17. Double Take

2.6K 312 103
                                    

Ternyata ada yang menunggu cerita ini:') Aku kira kalian bosan dengan plot yang muter-muter dan banyak konflik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata ada yang menunggu cerita ini:') Aku kira kalian bosan dengan plot yang muter-muter dan banyak konflik. Oke, jadi ini aku up. Di vote ya. Komen juga.

Part ini lebih sedikit, ga terlalu banyak konflik juga. Honestly, cuma mature contents. So, beware🔞

—•—

Kembali Taehyung melangkahkan kaki pada kediaman paling mewah di Valley Hills. Terhitung dua kali pemuda Kim meninggalkan jejak pada wastu itu. Kali ini ada perasaan gundah menguasai benak. Cemas berhasil melalap kewarasan. Tidak seharusnya ia merasa hal demikian bahkan dalam keadaan genting sekalipun. Namun tidak dipungkiri, lorong panjang dengan aroma kayu yang menguar dari tiap sudut sukses membuatnya tak nyaman. Terlebih tidak ada perjanjian yang dibuat sebelum Taehyung bergerak impulsif setelah Jungkook mendatangi sesaat lalu hingga dirinya berada pada wastu keluarga Song.

Memasuki ruangan krusial didampingi seorang penjaga, Taehyung membungkukkan kepala sekilas. Pertama kali mendapati sorot Tuan Song menyambut kedatangannya. Tersenyum tipis. Membalas anggukan singkat. Menunjukkan wibawa dan kuasa dalam satu waktu.

"Aku dengar kau pergi bersama seorang gadis di pesta yang Seokjin adakan," tutur Junho yang segera dibalas anggukan oleh Taehyung. Tanpa ragu Taehyung menjawab. Lagi pula percuma saja menghindari atau membantah Tuan Song. Tidak akan ada jalan keluar setelah terperangkap dalam  jebakan Song Junho. Sia-sia. Kematian akan menjadi jalan satu-satunya.

Junho tersenyum asimetris melihat reaksi Taehyung yang kelewat tenang. Sama sekali tidak menunjukkan keraguan atau gentar di sekitar bos mafia paling ditakuti itu. Taehyung tidak ingin menjatuhkan prestisnya sebagai seorang pembunuh bayaran. Lagipula, bisa saja mereka saling mengkhianati saat ini. Sama-sama menyembunyikan pistol dibalik tubuh. Siap meloloskan peluru kapan saja.

"Terakhir kali, kau menerima tawaranku untuk menghabisi senator Jung saat kampanye, aku suka cara kerjamu. Rapi sekali. Namun kau menolak saat ku ajak bekerja sama," kini Junho mengubah posisi duduk. Menarik kaki untuk diletakkan ke atas kaki sebelahnya.

"Apa kedatanganku kesini untuk membicarakan tawaran itu kembali?"

"Tentu saja tidak. Aku yakin kau tidak tertarik sama sekali. Sebaliknya, aku ingin kau melakukan misi lain untukku. Tentang Song Da In," sahut Junho yang membuat Taehyung terhenyak. Kedua bola mata nampak melebar sekilas—samar. Deham kecil juga terdengar dari bilah bibir itu. Pun kerutan pada sudut matanya menambah kecurigaan Tuan Song pada reaksi Taehyung. "Aku ingin kau mengawasi Da In. Menjaganya."

Taehyung menautkan kedua alis. Sungguh tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini. "Aku tidak menerima kesepakatan selain membunuh orang, Tuan Song. Menjaga? Bukankah anda bisa menyewa bodyguard atau semacamnya?" tukas Taehyung masih berusaha tenang.

"Kau diperbolehkan membunuh siapapun yang mencoba menyakiti Da In. Dia putriku, Taehyung. Aku tidak bisa melindunginya dengan tanganku sendiri karena ada Seokjin.

Dangerous ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang