Update!! Mari ramaikan
••••
Dengan cepat, Risa menarik Rosa ke belakang lemari pajangan berisi piala ataupun pernak-pernik mahal lainnya. Tentunya, tanpa menghiraukan wajah Bara yang keheranan.
"Lo jadian kok nggak ngabarin gue sih anjir !?" desis Risa berbisik.
"Gue nggak jadian nyet!"
"Lah itu ngapain Bara kesini ??"
"Dia mau jemput gue. Minta ditemenin cari kado buat hadiah pernikahan."
"Udah nikah tuh anak ?!" Risa memasang raut wajah kaget dengan mulut yang ditutup menggunakan telapak tangan.
"hadiah pernikahan temennya, bukan kado anniversary tolol !" Rosa menyentil telinga kembarannya dengan keras.
Aksi mereka dipergoki oleh sang ibunda yang heran, mengapa si kembar belum kembali ke meja makan.
"Kak, dek...siapa yang dateng ?" kata Mami Dira sambil berkacak pinggang.
"Nggg--nganu mi, Rosa mau pergi."
"Tiba-tiba banget. Siapa sih yang dateng." Mami Dira berjalan ke ruang tamu dan menemukan sesosok pemuda berkulit putih dengan rambut hitamnya.
"ROSA !!" sang ibunda memanggil dengan datar namun bervolume tinggi.
"I-iya mi ?"
"Ini temennya kenapa nggak diajak makan dulu sih! Nggak sopan! Tamu itu di jamu." Mami Dira sudah marah-marah dan Risa malah terkikik senang.
"...aduh, maaf ya, tante udah coba ngajarin adab menjamu tamu ke mereka, tapi kadang si kembar emang gitu kelakuannya. Ngomong-ngomong ini siapa ya ?"
Bara tersenyum dan lantas mengangguk. "Saya Bara, tante." ucapnya memperkenalkan diri sambil menyalami ibunda si kembar.
"Kenalin, nama Tante Wendyra, panggil aja Tante Dira ya.."
"Mi, aku sama Bara mau langsung aja."
"Nggak sarapan dulu ? Ayo, sarapan bareng aja." ujar Mama Dira mengajak Bara untuk ikut makan bersama mereka.
"Wah terimakasih tawarannya Tante, tapi saya sudah sarapan tadi." tolak Bara halus.
"Yaudah, kalo gitu ngeteh aja dulu yuk.". Mami Dira dan paksaannya adalah sebuah hal yang biasa si kembar saksikan.
Bara pun menurut dan ikut ke ruang makan. Mata tajamnya bertemu dengan mata beralis tebal salah satu pemuda yang sedang duduk dengan ayah si kembar.
"Ini temannya kembar juga ya ?" sambut sang ayah yang sudah agak lama menunggu.
"Iya om, salam kenal saya Bara." ucapnya lagi.
Setelah dipersilahkan duduk, pemuda yang berprofesi sebagai koki itu akhirnya duduk disalah satu bangku.
Jika hari biasanya, meja makan milik keluarga Lavercyn itu akan kosong dua kursi kali ini semua bangku terisi.Bara yang memang enggan untuk ditawari makan akhirnya menyesap teh Rosela buatan ibunda si kembar. Dengan skill kata-kata manisnya, pemuda berkulit susu itu memuji-muji rasa minuman yang diberikan.
Mendengar respon positif dari tamunya, Mami Dira tentu senang. Dia menatap kedua pemuda itu bergantian.
"Kalo gini ,rasanya kaya udah punya menantu ya, Pa." celetuk Mami Dira santai.
Si kembar tersedak. Risa yang tengah menguyah daging didalam sajiannya sampai menelan potongan daging itu bulat-bulat saking terkejutnya. Dan kakaknya, Rosa, yang sedang menyeruput kuah santan yang ditambah sambal itu, kini harus merasakan kerongkongannya panas akibat tersedak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Twins!
FanfictionFt. Idol 97line Jika umumnya anak kembar selalu punya sifat dan kegemaran yang sama, maka tidak dengan dua gadis kembar flaternal ini. Rosa dan Risa adalah dua gadis kembar yang punya banyak sekali perbedaan. . . . . . ©raihannisahayy, 2021