18. Bagaimana mungkin

139 9 2
                                    

Maaf baru up sekarang

Happy reading  all

.

.

.

.

Malam ini malam terakhir sebelum Gus Azam kembali ke indonesia. Gus Azam pergi keluar bersama alya bergandengan tangan bak tali yang sudah terikat dengan simpul mati, menikmati suasana langit sore yang indah diterpa angin dingin, raut bahagia terukir di wajah kedua insan yang saling jatuh cinta untuk kesekian kalinya. 

Sekejap terlintas di pikiran alya bahwa dia belum benar-benar menjadi istri seutuhnya bagi gus azam, rasa bersalah kembali masuk kehati alya, sebab sampai saat ini dia belum melakukan hal yang seharusnya sudah sepatutnya dilakukan nya dengan gus azam karena gus azam masih setia menunggu persetujuan alya. Berapa tahun pernikahan ini sudah di jalankan dan hanya ciuman yang menjadi penghubung hubungan intim mereka. 

"gus maafin alya" ucap Alya tiba-tiba

"buat apa sayang?" gus azam bingung

"alya belum benar-benar menjadi istri gus"

gus azam menungkup wajah alya dengan kedua tangan nya agar alya memandang wajahnya

"alya, saya akan selalu menunggu sampai kamu siap dan kamu tidak perlu minta maaf saya benar-benar ikhlas menunggu"

seketika itu alya meneteskan air matanya lalu segera di hapus oleh gus azam dan ia memberikan senyuman kepada alya. ya allah suami ku ganteng banget... gumam alya dalam hati. Terlintas dibenak Alya, bahwa bagaimana kalau mereka melakukannya malam ini? apakah gus azam siap? atau alya sendiri siap?

"sayang, malam ini kita nginep di hotel yang dekat sama bandara kamu mau kan?" ucap gus azam

"gus serius?, barang -barang gus gimana?"

"tadi saya minta tolong ke uncle buat anterin ke hotel sekalian pesan kamar untuk kita"

"wah gus, kamu gercep ya ternyata"

"iya dong" ucap gus azam sambil tersenyum dan merangkul alya dengan lembut.

Alya mengajak gus Azam ke restoran yang ada dipinggir jalan, mereka memesan dan menikmati hidangan dengan romantis, lalu kembali menyusuri jalanan kota, bertemu dengan orang-orang yang mencari penghasilan dengan bakat bermusiknya, kota yang indah dengan nuansa yang clasik. 

Malam tiba mereka naik angkutan umum untuk menuju hotel gus azam mengatakan bahwa besok dia akan berpisah dengan alya di bandara dan mengatakan bahwa ini kali terakhirnya menemui alya di Belanda dan dia akan menunggu alya di Indonesia. gus azam juga bilang bahwa, janji itu adalah hutang, tapi alya tidak perlu memaksakan nya, cukup selesaikan dengan baik dan tetap ingat bahwa ada seseorang yang sedang menunggunya.

sesampainya di hotel, mereka langsung ke resepsionis dan meminta kunci kamarnya. Pegawai hotel mengantarkan mereka ke kamar yang akan mereka tempati, dan alya terkejut bahwa gus azam memesan sweet room hanya untuk satu malam?, gus Azam tersenyum melihat kebingungan Alya. Saat memasuki kamar itu alya takjub dengan dekorasi yang manis dan elegan dari kamar tersebut, berdua dengan gus azam di kamar hotel yang sweet membuat jantung alya tidak bisa dikendalikan, mungkin begitu juga dengan gus azam. Mereka melepas mantelnya dan gus azam pamit ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya lalu setelah selesai giliran alya yang membersihkan diri, sementara gus azam menunggu sambil duduk diatas kasur.  Alya berpikir keras di dalam kamar mandi , tentang apa yang akan dilakukan gus Azam setelah ini? ia menagkupkan telapak tangan nya di kepala lalu seketika sesuatu yang dia lihat menyadarkan nya.

Alya keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah gus azam lalu..

"Gus" satu kata alya yang membuat gus azam terdiam dan takjub melihat sosok wanita yang ada didepannya.

Pilihanku & Gus AzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang