6.1 . Eksistensi

1.2K 53 4
                                    

Aku terlahir dari keluarga sederhana. Hidup kami bahagia walaupun kami sangat kesusahan mungkin? Aku tidak terlalu mengingatnya. Aku hanya mengali memori masa laluku dan berusaha mengingat bagian yang ku lupakan.

Walaupun sangat sakit mengingat semua memori ini, tapi aku sedikit gila menginginkan penderitaan untuk diriku sendiri. Kepalaku hanya berisi kesenangan dengan menyakiti diriku sendiri, di saat kepalaku sakit dan perasaanku tidak nyaman dan tertekan.

Aku berusaha bersembunyi. Aku takut, bahwa aku sangat menyimpang dari yang lain. Hanya sebuah cerita berupa tulisan yang hanya menemaniku. 

Di masa lalu aku melihat diriku sendiri berada diantara ketidak pastian dalam hidupku. Aku tidak bisa memilih. Karena aku takut semuanya akan semakin memburuk. 

Sekarang aku tidak perlu takut lagi dalam ketidak pastian ini. Karena aku bukan diriku yang dulu lagi. Karena sekarang aku tidak terikat lagi seharusnya...

Membuka mataku dan melihat ayahku memeluk diriku dan mengunamkan "Yuu aku mencintaimu. Sangat mencintaimu Yuu..." dengan suara yang sedikit bergetar di dekat telingaku yang membuatku muak akan hidupku ini. 

Aku membenci diriku karena wajahku yang sangat mirip dengan Ibu, aku benci diriku sendiri yang selalu menjadi penurut dan membenci namaku 'Yuichiro' yang mirip dengan nama 'Yuichira" Ibuku. 

Jika Ibu tidak mencintai Ayah seharusnya tidak usah menikah dan membuat diriku duplikat darimu hanya ingin terbebas dari Ayah dan meninggalkanku. Lihatlah Ibu jika kau melihat diriku, karenamu aku harus menderita dengan hancurnya salah satu tendon kakiku dan kurungan kamar yang gelap yang membuat mentalku hancur dengan kelaparan dengan tidak bisa membantah perintah Ayah. 

Tidak bisa berteriak dan mengatakan kata-kata keinginanku, menjadi boneka rusak yang merawat pemiliknya sampai akhir hayatnya. Keinginan, cita-cita, lalu kebasan semua terengut oleh bayangan dirimu Ibu. Aku lelah dengan penderitaan dan keegoisan cinta menjadi obsesi Ayah yang semakin parah terus menyiksa tubuhku dengan luka yang baru dan keesokan harinya Ayah meminta maaf memanggil namamu dan memperlakukanku dengan baik. 

Hidup yang terus di putar bagaikan kaset rusak ini harusnya di buang karena tidak layak lagi. Aku terus berperilaku sepertimu Ibu agar aku bisa terus hidup tanpa penyiksaan dari Ayah yang terus-menerus dan melupakan eksistensiku yang sebenarnya siapa. Aku melupakan diriku ini siapa bahkan namaku. Yang bisa ku andalkan hanya Ayah yang penuh cinta selalu melukaiku, melecehkanku semedikian rupa karena mirip denganmu. 

Aku yang meneleponmu dan mengirim pesan berulang kali berharap engkau angkat dan membalasku, dan mengatakan tolong selamatkan diriku. Melihat dirimu tanpaku sadari aku ingin menghampirimu dan mengeluh dan meminta pertolonganmu di saat kamu keluar dari restoran dengan wajah bahagia dengan keluarga barumu, meninggalkan diriku dengan Ayah dadaku merasa sakit dan kembali ke tempat yang terkutuk yang di sebut rumah ini. 

Aku seperti memakan bertong-tong cuka setiap jantungku berdetak sangat sesak, delapan tahun aku berharap lalu menunggu pada akhirnya aku menyerah menerima nasib hidupku ini dan tersadar kenapa aku begitu bodoh, sejak awal eksistensiku tidak pernah ada dari awal. Namaku Yuichira bukan? Seperti katanya Yuichira itu pintar, cantik, baik hati, ceria, lembut, tidak pernah meninggikan suaranya, penyayang dan istri yang baik. Aku akan menjadi seperti Yuichira yang di inginkannya.

Kamu meninggalkanku di umur 6 tahun karena kamu tidak menyukaiku karena aku mirip sekali denganmu dan darahnya ada di tubuhku bukan Ibu? Aku menghabiskan 8 tahun hidupku dengan Ayah dengan harapan kamu kembali dan membawaku pergi dari rumah terkutuk itu. Aku bodoh sekali mengharapkan hal itu.

"Aku hancur hiks... Aku seharusnya sadar bahwa harapan kosong ini menjijikan. Tidak akan ada yang akan mengingatku dan mencintaiku. Berapa lama lagi aku harus bertahan? Ah... Aku menyukai lautan. Bagaimana dengan lautan menjadi tempat beristirahatku. Tubuhku tidak akan bisa di temukan bukan? Haruskah aku bersyukur bahwa tidak ada orang yang mengingat namaku yang sebenarnya." 

Kisah MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang