[05] Jakarta emang sempit

1K 159 5
                                    

Rosa melangkah keluar menuju motornya yang tadi malam kondisinya benar-benar miris. Namun sayang, tampaknya ia salah lihat. Didepan matanya ini bukan motornya, dia tau itu.

"Motor gue mana bin ?" tanya Rosa kembali celingukan.

"Itu." tunjuk Abin kepada motor dengan kondisi yang sangat jauh dari bayangannya.

Rosa mengerjap, mana mungkin. "Wait a minute, tadi malem gue yakin banget body motor ini banyak goresan, spionnya juga lepas, terus lampu send kiri juga pecah. Ini kenapa kaya beli baru ?" tanya Rosa heran. Dia benar-benar mengamati tiap inci motor itu. Jika dilihat dari plat nomor maka benar, itu motornya.

"Itu emang habis diservis. Yang rusak-rusak udah diganti semua. Goresannya juga di covering, jadi samar lah."

"Oh ya ? Habis berapa ? Biar gue ganti biayanya."

Abin malah terkekeh sambil menggeleng tegas. "Bukan gue kak, tapi pacar Lo."

"Pacar ?"

"Iya, Mas Bara yang nge-servis. Baru habis subuh tadi dia bawa kemari." tukas si pemuda itu. Dan lagi-lagi Rosa kembali terkejut oleh tindakan tak terlihat yang dilakukan oleh Bara.

__________________________________

Anak kedua dari keluarga Lavercyn sedang duduk diatas motor yang tepat berada disamping pos satpam. Jemari lentiknya tengah menari diatas benda pipih serba bisa miliknya. Dia benar-benar asik dengan perihalnya sendiri tanpa peduli sekitarnya. Mungkin Risa tidak akan beralih menatap intens ponselnya, jikalau tidak ada suara yang menyapanya duluan.

"Eh, elo cewek kembarannya Rosa yang ketus banget itu kan ?" suara menyebalkan itu datang lagi menyapa indra pendengaran Risa.

Matanya bergulir jengah ke arah si lawan bicara. Ada pemuda yang tadi malam memberinya tumpangan pulang, yang di gadang-gadang sebagai Pangeran Fakultas Ekonomi.

"Bacot." gertak Risa menyahuti. "Kenapa sih, gue harus ketemu Lo lagi." dumel Risa selanjutnya.

"Heh, Jakarta emang sempit. Asal Lo tau, data penduduk dari sensus terakhir itu mencatat kalau jumlah penduduk di Jakarta tuh ada 10,56 juta jiwa. Dengan luas Jakarta yang cuma 661,5 kilometer persegi, coba Lo pikirin seberapa padatnya Jakarta ini." kali ini Jeffan mulai menjelaskan seperti gurunya saat ia menjajal bangku SMA.

"Males mikir, bukan jurusan gue juga."  jawab Risa jutek.

Pemuda itu menoleh ke kanan dan kiri. Manik coklat gelapnya mencari-cari sesuatu yang seolah hilang dari sana.

"Sendirian aja Lo disini ? ngapain ? Rosa mana ? Biasanya, anak kembar tuh kemana-mana barengan, iya 'kan ? " tanya Jeffan memberondong si gadis dengan pertanyaan.

"Tanya tuh satu-satu anjeng."

"Yaudah jawabnya satu-satu, gue ga nuntut semua dijawab juga."

"Gue disini ada urusan, nganter Rosa lebih tepatnya. Rosa baru ngambil motor." jawab Risa menekankan setiap kalimat yang ia ucap.

"Oh." sahut Jeffan singkat. Walaupun singkat tapi berhasil membuat Risa naik pitam.

"Lo juga ngapain disini ?" tanya Risa balik.

"Rumah gue disini tau. Tuh, nomer 7 keliatan kan ?"

"Oh." balas Risa sama seperti Jeffan beberapa saat yang lalu.

"...mau mampir ga ? Walaupun sebenernya basa-basi sih. Kebetulan gue habis beli ketoprak didepan." Jeffan mengangkat kantung plastik berisikan bungkusan yang ia bilang adalah ketoprak.

"No thanks. Btw, gue kira orang kaya macam Lo ga makan gituan. I mean, biasanya anak orang kaya tuh makannya toast with sunny side egg or poach egg for breakfast. But, ternyata Lo juga doyan ketoprak." oceh Risa sambil menahan tawanya.

"Ya kali makan telur melulu, bisa bisulan gue." kelakar Jeffan yang tanpa sadar membuat keduanya tertawa.

"Gue rasa Lo bener Jep, Jakarta emang sempit."

"Nah kan."

"...buktinya dua hari ini gue ketemu Lo terus."

Jeffan terdiam sesaat. "Kata Daksa kalo dua jomblo ketemu tiga kali secara ga sengaja tandanya jodoh. Lo sama Rosa jomblo kan ?"

Risa terkisap. Pernyataan Jeffan barusan benar-benar mencengangkan batin. Kenapa anak ini begitu random dan menyebalkan.

"Gue emang jomblo. Tapi ga tau kalo Rosa." jawab Risa ketus.

"Oh yaudah, semoga kita nggak ketemu ketiga kalinya ya."

"Aamiin."

Dari arah dalam komplek, tampak seorang pemudi dengan helm pink berkaca cembung miliknya memperlambat laju kendaraannya ketika mendekati pos satpam. Wajahnya berseri-seri. Terlalu indah dipandang oleh seorang Jeffan.

"Wah ternyata Lo enggak sendiri, harusnya gue nggak nolak ajakan Abin buat ngopi-ngopi dulu tadi." celetuk Rosa bernada penyesalan.

"Hai Rosa." sapa Jeffan setengah gugup.

"Hai, emm Lo temennya Daksa 'kan ? Yang ngebuat jus mangga kesukaan gue habis." tuding Rosa dengan mimik seolah-olah dia benci hal itu.

Jeffan panik, bisa dilihat kalau dirinya begitu gugup. Iya, kemarin Daksa bilang kalau jus mangga kantin Fakultas Hukum habis terjual gara-gara dirinya.

"Itu, sorry ya. Next time gue bawa jus dari rumah kalo gitu." kata Jeffan penuh rasa sesal.

Si kembar malah tertawa kencang melihat wajah memelas seorang Jeffan, si pemuda bergelar Pangeran Fakultas Ekonomi. Rasanya Risa ingin merekamnya dan mengirimnya ke admin lambe turah kampusnya. Hitung-hitung kalau Jeffan akan lebih viral.

"Aduh Lo tuh umur berapa sih ?" kata Rosa gemas.

"Besok Februari, 22." jawab Jeffan polos. Entah mengapa sisi cool Jeffan luntur dan berganti menjadi sisi polos bak anak sekolah dasar.

Mendengar jawaban polos dari Jeffan, si kembar tertawa kembali, kali ini semakin menjadi. Keringat mulai hadir dikening keduanya, rona wajah mereka memerah, bahkan nafas yang tampak tak beraturan. Apa kejujuran Jeffan adalah lelucon ?

"Sono balik, polos banget gini ntar diculik Tante girang." kali ini Risa menyuruh Jeffan untuk segera masuk ke rumahnya

Jeffan malah mengerjap lucu, "nggak mau mampir dulu ?" tanyanya.

"Nggak dulu deh, kita berdua pamit nggak sampe jam 11," jawab Rosa sopan.

Dan respon pemuda itu hanya mengangguk paham. Si kembar kembali menyalakan motornya. Rosa menunggu Risa selesai mengenakan pelindung kepala SNI nya, kemudian lantas pamit pada Jeffan disana.

"Duluan Jep, see you."

Dan untuk kali ini, seketika Jeffan tidak ingin minum teh manis atau jus mangga. Yang dia inginkan adalah mengetahui akun Instagram si kembar.

"Ckckck, bibit unggulnya kembar."














Bersambung...

Maaf buat beberapa waktu ini aku ga update. Cuma kurang mood aja di akun ini, dan makasih buat kesibukan di RL ,Lo  nyusahin. Haha.

Aku minta kalian jangan terlalu berharap sama ending. Karena ya, ini udah 70% selesai di draft. Sekian

Hello, Twins! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang