Risa dengan wajah kuyu nya keluar dari kamar mandi. Dia berulang kali mengumpat akibat makanan yang tersaji benar-benar tidak menggugah selera, namun justru menurunkan nafsu makannya.
"Nih,." Rosa menyodorkan minuman sari buah lemon yang Abin berikan tadi, pada Risa.
"Kak Risa masuk angin ?" tanya Abin yang masih setia berdiri disamping kakak kembarnya.
Risa menggeleng kuat, "enggak. Ini tuh gara-gara soup ga enak itu. Apa tuh namanya ?.."
"Minestrone soup ?"
Risa menjentikkan jarinya, "nah iya! Aduh apaan banget sih rasanya, udah butek, banyakan air doang, dah gitu mana rasanya kaya saus bolognese dikasih air lagi!"
Abin terkekeh dengan segala dumelan Risa yang mengata-ngatai soup kontinental tersebut , ada benarnya. Memang, kebanyakan orang tidak suka rasa soup tersebut, tapi mau bagaimana lagi, begitulah rasanya.
"Ya emang gitu kali kak."
"Tapi beneran deh Bin, ga enak banget. Kita berdua ga doyan, mungkin lain kali hotel ini harus nyediain seblak kali ya. Biar ada kesan Indonesian Pride." Rosa menimpali dengan guyonan dan mereka bertiga tertawa kecil.
Abin kemudian menekan earpiece ditelinganya. Alat komunikasi jarak jauh itu memberikan sebuah informasi dari kitchen.
"Yuk aku anter masuk kak, main course udah mau siap." kata Abin yang kemudian mempersilahkan si kembar berjalan didepannya.
Ruangan berpintu geser dari bahan aluminium itu sudah tampak diujung sana. Langkah Risa memelan, dia ragu untuk masuk ke sana hanya karena takut main course nya juga tidak sesuai dengan lidahnya.
"Bin, main course nya apa ?" Tanya Risa berbisik.
"Foie gras."
"Hah !? Apa tuh ?"
"Itu olahan hati angsa khas Perancis." jelas Abin singkat.
"Emang enak ?" giliran Rosa bertanya.
"Enak." jawab si pemuda singkat.
"What ? Dateng ke hotel bintang lima ini, cuma makan hati unggas doang ? Angkringan pengkolan juga ada kali sate hati ampela." Risa menggerutu pelan namun masih bisa didengar ketiganya.
Abin dengan susah payah menahan ledakan tawanya, karena dua gadis kembar yang lebih tua darinya ini benar-benar beda. Rosa yang tampak kalem, dan Risa yang banyak protes.
"Masuk aja, makan bagian yang disuka aja. Oke?. Treat your tongue." Abin membukakan pintu itu dan mempersilahkan si kembar masuk.
Mereka kembali duduk. Senyum mereka belum juga luntur walaupun sebelum masuk kemari bibir keduanya terus saja merapalkan harsh word dengan fasih.
"Kok lama dek ?" tanya Mami Wendy pelan.
"Benerin bedak sama lipstik, Mi." jawab Rosa pada sang ibu.
Beberapa saat kemudian main course tersaji. Sepotong hati angsa yang bertengger aesthetic diatas susunan 3 wadges potato dan saus berwarna kekuningan lengkap dengan rosemary segar sebagai garnish diatasnya.
Main course telah selesai disantap, kini giliran makanan penutup. Dessert yang hadir adalah sepotong brownies coklat dengan satu scoop es krim vanila juga saus raspberry berwarna pink yang cantik.
"Ris, ini dikit banget ga sih ?" bisik Rosa lirih
"Iyalah dikit, orang kita biasa makan brownies seloyang berdua." sahut si adik kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Twins!
FanfictionFt. Idol 97line Jika umumnya anak kembar selalu punya sifat dan kegemaran yang sama, maka tidak dengan dua gadis kembar flaternal ini. Rosa dan Risa adalah dua gadis kembar yang punya banyak sekali perbedaan. . . . . . ©raihannisahayy, 2021