part 39

413 48 13
                                    

Anggi dan Tama sedang berada di dapur untuk memasak brownies, sesuai request Tama. Ini adalah kali pertama Anggi memasak brownies. Anggi tidak tahu apakah brownies buatannya kali ini berhasil atau tidak. Tetapi Anggi tidak peduli. Yang penting browniesnya jadi dan Tama mau memaafkan Anggi, itu saja.

Bukannya membantu, Tama malah merecoki Anggi di dapur. Tama mengoleskan coklat yang ada di tangannya ke pipi Anggi.

"Hahahaha mampus." ucap Tama.

"Tamaaaa kurang ajar." Anggi pun membalas tingkah Tama dengan mengoleskan mentega di dahi Tama.

"Ih Anggiiii." keluh Tama sembari mengusap mentega di dahinya.

"Tuhkan bau." sambungnya.

"Apa mau lagi?"

Tama tersenyum jahil. Ia mendekatkan tubuhnya ke Anggi kemudian mengoleskan mentega bekas di  dahinya tadi ke dahi Anggi.

"TAMAAAAAAA." teriak Anggi bebarengan dengan kaburnya Tama ke ruang tamu.

Dengan emosi yang memuncak, Anggi menghampiri Tama di ruang tamu.

"Ampun ampun ampun." ucap Tama saat melihat kedatangan Anggi dengan muka yang sudah belepotan.

"Ngga ada ampun ampun." ujar Anggi kemudian memukul lengan dan paha Tama bertubi-tubi dengan pukulan yang lumayan keras.

"Ayok berani kau ulangi lagi haa."

Tama berusaha melindungi bagian tubuhnya yang diserang oleh Anggi, namun tidak berhasil karena cepatnya tangan Anggi dalam memukul. "Ah stop hei gilak sakit."

"Gak. Salah siapa udah buat muka gua cemong." Anggi masih meninju Tama tanpa henti.

"Nggi sumpah Nggi. Sumpah sumpah sakit." ucap Tama meminta ampunan.

Anggi masih belum menggubris. Namun semakin lama, terlihat tubuh Tama mulai lemas. "Udah sumpah sakit gila."

Karena merasa tidak tega, Anggi menghentikan pukulannya. Tama pun membaringkan tubuhnya di sofa. Ia masih berusaha mengatur nafasnya yang engap karena ulah sahabatnya ini.

Anggi tertawa puas melihat Tama yang lemas tak berdaya karena pukulan mautnya. "Gitu aja udah lemas kau."

Tama memejamkan matanya. "Lo kok bisa kuat banget sih anjir?"

"Gua SMP pernah menang lomba karate hahahahaha."

"Siallll. Jelas aja bodok gila kau." ucap Tama yang membuka matanya karena terkejut.

"Kau yang mulai ya."

Tama tersenyum kecil. "Yaudah iya maaf. Itu mukanya cuci dulu. Jelek." ledek Tama.

Anggi baru menyadari jika mukanya sekarang pasti sudah belepotan. Ia pun berlari menuju kamar mandi kamarnya, meninggalkan Tama yang tertawa kecil melihat tingkah Anggi.





~~~~~~~~~~~~~~

"Gimana? Enak kan browniesnya?"

Setelah pertengkaran kecil tadi, mereka kembali bergulat dengan peralatan dapur untuk menyelesaikan masakan mereka. Dengan kerjasama dan sedikit bumbu perdebatan antara Tama dan Anggi, akhirnya brownies buatan mereka bisa dinikmati bersama dengan segelas susu hangat yang menemani malam mereka.

Tama mengangguk yakin. "Enak lah. Kan buatan gua."

"Enak aja lo. Resep gua itu." balas Anggi tidak terima.

"Kan emang hukuman buat lo."

"Iya si yaudah. Yang penting lo udah maafin gua kan?"

Tama mengernyitkan dahinya. Kedua matanya menghadap ke atas, seakan-akan sedang memikirkan sesuatu. "Dimaafin ga ya?"

JUST FRIEND?? || MarkNatama × AnggiMaritoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang