"Ini" ucap seseorang yang tiba-tiba datang menghampiri vanya dan meletakan sejumlah uang diatas berkas yang vanya kerjakan.
"Uang ? Untuk apa ?" tanya vanya sambil mengangkat alisnya bingung
"Kau kan yang bayarkan kue yang kubeli beberapa hari yang lalu, ini aku ganti" ujar soobin lalu menyodorkan lagi uangnya
"Tidak masalah, kau simpan saja uangnya" tolak vanya sambil tersenyum
Soobin menghela napas pelan lalu bertanya lagi, "kau sendirian ?"
Sekarang mereka sedang ada di practice room, vanya memilih untuk mengerjakan berkasnya disini. Ruangan ini sepi karna para member ada dikelas bahasa sekarang. Tapi entah bagaimana bisa soobin kemari.
"Owh aku tidak sendiri, ada temanku disudut ruangan sebelah sana" ucap vanya lalu menunjuk sudut ruangan yang sudah jelas kosong.
"Creepy" ujar Soobin sambil memegang tengkuk lehernya.
"Kau sudah liat aku sendirian disini kenapa masih bertanya" balas vanya sambil memutar bola matanya.
"Kenapa kau masih disini ? Kelasnya udah selesai ?" -vanya
"Belum, aku izin ke toilet tapi kesini" Soobin terkekeh menjawab vanya
"Sana balik, jangan kebiasaan begini"
"Iya iyaa.." jawab Soobin lalu pergi dari ruang practice dan vanya kembali fokus pada berkasnya.
10 menit kemudian
Krett..
Suara pintu terbuka, terlihat disitu soobin datang dengan sebuah roti dan segelas americano ditangannya. Dia belum kembali ke kelas ??
"Kau belum kembali ?"
"Belum hehe" Soobin sedikit terkekeh lalu melanjutkan kalimatnya. "Kau tidak menerima uangku dan karna kau terlihat sedikit mengantuk jadi aku bawakan ini. aku tidak terima penolakan mu"
"Sampai jumpa nanti" ucap Soobin Lalu berlari pergi tanpa menunggu vanya berbicara sedikit pun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku ? Terlihat mengantuk ? Ahh lupakan"
**********
"Dan... Sudah selesai, akhirnya" ujar vanya saat selesai berkutik dengan berkasnya
Vanya berdiri dari tempat duduknya untuk menyerahkan berkas itu kepada manager park. Tapi saat dia akan membuka pintu seseorang sudah lebih dulu membukanya dari arah luar. Tangan hampir terjepit tapi kepalanya sudah terbentur...
"Aww..."
"Ya ampun, manager kau baik-baik saja. Maaf aku tidak sengaja" ucap taehyun sigap mengampiri vanya yang berjongkok karna kesakitan
"Hanya sedikit pusing" keluh vanya dengan satu tangan menutupi dahinya
Tangan Taehyun bergerak memindahkan tangan vanya yang menghalangi, "oh astaga" gumam Taehyun.
"Ada apa ?"
"Tidak ada benjolan tapi ini sangat merah, maaf" taehyun melihat dahi vanya dengan tatapan khawatir.
Tangan vanya bergerak menata poni untuk menutupi dahinya yang terbentur tadi, "bagaimana ? Masih kelihatan ?"
"Tidak, kau yakin tidak apa-apa ?" tanya taehyun memastikan
"Tidak apa-apa ini hanya sedikit sakit"
"Kau disini saja biar aku yang antarkan berkasmu"
"Sudah jangan berlebihan ini hanya sedikit sakit lagi pula aku masih bisa beraktifitas, aku pergi dulu.. Bye" ucap vanya lalu pergi begitu saja tanpa menunggu Taehyun bersuara.
Saat menyerahkan berkas dia bersyukur karna tidak ada yang menotice dahinya yang memerah itu walau dia sedikit khawatir jika poninya terbang tanpa dia sadari.
Vanya merasa haus jadi dia putuskan untuk ke venti machine yang ada dilantai tersebut. Dari jauh dia melihat Soobin sedang membeli minuman dari machine, vanya menghampirinya sekalian ingin mengucapkan terima kasih yang tertunda tadi.
"Soobin" soobin yang merasa terpanggil langsung membalikkan badan.
"Oh kau, ada apa ?"
"Terima kasih untuk americano tadi"
"Tidak masalah, itu tidak sebanding dengan harga kue beberapa hari yang lalu. Aku masih sedikit terkejut jika mengingat wanita yang waktu itu membayarkan kue ku sekarang menjadi manager kami" ucap soobin lalu dibalas senyum oleh vanya
"Sebentar, dahimu..." Soobin menunjuk dahi yang tertutupi oleh poni
"Jangan diperhatikan ini tidak apa-apa ?" tangan vanya langsung bergerak untuk merapikan poni lebih tertutup
Soobin tidak menggubris ucapan vanya, tangannya langsung menyingkirkan poni yang menutupi dahi
"Apa yang kau lakukan sampai dahimu memar begini" tanya Soobin