14.1 Eat You

947 31 0
                                    

Aku adalah penderita insomnia dan juga biapolar. Yang ku lakukan hanya menyibukkan diri sendiri. Berusaha tidur tetapi tidak bisa. Aku tidak ingin melakukan apapun. berfikir agar bisa tidur atau tidak mengakhiri hidupku yang tidak berguna ini.

Pada akhirnya pada umurku ke 20 tahun aku bisa keluar dari rumah orang tuaku. Perasaan tertekan memikirkan mereka, perasaan tertekan karena kata-kata mereka membuatku lelah dan mengalami banyak gangguan di tubuhku seperti percernaanku yang kadang sakit. Rasa sesak dan tidak bisa bernapas secara normalpun terasa sangat susah.

Ya ini mungkin efek samping dari kesehatan mentalku yang terganggu yang membuat kesehatan fisikku menjadi tidak normal.

Akhirnya aku tidak akan pernah mendengarkan lagi banyaknya kebisingan, makian, hinaan yang ada menjadi bayang-bayangan hidupku di sana setiap diriku terbangun.

Amane Yuichiro adalah namaku. Di saat umurku 7 tahun aku di vonis biapolar oleh dokter. Diriku juga memiliki saudara tiri bernama Shindo Mikaela yang dimana kami memakai nama ibu kami masing-masing dengan nama ayah kami Hyakuya dan itu juga bisa di pakai oleh Mikaela.

Diriku ini bukan siapa-siapa lagi. Aku tidak terikat apapun. Aku bebas, sangat bebas. Tidak ada lagi sakit fisik dan mental lagi yang akan diriku terima dari ibu karena marah dan mabuk. Tidak ada lagi ibu yang akan selalu membandingkan diriku dengan Mikaela karena kemampuan untuk melakukan sesuatu dan kepintaran. Tidak ada lagi rasa panas air yang tersiram di tubuhku. Tidak ada lagi tendangan karena kecacatan diriku.

Setelah aku bebas sekarang diriku ingin apa? Aku merasa lega dengan keluar dari rumah. Tapi aku sangat lelah dengan hidupku ini. Ini sangat aneh.

Aku menatap diriku di kaca yang tersenyum lebar dan bahagia tapi kenapa dadaku sakit. Sekarang wajahku terlihat datar tanpa emosi dengan perasaan campur aduk dan sedikit bahagia. Diriku merasa sangat aneh. Ya ini mungkin karena penyakitku.

Aku mengepalkan tanganku tanpa sadar dan melihat tanganku yang mengeluarkan darah karena pisau di tanganku tanpa bisa merasakan sakit. Aku tersenyum dengan mata binarku dan perasaan dadaku sangat bahagia sekali, sangat bahagia. Darah yang terus mengalir deras menetes ke dalam lubang wastafel ke tempat pembuangan.

Sepuluh menit sudah berlalu diriku merasakan sedikit rasa pusing. Mulai menyalahkan keran, air mengalir membasuh darah di pisau dan tanganku. Aku menaruh kembali pisau itu ke kotak kayu dengan beberapa foto dan kertas yang perlahan menguning dan beberapa anting tindikan telinga. Lalu menutupnya kembali dan menguncinya dengan mengacak-acak 4 angka kode tersebut.

 Lalu menutupnya kembali dan menguncinya dengan mengacak-acak 4 angka kode tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diriku melihat kembali ke kaca wajahku terlihat sedikit pucat. Ah benar-benar jelek sekali. Aku membenci wajah ini yang selalu ibuku benci. Wajahku yang mirip dengan ayahku. Yang di mana semua penderitaan ku ini berawal.

Melucuti pakaianku lalu membuangnya di keranjang pakaian kotor. Diriku berdiri di shower dan mulai menyalakan kran air.

Air mulai membasahi tubuh Yuichiro yang memiliki banyak jahitan dan luka siraman yang tak pernah hilang yang menjadi penanda dirinya di benci.

Diriku mulai mencakar belakang telingaku hingga berdarah. Anehnya rasa sakit tidak terasa. Sepertinya aku mati rasa sekarang. Sepertinya aku melupakan rasa sakit itu. Ah aku merasakan sedikit pusing mulai mematikan shower dan berjalan keluar dengan air yang terus mengalir di tubuhku dan berbaring di kasurku. Diriku tidak peduli dengan lantai yang basah, kasur yang basah dan dinginnya pendingin ruangan yang menepah tubuhku. Diriku menutup mata dan dalam pikiranku memikirkan beberapa skenario kematianku saat ini dengan mati kedinginan atau mati karena beberapa alasan gilaku yang lainnya lalu membawa mimpi itu sampai tertidur.

Terdengar kunci pintu di putar dan pintu terbuka. Seseorang masuk ke dalam rumah itu. Hari yang dingin dengan salju yang terus turun. Dia melepaskan sepatunya di depan pintu lalu melepaskan mantelnya di gantungan. Lalu berjalan masuk ke ruangan pintu yang sedikit terbuka dan mendorongnya dengan pelan.

Sosok itu mulai melangkah ke tubuh yang sedang tertidur terlanjang. Sosok itu hanya bisa menghela napas melangkah mencari kotak p3k yang berada di dapur. Mulai membuka kotak tersebut, mengambil obat-obatan lalu mengoleskan ke tangannya lalu memperbannya. Membersihkan semua kekacauan tersebut sosok itu mulai membenarkan posisi Yuichiro, lalu sosok itu melepaskan semua pakaiannya lalu masuk ke dalam ranjang dan memeluk Yuichiro. Yuichiro yang merasa sedikit hangat mulai mengusap-gusap kepalanya ke dada tersebut merasa nyaman dan aman di sana. Sosok itu hanya tersenyum melihat kelakuan yang berada di pelukannya itu lalu menyusulnya ke alam mimpi.

Pagi yang cerah matahari memasuki sebuah cela dan menyinari ruangan tersebut. Terlihat sudah jam 11.27 pagi. Terlihat mereka yang sedang tertidur tangan puas.

Anak laki-laki yang berambut gagak terbangun. Sangat terganggu dengan seseorang yang memainkan sesuatu di mulutnya membuatnya sedikit makin sedikit udara yang di terimanya. Melihat seseorang di sampingnya berambut pirang terus memainkan lidahnya hingga orang yang berada di bawahnya mengeluarkan air mata dengan wajah yang sayu memerah. Anak berambut pirang itu melepaskan ciumannya dan mengigit telinganya lalu menjilatnya dan mengatakan kata-kata dengan nada eksotis.

"Good morning Yuu-chan~" Ujarnya menjauh dan tersenyum tanpa merasa bersalah.

26/5/22

Kisah MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang