Kasian, sebulan nggak dikasih update( ꈍᴗꈍ)
•••
Putri bungsu lavercyn itu berjalan pelan sambil menggeleng jengah.
"Udah makan lagi Lo ?" tanya Risa begitu duduk di single sofa yang ada."Selagi ada, mana tahan." guyonan Rosa mengundang tawa kecil dari gadis muda diantara mereka.
"Oh iya, kita belum kenalan. Kamu Rheya kan ? Namaku Risa."
"Ah, iya kak Risa."
"Kalo aku Rosa. Gausah canggung ya, santai aja."
"Iya kak." balas Rheya gugup.
"Kamu sekarang sampai mana Rhe ?" tanya Risa yang berusaha memecah suasana canggung diantara mereka. Sementara sang kakak sibuk menyimak sambil menyantap tiramisu cake ditangannya.
Wajah Rheya mengisyaratkan kebingungan, "Maksudnya kak ?" tanya gadis berambut blonde yang mirip dengan warna rambut milik Rosa.
"Karir hidup kamu, masih sekolah apa udah jadi mahasiswa gitu..." terang Risa memperjelas.
"Oh, aku masih kelas 3 SMA kak. Kalo kakak-kakak ini udah kuliah kan ?"
Risa mengangguk, semantara Rosa dengan semangatnya menjawab, "iya kita udah kuliah. Oh iya, saranku ya, kamu mending cari jodoh pengusaha aja ga perlu kuliah. Kan enak, jadi ibu rumah tangga, bersih-bersih rumah aja dapet duit, dah gitu kerjaan kita ngurus rumah, anak sama suami. Nah enaknya lagi, tiap minggu cuma arisan. Aku nyesel tau dulu ngebet banget kuliah, pas udah jadi mahasiswa rasanya kek mau geser nih otak. Huftt!"
Risa melotot pada kakaknya. Menurut sang adik, ucapan kakaknya tentang dunia perkuliahan terlalu hiperbola. Memang lelah menjadi mahasiswa, tapi tidak perlu menakuti gadis muda itu dengan 'momok' perguruan tinggi.
"Gausah didengerin, Rosa emang dari kemarin pengen cari sugar daddy mulu otaknya."
Rheya hanya memberikan respon anggukan kecil. Beberapa saat kemudian, seorang pemuda yang sudah tidak asing lagi bagi mereka datang dan menyapa ketiga gadis itu dengan suara cerahnya.
"Selamat malam Nona-nona, bagaimana pendapat Anda tentang jamuan kami ?"
"Gausah formal ah, santai gitu." kata Risa ke pemuda berambut dark brown tadi.
"Ah, tapi mohon maaf pelayanan kami memang mengharuskan menggunakan bahasa formal kepada tamu di jam pelayanan. Sekali lagi mohon maaf jika Nona kurang nyaman dengan bahasa saya."
Risa seketika kikuk, namun beruntung suara Rheya berhasil membuat atensi Abin beralih.
"Aku ijin mau nelfon seseorang dulu ya kak, permisi." gadis berambut pirang itu beranjak dari sana meninggalkan si kembar dan pemuda yang tidak terlalu tinggi itu.
"Maaf kalau menyela, tapi sepertinya Tuan Jeffan menunggu Nona Risa." kata Abin sambil menengok ke arah Jeffan yang bersandar pada pagar pembatas kaca. Jeffan yang sempat memperhatikan si kembar Lavercyn, lantas membuang mukanya ke arah lain..
"Yaudah, nitip Rosa ya, Bin." kata Risa berjalan meninggalkan pemuda itu bersama kembarannya.
Sepeninggal si adik kembar, Rosa jadi was-was. Ini pasti akal-akalan Abin untuk bisa bicara berdua dengannya. Rasanya tak mudah lagi bagi Rosa untuk menghabiskan tiramisu cakenya yang tinggal seperempat bagian.
"Lo kalo mau ngomong pake bahasa formal mending gausah. Gue ga bakal respon." interupsi si gadis blonde itu.
Abin terkekeh, tangannya sibuk mengutak atik alat komunikasi jarak jauhnya yang entah akan dia apakan. Rosa diam hanya menatapnya, sambil terus mengunyah makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Twins!
FanfictionFt. Idol 97line Jika umumnya anak kembar selalu punya sifat dan kegemaran yang sama, maka tidak dengan dua gadis kembar flaternal ini. Rosa dan Risa adalah dua gadis kembar yang punya banyak sekali perbedaan. . . . . . ©raihannisahayy, 2021