part 7

394 40 10
                                    

"Jangan tidur malem-malem ya. Kalo aku chat juga balesnya jangan lama." pesan Tama sembari mengelus tangan lembut Melora.

"Iya, kamu juga istirahat yang cukup. Siapin stamina yang kuat buat tampil nanti. Semoga aku juga punya stamina yang kuat waktu nonton kamu duet."

Tama mengernyitkan dahinya. Ia menangkap maksud lain dari perkataan Melora di akhir kalimat yang ia ucapkan. "Maksud kamu?"

Melora tersenyum kemudian tertawa miris. "Engga kok, abaikan aja hehe. Aku masuk rumah dulu ya, Tam."

Tama mengunci tangan Melora supaya Melora tidak bisa beranjak dari mobil Tama. "Kamu cemburu aku duet sama Anggi?"

"Engga. Tama ih lepasin tangan aku dulu."

"Ngga mau ah kamu boong. Jawab jujur dulu baru boleh keluar mobil."

Melora memutar bola matanya malas. "Kamu kira-kira aja ndiri siapa yang ga cemburu liat pacar nempel sama cewe lain."

"Elah gengsi amat bilang cemburu."

"Serah lo. Gua mau turun ih lepasin tangannya." pinta Melora.

"Eh berani lo gua an ye sekarang. Ngga ada pegang-pegangan sama Anggi kok, beb."

Melora melirik sekilas. "Iya pegang-pegangan ngga ada. Tapi tatap-tatapan terus sampe mampus."

Tama tersenyum. "Yaudah nanti waktu tampil aku liat kamu aja deh. Makanya kamu ada di barisan depan sendiri."

"Gamau. Aku mau turun jangan dipegangi terus." pinta Melora.

Akhirnya Tama melepaskan genggaman tangannya dengan Melora. "Makan yang banyak biar punya stamina wkwkwkwk. Love u beb."

"Love u too. Makasih udah diantarin. Ati-ati dijalan." ucap Melora namun tidak menghadap Tama, sok cuek namun perhatian tepatnya.



--------------------

10 menit lagi Anggi dan Tama tampil di panggung. Perasaan Tama tidak karuan. Seneng akhirnya hari duet sama Anggi telah tiba, deg deg an diliat banyak orang, takut ada salah waktu nyanyi. Berbeda dengan Anggi yang sangat santai karena ia telah terbiasa tampil menyanyi di depan umum.

"Anggi." panggil Tama.

"Iya, Tama? Kenapa keringatmu bercucuran terus?" tanya Anggi melihat banyaknya tetes keringat di muka Tama.

"Boleh ga aku pinjam tanganmu?"

"Hah apa?"

"Boleh ga aku pinjam tanganmu? Gugup banget aku ini, Nggi. Biar ada penenang."

Awalnya Anggi ragu. Tetapi melihat Tama yang tidak tenang akhirnya Anggi memutuskan untuk menggenggam tangan Tama, menyalurkan kekuatan berharap supaya Tama tidak gugup lagi.

"Tenang, Tama. Biarkan semuanya mengalir."

"Takut lho aku, Nggi. Takut salah nada salah lirik."

"Kita kan udah sering latihan. Serahkan aja semua ke Tuhan. Semua yang terjadi hari ini sudah diatur oleh Tuhan. Percaya kalo rencana Tuhan adalah yang terbaik."

Ucapan Anggi berhasil menenangkan hati Tama perlahan. "Gua yakin lo bakal nampilin yang terbaik, Tam. Semangat. Jesus Bless You."

"Semangat juga partnerr. JBU too. Doa bersama dulu, Nggi. Biar aku yang mimpin doa ya."

5 menit kemudian, Anggi dan Tama sudah berada di atas panggung. Mereka sedang bersiap untuk menampilkan yang terbaik pada kesempatan kali ini. Sebelum menyanyi, Tama mengepalkan tangannya untuk Anggi, berniat memberi semangat kepada rekannya itu. Anggi tersenyum kemudian mengangguk singkat. Dan Akhirnya intro dari lagu Terlanjur Mencinta menggema di panggung ini.

JUST FRIEND?? || MarkNatama × AnggiMaritoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang