11. Mengungkapkan nya

226 12 3
                                    

Dia melihatku dengan pekat dan tersenyum dengan manis.

aku pun yang menyadari nya, langsung berlari kearah laki-laki itu dan

Bruk

Aku memeluknya dia pun membalas pelukan ku

"kakak" ucapku sambil meneteskan air mata

"Assalamualaikum" ucap kak Reza

"Waalaikumsalam" jawab ku lirih

"Udah meluk nya, gak enak diliatin orang " ucap kakak ku

aku melepaskan pelukannya dan

Bughh...

Sebuah bogeman mendarat di wajah kakak ku

"Gus!" aku setengah berteriak, refleks aku langsung menahan Gus Azam yang seperti ingin melanjutkan pukulannya. Ketika aku memegang tangan nya dia menepis tanganku

"kenapa kamu membalas pelukannya? Didepan suami mu sendiri?!" Gus Azam setengah berteriak

"gus, apa salah kalau aku membalas pelukan kakak kandung ku sendiri?"

Pertanyaan itu berhasil membuat Gus Azam terdiam
Singkat kata Gus Azam ternyata salah paham

"Kakak kandung?"

"Iya, saya reza kakak nya alya" jawab kak Reza dengan menekan pada kakak

Pantesan Gus Azam ngiranya laki-laki lain, kan kak Reza gak ada waktu pernikahan Alya sama Gus Azam.

Setelah itu Gus minta maaf dan kak Reza memaafkannya

"saya sangat berterima kasih, karena dengan tanda ini kamu membuktikan bahwa kamu benar-benar melindungi adik saya" ucap kakak sambil menunjuk kearah wajahnya yang dipukul oleh Gus Azam tadi.

akhirnya mereka baikan dan aku mengajaknya masuk ke ndalem

aku dan Gus Azam menjamu kakak ku dengan baik sebab ini adalah pertama kali Gus Azam bertemu dengan kakakku setelah pernikahan kami dan umi Abi pun tidak ada di ndalem.

kakak di pesantren sampai dengan malam hari saat kakak ingin pamit pulang Gus tidak bisa ikut ngantarnya sampai ke depan karena dia di panggil oleh petugas keamanan untuk membicarakan soal listrik di pos . Jadilah hanya aku yang mengantar kakak

"Dek," didepan mobil kakak menyerahkan amplop besar berwarna coklat kepadaku

"Apa ini?"

"hasil tes mu" jawab kakak

"serius,?!"

"Iya, kakak yakin kamu pasti lupa bahwa kamu menulis alamat kita saat mengisi form itu"

"oh iya, "

"sebelum kamu buka dan baca hasil nya, apa kamu siap? Dengan resiko apapun yang akan kamu hadapi dan keputusan apa yang akan kamu ambil?. Papa, mama dan kakak selalu dukung setiap keputusan yang kamu ambil" ucap kakak

Dan itu berhasil membuatku sedikit menjadi takut lagi dengan apa isi dari amplop ini

"kakak pamit, jaga dirimu. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" aku menyalami tangannya dan dia mengelus kepala ku

***

ku buka segel yang menutup rapat amplop itu, dengan hati-hati aku menarik kertas yang ada di dalam amplop itu.

Aku membaca namaku yang tertera di amplop itu dan ada kata "lulus" dalam bahasa Inggris yang menyatakan aku benar-benar diterima di universitas itu

Ternyata ada surat kedua yang terlampir disana.

Pilihanku & Gus AzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang