part 20

434 55 7
                                    

Di mobil pertama ada Pak Arif, Michael, dan Shelya. Karena waktu sudah malam dan seharian tadi Michael dan Shelya sibuk mengerjakan skripsi, mereka memilih untuk istirahat. Sedangkan di mobil kedua ada Pak Pahman, Tama, Anggi, Melisa, dan Mario. Mereka bernyanyi lagu galau di mobil, alih-alih istirahat.

Aku untuk kamu
Kamu untuk aku
Namun semua apa mungkin
Iman kita yang berbeda

Tama menyanyikan lagu ini dengan penuh penghayatan. Ya, lagu ini memang sangat relate dengan kisah cinta yang sedang ia alami.

"Dek, kok nyanyi lo pake perasaan banget sih." ucap Melisa berniat mengungkit apakah hubungan cinta beda agama masih berlanjut.

Tama hanya menggelengkan kepala kemudian tersenyum kecut. "Biasa kak, lagi merenungi nasib." Anggi yang peka dengan keadaan, menjawabnya dengan bercanda.

"Hah nasib? Gimana gimana?" tanya Melisa pura-pura tidak paham.

"Dia pasti lagi mikirin Melora itu, Kak." jawab Anggi.

"Melora siapa?" tanya Mario ikut nimbrung dengan obrolan ini.

"Pacarnya Tama. Kak Mar ga tahu emang?" tanya Anggi polos.

Mario menggelengkan kepalanya. "Lah kau bukannya pacar Tama, Nggi?"

"Mana ada gua pacaran sama Anggi, Kak." jawab Tama.

"Eh gimana si? Beb, jelasin coba. Aku bingung." pinta Mario kepada Melisa.

"Jadiii Tama tuh punya pacar namanya Melora. Tapi sayangnya dia beda agama. Bukan orang Batak juga. Jadi yaa jelas ga direstuin sama papi mami." jelas Melisa.

"Oalah gitu. Terus kenapa masih lanjut kau, Tam?" tanya Mario to the point.

"Ya gimana, Kak. Masih ngga ada alasan buat ga cinta sama dia." jawab Tama.

"Kalo menurut gua ya Tam,  hubungan kalo keliatannya ga bakal ada progress di masa depan, udah ga perlu dilanjutin. Sama aja kau buang waktu." nasehat Mario.

"Nah. Kau kan udah kubilang Tam, stop mulai sekarang. Ntar kalo udah jatuh terlalu dalam, gimana kau move on nya? Pasti sulit banget, kan?" sambung Melisa.

"Teorinya emang gampang, Kak. Tapi prakteknya itu lohhh." jawab Tama.

"Cara move on paling gampang itu ya cari yang lain." ucap Mario.

"Ngga ada yang lain."

"Itu sebelah kau." jawab Mario.

Tama menoleh ke arah Anggi kemudian menggelengkan kepalanya. "Dia udah ada cowo."

"Loh Anggi udah ada?" tanya Melisa.

"Udah tapi baru beberapa minggu, Kak." ucap Anggi.

"Sumpa kalian kok ngakak sih. Deket banget tapi masing-masing udah punya pacar." ujar Melisa.

"Makanya bingung. Aku kira si Anggi pacarnya Tama. Soalnya kata Melisa, Anggi sering main ke rumah kan." ujar Mario.

"Iya main doang. Biar Tama ga kesepian." jawab Anggi singkat.

Beberapa saat kemudian, Melisa dan Mario sudah terlelap dalam tidurnya. Tersisa Tama dan Anggi yang menemani Pak Pahman menyusuri jalan tol yang gelap. Tama mencoba menghubungi Melora menggunakan whatsapp. Niat awal Tama hanya iseng saja, ia tahu Melora pasti sudah tidur. Tetapi ternyata panggilannya dijawab oleh Melora.



Whatsapp call on

"Kok dijawab? Belum tidur?"

Anggi menoleh ke Tama. Ia kira Tama berbicara sendiri. Tetapi ketika melihat Tama meletakkan handphone di telinganya, Anggi baru paham.

JUST FRIEND?? || MarkNatama × AnggiMaritoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang