3. Rasa yang rumit

326 14 3
                                    

Malam hari ku

Baru kali ini aku merasakan perasaan yang sulit di lukiskan dengan kata-kata, sedih, kacau kesepian dan apalah itu intinya sekarang mood ku sedang turun. Aku duduk diatas ranjang (tempat tidur tingkat 2, aku ditempatkan di tingkat bawah) yang ditunjuk ustadzah tadi sebagai tempat tidurku, aku merenungkan semua yang akan hilang dari hidupku, duduk termenung menghadap ke didinding.

Hingga renunganku terhenti saat sebuah tangan tiba-tiba menjulur di depan ku

"assalamualaikum ukhti, perkenalkan saya nurul" ucap orang itu, saat aku mendengat suara itu Rasanya tidak asing lagi dan nama itu?, ya Allah apakah aku benar? Saat aku menyadari sesuatu

Dan saat aku menoleh kearah suara itu berasal, ternyata aku benar! Aku langsung memeluk sosok wanita yang bernama nurul itu dan diapun membalas pelukanku dengan erat,

"salam ku nggak dijawab nih?" ucap nurul saat berada didalam pelukan

"waalaikumsalam" aku menjawab dan meneteskan air mataku.

"rul. Aku kangen banget sama kamu"

"sama, aku juga kengen banget sama kamu al"

Lalu kami mengakhiri pelukan kami, dan nurul memperkenalkanku kepada teman -teman yang dia bawa tadi

"oh iya al, kenalin ini Nadia dan ini Nadira" nurul memperkenalkan mereka pada ku dan kami berjabat tangan

"kalian kembar?" tanyaku, aku menyimpulkan bahwa mereka kembar karena dari wajahnya yang sama tingginya juga sama, pokoknya mirip banget.

"iya, tapi aku kakak nya"jawab nadia dengan senyum manisnya

Setelah itu kami bertukar cerita dikamar, dilengkapi dengan tawa dan kehangatan yang menenangkanku,

"ini serius kan kita ber-4 sekamar?" aku belum yakin

"iya alya...."jawab nadira,

"dan aku yang tidur diatas mu" ucap Nadia

Kami pun tertawa bersama hingga adzan isya berkumandang,

"al, kita harus kemasjid sekarang." Ucap nadira

Aku mengangguk, lalu kami bersiap dengan mukena dan sajadah masing-masing setelah itu langsung menuju ke masjid di pesantren.

Perasaan ku sekarang lebih tenang, karena akhirnya aku berjumpa dan bersama lagi dengan sahabat ku Nurul.., aku tidak pernah menyangka bahwa akan satu pesantren dengan nurul. Kekhawatiran ku kini berkurang, berjalan menuju masjid bersama mereka membuat ku merasa hidup kembali.

"kamu cantik banget si al," nadia memuji ku saat kami sedang berjalan menuju masjid

"makasihh, kalian juga cantik ko"

"kalian ngerasa nggak si, kalo orang-orang yang lewat tuh lagi merhatiin kita?" kali ini nurul yang bicara

"iya, aku juga ngerasa kayak gitu, emangnya ada yang salah ya sama kita?" ucap ku lalu memperhatikan penampilanku sendiri

Kami ber-4 menggelangkan kepala tandanya tidak ada yang salah, tapi kenapa orang-orang itu memperhatikan kita, setelah ada 3 orang santriwan yang melewati kami, kami sempat tidak percaya dengan apa yang mereka katakana tapi jika itu faktanya, aku sangat bersyukur kepada allah karena telah menciptakanku.

"masya Allah, calon bidadari syurga" ucap salah seorang santriwan

"cantik banget" ucap teman satunya

Kalian tau apa yang aku lakuin?, aku salting sembari mengucapkan syukur kepada allah karena memberikan ku kepercayaan. Setelah sampai dimasjid kami melaksanakan sholat isya berjamaah.

Pilihanku & Gus AzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang