Siang itu kantin Fakultas Hukum ramai dipadati mahasiswi yang berkerumun entah melihat apa.Risa, mahasiswi jurusan Pendidikan Biologi yang baru duduk menikmati seporsi cilok bumbu kacang terusik akibat para mahasiswi itu. Dia menoleh, dan kerumunan itu tidak kunjung bubar.
Dengan kesal Risa melanjutkan makannya walaupun kini nafsunya sudah berkurang drastis. Matanya melihat salah satu kawan karibnya yang kebetulan juga lewat dikantin Fakultas Hukum.
"Daksa !!" panggil Risa berteriak.
Orang yang dipanggil dengan sebutan Daksa itu menoleh. Tampak seorang pemuda berkemeja biru kotak-kotak, hidung yang tajam, serta tahi lalat di pipi kirinya.
"Loh, Ris kok Lo disini !?" tanya Daksa heran.
"Nggak ada peraturannya, anak FMIPA ga boleh ke kantin FH. Lo sendiri ngapain kesini ? Gedung FE sama FH tuh ldr tau."
"Gue makan cilok kek gitu juga disini." ujar Daksa sambil menunjuk cilok milik Risa dengan dagunya.
Risa menoleh sejenak ke gerombolan itu. Masih belum bubar juga. Lagi-lagi Risa mencebik
"ck, itu pada liatin apa sih ? Kaya ada Zayn Malik aja."
Daksa terkekeh. Memang temannya ini aneh. "Mereka ngeliatin temen gue."
"Ngapain temen Lo ikutan kesini. Mau makan cilok juga ?"
Daksa malah tertawa keras. Wajah Risa bertanya sambil mengunyah benar-benar lucu. "Dia beli jus mangga. Katanya jus mangga kantin FH paling enak diantara kantin yang lain."
"...dan ciwi-ciwi itu, baru pada ngantri beli Jus mangga kaya temen gue."
Risa tersedak mendengarnya, hampir saja cilok itu ia telan tanpa dikunyah saking terkejutnya. Gadis itu lantas berdiri sambil terbatuk, ia baru ingat pesanan Rosa yang minta dibelikan Jus mangga. Jangan sampai dia kehabisan.
Daksa menyuapkan satu butir cilok milik Risa ke mulutnya sendiri, lantas menghampiri gadis itu yang ikut berdiri di antrian pembeli jus.
"Lah, Lo ngapain ?"
Risa menghentakkan kakinya ribut sambil menepuk dahinya berulang kali, "Gue lupa anjir, Rosa pesen jus mangga tadi. Jangan sampe kehabisan deh."
"Gue kira mau ngeliatin temen gue juga." seloroh Daksa santai.
Gadis itu berdecak malas, tapi disatu sisi rasa penasaran Risa membuncah. Ia pun mengikuti arah mata gadis-gadis didepannya. Oh rupanya mereka semua tengah mengamati seorang pemuda manis dengan kaos hitam dan jaket denimnya. Pemuda itu duduk diantara dua temannya yang lain, dengan satu cup jus mangga ukuran large. Persis seperti yang biasa Rosa pesan.
"Namanya Jeffan, anak FE jurusan Manajemen Bisnis. Seangkatan dan seumuran sama kita." tanpa di minta Daksa menjelaskan siapa pemuda yang dipuja-puja oleh para gadis.
"Biasa aja. Cuma point plusnya dia manis karena lesung pipi."
"Tiati, ntar suka kan berabe."
Dari arah lain, Rosa datang dengan totebag putihnya. Matanya terbelalak kaget melihat antrian di stand jus sangat ramai.
"Ris, ini rame banget kenapa !?" panik Rosa yang kemudian langsung menghampiri kembarannya tepat berdiri diantrian bersama Daksa.
"Ini semua gara-gara temennya Daksa nih." tuding Risa ke teman laki-lakinya itu.
"...kalo temennya itu nggak beli jus mangga, mungkin antriannya ga bakal sebanyak ini." gerutu Risa lagi.
Rosa mendengus. Dia duduk di meja dekat dengan tempat tiga teman Daksa yang dipuja-puja oleh mahasiswi lain.
Sementara Risa masih mengantri, Daksa duduk menemani gadis primadona Fakultas Hukum. Banyak mata yang terheran, kenapa Rosa tidak terlihat risih dengan kehadiran laki-laki itu. Banyak suara yang berspekulasi kalau Daksa adalah pacar dari Rosa.
Telinga Risa menjadi risih karena itu. Hanya Rosa, Rosa, Rosa, dan Rosa. Apa perempuan di fakultas hukum universitas ini hanya ada Rosa ?
Kenapa bukan Nina, si mahasiswi dengan nilai masuk diurutan nomor satu yang baru saja menjalin hubungan dengan Merval, cucu kesayangan rektor ? Atau senior galak mereka yang kerap dipanggil Kak Jena yang tiga hari lalu dikabarkan dijemput pengusaha sukses !? Kenapa harus kembarannya !!
Bukan Risa iri pada kakaknya, itu salah besar. Hanya saja ia muak. Dari sekian banyak topik hangat, kenapa selalu pembicaraan tentang kakaknya yang menjadi trending. Kalau setelah ini lambe turah kampus mengunggah dugaan konyol ini, Risa bahkan tidak akan segan melabrak atau meneror admin akun itu.
Tiba-tiba seorang gadis tinggi, berambut coklat kemerahan, datang dan menggebrak meja tempat Rosa duduk dengan tenang.
"Ngapain Lo berduaan disini !? Mentang-mentang Yumna sakit, terus Lo selingkuh dibelakang dia ?"
Semua orang mengenal gadis tinggi itu. Dia adalah ketua cheers yang punya banyak sekali relasi pertemanan. Wajar banyak yang mengenal seorang Sora Karinjani.
"Jangan asal nuduh dong kak, gue nggak selingkuh." kata Daksa memberikan pembelaan diri. Iya, Daksa punya kekasih, namanya Yumna—Mahasiswi Fakultas Ilmu Pendidikan jurusan Bimbingan dan konseling.
Risa menatap geram gadis tinggi itu, tapi ia tau ini bukan wilayahnya untuk berbuat anarkis.
"Selingkuh nggak ada yang terang-terangan kali kak." celetuk Rosa kelewat santai.
"Lo tuh ya !!" Sora yang kesal ingin sekali menjambak rambut Rosa yang dicat pirang itu. Tapi tangan lain menghentikan pergerakan dan membuat seisi kantin heboh.
"Duh,, jangan main tangan dong Kak Sora."
Satu teman Sora dibelakangnya dibuat terkejut. Mulutnya menganga seolah akan jatuh melihat kehadiran sosok itu diantara Rosa dan Sora.
"...pangeran fakultas ekonomi ??"
Yang merasa dipanggil langsung menunjukkan senyum tengilnya lengkap dengan lesung pipi yang begitu dalam terpatri diwajahnya.
Bersambung.....
Minta 30 vote nya untuk lanjut di chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Twins!
FanfictionFt. Idol 97line Jika umumnya anak kembar selalu punya sifat dan kegemaran yang sama, maka tidak dengan dua gadis kembar flaternal ini. Rosa dan Risa adalah dua gadis kembar yang punya banyak sekali perbedaan. . . . . . ©raihannisahayy, 2021