, Tam."

"Salah siapa sok-sokan diet?"

"Siapa juga yang diet? Lagi males makan aja siang tadi."

"Makan kok malas. Pantas siklus bokermu ga lancar."

Anggi menyemprot muka Tama dengan hand sanitizer. "Siklus bokermu yang terlalu lancar."

"Btw lo ada cerita apa, Nggi? Kangen ugha gua sama cerita-cerita absurd lo."

Anggi memikirkan sesuatu. "Lo tau ga sih kalo si Regan sekarang tiap hari chat gua, Tam."

Tama melotot kaget. "Serius lo?"

Anggi memberikan hpnya yang membuka isi room chat ia dengan Regan. Tama membaca chat tersebut dari awal hingga akhir. "Emmm ini mah dia berusaha pdkt ke lo, Nggi."

"Menurut lo gimana?"

"Apanya?"

"Regan orangnya gimana?"

Perasaan Tama mulai aneh sejak ia membaca room chat Anggi dengan Regan yang isinya lumayan romantis. Tama bingung mengapa ia malah resah ketika Anggi mulai dekat dengan laki-laki lain.

"Regan baik sih. Dia pinter, anaknya juga ga aneh-aneh. Lo mulai suka ya sama dia?"

Anggi tersipu malu. "Yaaa seiring berjalannya waktu."

"Akhirnya si Tomato suka sama cowo. Ku kira kau suka sama Elen."

Anggi memukul tangan Tama. "Bisa gak kau jangan nethink terus ke aku?!"

"Hahaha ya salah siapa nempel mulu sama teman-temanmu itu. Tapi kalo di kelas kenapa kau ngga deket sama dia, Nggi?"

"Gua takut diserang deh, Tam. Yang suka Regan di kelas aja udah banyak, apalagi di kelas lain. Gua bilang sama Regan kalo di sekolah jangan terlalu keliatan aja kalo deket." jawab Anggi.

Tama mengangguk paham. "Tapi lo ga perlu takut juga sih, Nggi. Biarin aja mereka-mereka di luar sana."

Seorang waiters menghampiri meja mereka dan menghidangkan pesanan mereka dengan sopan dan ramah. Karena Anggi sudah lapar daritadi, ia langsung melahap makanan yang ia telah pesan.

Tama tertawa. "Buru-buru banget mau kemana sii? Pelan-pelan heii. Kalo kesedak gua gamau tanggung jawab bawa ke RS."

Anggi menghentikan makannya sejenak. Ia menatap Tama dengan tatapan geram. "Bisa gak kau diam? Aku sedang lapar kenapa kau ngomong terus."

"Ya maap, udah sana makan. Habis ini antar aku ke barbershop."

Tak lama ketika sedang asik menikmati makanannya, Anggi mendapat panggilan video dari Regan. Tanpa ada ragu sedikitpun, Anggi langsung menjawab panggilan videonya.


On Call

Anggi melemparkan senyum manisnya ke Regan. "Hai."

"Widih lagi ga di rumah nih, lagi kemana kamu?"

"Aku lagi jalan-jalan ke mall. Kenapa? mau ikut kamu?"

"Hahaha ga dulu deh. Lagi males keluar, Nggi. Kamu sama siapa emang?"

"Sama orang yang dari kemaren tiba-tiba diam dan cuek gaada alasan."

"Oalah lagi sama Tama."

Anggi mengarahkan kameranya ke Tama yang sedang sibuk menyantap makanannya. Dengan mulut yang masih penuh makanan, Tama menyapa Regan dan melambaikan tangannya ke kamera Anggi. "Hallo bapak ketua. Pinjam cewemu sebentar ya. Ngga gua apa-apain kok sumpis."

"Cewe cewe apaan, belum woi. Udah ga cuek lagi lu ke Anggi? Kemarin dia curhat tentang lu terus."

"Yeee anak ini pasti ngomong yang jelek-jelek ya. Ngaku kau Anggi!" ucap Tama kepada Anggi yang berada dihadapannya.

"Geer banget kau Tama." jawab Anggi sewot.

"Halah boong kau. Coba Re spill apa aja yang dia bilang ke lu."

"Marah-marah dia, Tam. Katanya Tama gajelas apaan tiba-tiba ngilang. Sok ngartis katanya. Terus setiap Anggi liat lu, katanya pengen nampar muka lu soalnya jutek."

"Tuhkan yang jelek-jelek. Emang lu ya, Nggi. Awas lu, tunggu pembalasan gua."

Anggi menjulurkan lidahnya untuk mengejek Tama. "Wlee ngga takut."

"Kalian lanjut ya. Gua matiin video callnya."

Anggi kembali mengarahkan kamera hp ke wajahnya sendiri. "Mau ngapain kamu?"

"Nonton film. Kamu hati-hati, Nggi. Yang akur sama Tama wkwkwkwk."

"Yaudah oke deh. Bye, Regan"

"Bye Anggi, bye Tama."

Off Call



Anggi meletakkan hpnya di meja dekat piring makanannya. Senyum manis tak berhenti mengembang di pipinya. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Regan. Tama bergidik ngeri melihat Anggi yang terus mengembangkan senyumnya. Mungkin Anggi sudah tidak waras, pikir Tama.

Tama mengamati setiap perilaku Anggi. Senyuman gemasnya belum luntur sama sekali. Tidak biasanya Anggi seperti ini. "Kenapa kau senyum-senyum terus daritadi? Udah sakit kau ya?"

Seketika mood Anggi menjadi turun mendengar ejekan Tama. Wajah dengan senyuman manis tadi berubah menjadi wajah geram. Anggi mengepalkan tangannya, persis seperti orang yang hendak bertarung.

"Brisik kau, Tama. Mau kututup mulutmu pake lakban ngga?" Tanya Anggi dengan nada kesal.

"Makanya jangan tawa-tawa ndiri." Tama tersenyum puas. "Eh Nggi. Gimana rasanya dua bulan ga berantam sama sekali sama gua?" tanya Tama.

"Ya kangen lah. Boong kalo gua bilang ga kangen. Lo gimana? Puas lo ga ribut dua bulan??"

Tama menyeruput chocolate shake miliknya sebelum melanjutkan obrolan dengan Anggi. "Sebenernya ga enak Nggi ga berantam sama lo."

"Ya kau ajak berantam itu si Melora." jawab Anggi.

"Ntar dia baper."

"Berarti becandamu keterlaluan. Emang jahat kali kau ku liat-liat. Maen tinggal-tinggal aja kau. Sombong lagi." jelas Anggi.

Tama tersenyum kecil. "Kan udah minta maaf gua tadiii."

"Gamau tau tapi lo jahat banget. Sumpah. Bikin nangis anak orang setiap hari tau gaa."

"Oh jadi kau nangis? Sedih kau ngga ada aku?"

"Sedih lah. Ngapain pake nanya."

"Sayangnya sekarang gua sama lo gabisa sedeket dulu." ucap Tama yang membuat Anggi bingung.



Bersambung

JUST FRIEND?? || MarkNatama × AnggiMaritoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang