lagi keheranan, readers cerita aku lumayan banyak, at least gain nya cepat, tapi kenapa votenya miris sekali:'( ada yang tambahin ke reading list juga loh padahal😏 Dangerous Choice sudah 3k reads, tapi cuma 500 votes. sama halnya kaya cerita lain reads nyaris 30k tapi votenya less than a quarter. silent readers apa ga ada intensi buat appreciate? vote aja juga berarti loh. ya kali nulis ga pakai effort:'( yuk belajar saling menghargai💜
selamat membaca, luv.
⚠️2k+ words.Slightly Mature.
—•—
Da In tidak lagi bisa kembali ke tempat awal. Posisi dimana semua hal yang terjadi kini hanya menjadi sebuah delusi belaka. Saat semua hal masih berjalan semestinya, memberikan kehidupan yang berdampingan dengan kata tenang. Berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa semua sudah kacau balau. Kehancuran yang mungkin sebentar lagi akan menyeretnya pada titik hampa. Jika bukan karena Jimin dan segala rencana tidak masuk akal ini, Da In setidaknya bisa menikmati hidup yang dirasa layak. Sebut saja pria Park itu sebagai satu-satunya orang yang bisa Da In salahkan atas cedera pada semestanya.
Menghadapi Jimin sudah cukup membuat pening. Terlebih pria sialan itu menghadapkan Da In dengan perangkap lain yang menyebabkan gadis Song berada pada sebuah celaka—Kim Taehyung. Tidak habis-habisnya kesialan mempermainkan, semakin hancur pula saat Da In kembali bertemu dengan orang yang selama ini dianggapnya sudah mati, Song Seokjin. Dan dengan kelancangan yang pria itu miliki, ia ikut memasuki kembali hidup Da In. Nyaris membuat gadis itu berang sebab kekacauan yang Seokjin ciptakan.
Memutar otak untuk menyusun rencana yang selaras dengan kemauan, Da In susah payah menguras habis ide-idenya. Mendekati Taehyung itu sulit. Tidak semerta dengan mendekati pria-pria diluaran sana. Bahkan melakukan trik tipuan pada pria Kim tidak bisa dibilang mudah. Da In gagal. Namun yang masih menjadi beban pikiran adalah alasan Taehyung tidak secara terang-terangan mengatakan bahwa ia tahu tipu daya Da In. Tentu pria itu memiliki maksud tersendiri. Bahkan Da In sulit menerka tendensi implisit pria Kim. Sungguh, seperti berkaca namun yang direfleksikan adalah sifat, alih-alih entitas.
Duduk di sofa dengan menikmati sekotak biskuit ditemani televisi yang menyala, pikiran Da In tidak benar-benar ada pada tayangan di layar. Serebrum tengah membayangkan kejadian demi kejadian bersama Taehyung. Berusaha mencari celah pada setiap tabiat yang pria itu coba tunjukkan. Jelas saja, Da In cukup tahu Taehyung hanya berusaha memperlihatkan hal yang ingin pria itu tunjukkan. Dan kini yang Da In inginkan adalah mencari tahu hal yang Taehyung tidak pernah tunjukkan didepannya. Warna asli seorang Kim Taehyung.
Suara bel menginterupsi lamunan pagi Da In. Ekspresinya jelas terkejut. Tidak serta merta beranjak. Terdiam sejenak menerka seseorang yang memiliki intensi datang kerumahnya di pagi hari. Masalahnya, Mingyu juga sedang ada dirumah. Tidak ada yang tahu mereka baru saja pindah ke apartemen ini. Jika lagi-lagi ini suruhan Jimin, Da In bersumpah akan meledakkan kepala pria itu hari ini juga. Seketika niatnya urung, mendengar kombinasi pin yang ditekan secara runtut hingga mengudarakan bunyi pintu berhasil terbuka—dia yakin itu bukan Jimin atau antek-anteknya. Namun sukses membuat Da In terperanjat melihat seseorang yang muncul dari balik pintu. Tubuhnya beranjak selagi meletakkan kotak biskuit. Terpaku memperhatikan tamu tak diundang itu berjalan mendekat.
"Kak—"
"Noona?" Suara parau Mingyu sehabis bangun tidur terdengar. Ikut tertegun dengan kedatangan tamu pagi ini. Yang semula matanya enggan terbuka saat berjalan ke dapur, kini menjadi terbuka sepenuhnya.
Ketiganya duduk diruang tengah. Pemilik apartemen tampak gusar dengan kepala masih tertunduk. Wanita bersurai hitam dihadapan Da In dan Mingyu mendominasi atmosfer. Kim Mina, kakak Mingyu. Seorang model kenamaan. Wajahnya kerap ditemui pada iklan di televisi atau papan iklan yang terlihat di gedung-gedung besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Choice
FanficMature Contents🔞 Sepulangnya ke Valley Hills, salah satu kota kecil yang cukup maju di Korea Selatan, Song Da In dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama tidak memberikan keuntungan. Kedua pilihan memiliki konsekuensi besar terhadap hidupnya. D...