9. Ambigu

280 16 9
                                    

Sesampai di kamar, Gus segera menurunkan ku di atas kasur milikku
"Gus kenapa harus gendong Alya si?" Aku bertanya setengah protes

"Ya mau bagaimana lagi, kondisinya darurat" jawab Gus
"Gak gitu juga konsep nya Gus Azam....." aku mencubit pipi Gus azam karena gemas dengan tingkahnya

"Sakit Al....." Rengek Gus

aku melepaskan cubitannya

lalu Gus Azam segera melihat kaki ku

"eh-eh Gus mau ngapain" Aku panik saat Gus Azam ingin memegang kakiku dan melipat sedikit rok ku agar kaki ku yang terluka kelihatan

"Saya mau ngecek kaki kamu" ucap Gus

"Emang kamu kira saya mau ngapain?" Gus Azam tersenyum menggoda Alya

"ya..gak tau" kan jadi malu sendiri karena pertanyaan tadi

"saya buka boleh?" Tanya Gus Azam

"Buka apa?"

"Kaus kakinya Alya..."

"hm" aku mengangguk mengangguk

"Astaghfirullah kenapa otakku jadi eror gini si!" gumam ku dalam hati

Gus membuka kaus kaki ku lalu dia juga membuka perban yang melilit di kaki ku

"astaghfirullah halazim ya, kaki kamu..." Ucap Gus setelah perbannya dibuka

"aw" aku berteriak saat Gus menyentuh salah satu bagian yang sakit di kakiku

"maaf-maaf" ucap Gus dan Gus segera mengambil krim dan obat dari dokter untuk ku

"kamu tadi sudah minum obatnya?" Tanya Gus sambil mengoleskan krim di kaki ku

aku menggeleng tanda bahwa aku belum meminum obatnya

"belum makan juga kan?" Gus Azam bertanya lagi

"belum" jawabku

"Gus, pelan-pelan di situ sakit banget" aku menunjuk ke salah satu sisi di kakiku yang sedang di sentuh oleh Gus

"Iya, ini juga saya sudah pelan-pelan"

aku melihat wajah Gus Azam dengan lekat (mentang-mentang udah halal) nampak sekali
wajahnya sedang khawatir

"Gus..." panggil ku

"hm.., iya "

"Gus gak papa..?"

"Saya baik-baik saja" jawabnya

Setelah di selesai memasang kembali perban di kakiku dia segera bergegas keluar

"Gus mau kemana?"

"ngambil makanan"

Saat Gus membuka pintu kamarku ternyata didepannya mama sudah berdiri dengan membawa satu piring berisi nasi dan satu piring berisi kue

"Gimana keadaan Alya" tanya mama ke Gus Azam

"Kakinya sudah saya obati ma" jawab Gus Azam

"Ya sudah, ini makanan untuk Alya, untuk kamu biar mama ambilkan lagi" mama menyerahkan kedua piring itu kepada Gus

"ma, untuk saya biar saya sendiri yang ambil"

"Ya sudah, kalo gitu mama kebawah dulu ya. Jagain Alya " ucap mama lalu segera pergi

***
POV author

"kamu makan dulu," Gus Azam baru saja ingin menyuapi alya tapi ternyata orangnya sudah memejamkan mata bahkan dengan riasan yang masih menempel di wajahnya

Pilihanku & Gus AzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang